Aku lelah terluka...
Aku lelah terus berusaha menjadi apa yang kau mau,
Aku lelah mengikuti apa yang sudah ku coba menjalaninya.
Seharga kah apa yang ku lakukan baginya dengan sikapnya yg tiba-tiba menghilang?...
Pantaskah sebuah jalinan yang berdiri diatas dasar kepercayaan,tumbang begitu mudahnya?..
Layakkah aku terus bertahan dan mempertahankan semuanya,jika kini aku ditinggalkan begitu saja?..
Dia ajarkan aku cara berkomunikasi memecahkan persoalan berdua,
Namun dia pun ajarkan padaku cara mengakhirinya tanpa ada komunikasi untuk membicarakannya,
Dia ajarkan padaku untuk terus mempercayainya diatas cintanya terhadapku,
Tetapi dia juga ajarkan padaku cara memvonis tanpa azas praduga tak bersalah.
Apa aku salah jika aku pun kecewa karena sikapnya?..
Apa aku salah jika aku menuntut hak untuk memberi penjelasan sebelum dia mengambil keputusan?..
Kalau lah aku sudah tidak bisa dia percaya,aku terima..
Kalau lah aku sudah dianggap tak menepati janji,aku terima..
Tetapi apa aku salah jika menuntut hak ku tuk mengemukakan pendapat,alasan atau apapun sebutannya,agar semuanya jelas dan tidak hanya dugaan-dugaan belaka?..
Apa aku salah menuntut hak ku untuk duduk berdua membicarakan persoalan ini dengan baik-baik sampai semuanya jelas?..
Bukan begini caranya untuk mengakhiri...
Kecuali itu cara mu mengakhiri agar tiada dipersalahkan,
Agar siapapun menganggap ku bahwa aku lah yang paling pantas dipersalahkan.
Yang mengalun memecah sunyi,tatkala kesendirian merasuk dan manakala hati terbuai dalam balur tak bernama..Tersenyum sendiri..Terbuai mimpi..Lalu terhenyak sirna tanpa kata.
18 Juni 2009
Apa memang sudah...
Apa memang sudah tak bisa diperbaiki lagi...
Ketika curiga lebih besar untuk mengambil keputusan sendiri,
Manakala seolah selalu mencari kesalahan untuk menyalahkan,
Manakala lebih memilih mengakhiri tanpa penjelasan?..
Apa memang sudah seperti ini yang dipilih...
Pergi tanpa memberi penjelasan,
Hilang tanpa membuka diri mempertanyakan,
Apa memang ini caranya untuk mengakhiri?..
Selalu kah harus wajib lapor seperti tahanan kota?..
Ketika curiga lebih besar untuk mengambil keputusan sendiri,
Manakala seolah selalu mencari kesalahan untuk menyalahkan,
Manakala lebih memilih mengakhiri tanpa penjelasan?..
Apa memang sudah seperti ini yang dipilih...
Pergi tanpa memberi penjelasan,
Hilang tanpa membuka diri mempertanyakan,
Apa memang ini caranya untuk mengakhiri?..
Selalu kah harus wajib lapor seperti tahanan kota?..
16 Juni 2009
Kemana dirimu...
Telah kucari ke sudut-sudut banyak hati...
Ke hati yang mungkin ada dirimu serta tentangmu,
Kemana ku cari lagi yang memiliki hati sepertimu padaku,
Aku tak jua bertemu.
Kemana lagi musti ku cari...
Bertahun yang lalu aku teramat letih memanggul perasaan ini,
Entah bagimu itu salah ataukah karena memang aku yang tak setia menunggumu,
Aku terlanjur letih.
Tetapi aku tidak menyerah mencarimu...
Walau mungkin sisa hatiku tak lagi utuh untukmu,
Sebab terlalu lamanya engkau pergi tanpa kabar,
Hingga aku begitu redup menjaga segenap harapanku bersamamu.
Kini...
Aku memang telah menemukanmu,
Walau kenyataannya tak seperti yang ku harapkan,
Namun aku rela menerima dengan apa yang telah terjadi,
Aku mencintaimu bukan karena status apapun darimu,
Aku mencintaimu dengan hatiku.
Ke hati yang mungkin ada dirimu serta tentangmu,
Kemana ku cari lagi yang memiliki hati sepertimu padaku,
Aku tak jua bertemu.
Kemana lagi musti ku cari...
Bertahun yang lalu aku teramat letih memanggul perasaan ini,
Entah bagimu itu salah ataukah karena memang aku yang tak setia menunggumu,
Aku terlanjur letih.
Tetapi aku tidak menyerah mencarimu...
Walau mungkin sisa hatiku tak lagi utuh untukmu,
Sebab terlalu lamanya engkau pergi tanpa kabar,
Hingga aku begitu redup menjaga segenap harapanku bersamamu.
Kini...
Aku memang telah menemukanmu,
Walau kenyataannya tak seperti yang ku harapkan,
Namun aku rela menerima dengan apa yang telah terjadi,
Aku mencintaimu bukan karena status apapun darimu,
Aku mencintaimu dengan hatiku.
Bersama cintamu...
Ku lewati tanpa sedikitpun menyesal...
Mungkin pernah aku tersayat kecewa,
Mungkin pernah aku diam letih menjaga,
namun tiada pernah aku rela mengacuhkanmu.
Perhatianku memang terpecah...
Dilema kehidupan nyata telah menempatkan aku begini,
Aku memang terseok-seok,
Tetapi aku tetap selalu berusaha bertahan semampuku.
Engkau cintaku yang pernah hilang...
Engkau hati dari pengharapan yang pernah luluh,
Engkau kesepianku yang pernah terindukan,
Engkau jua mimpi yang pernah tak tergantikan.
Jika dalam hal ini aku di tuduh salah,aku terima aku salah...
Tetapi apa dan bagaiman aku di tuduh salah?..
Sedang aku tak berdaya merengkuh lagi cintanya,
Karena memang aku mencintainya..
Mungkin pernah aku tersayat kecewa,
Mungkin pernah aku diam letih menjaga,
namun tiada pernah aku rela mengacuhkanmu.
Perhatianku memang terpecah...
Dilema kehidupan nyata telah menempatkan aku begini,
Aku memang terseok-seok,
Tetapi aku tetap selalu berusaha bertahan semampuku.
Engkau cintaku yang pernah hilang...
Engkau hati dari pengharapan yang pernah luluh,
Engkau kesepianku yang pernah terindukan,
Engkau jua mimpi yang pernah tak tergantikan.
Jika dalam hal ini aku di tuduh salah,aku terima aku salah...
Tetapi apa dan bagaiman aku di tuduh salah?..
Sedang aku tak berdaya merengkuh lagi cintanya,
Karena memang aku mencintainya..
Cintamu itu hanya Untukku...
Terkadang harus melewati banyaknya ritangan kecil...
Perselisihan pendapat,kesalahfahaman pun tak terelakkan,
Tetapi cintamu itu untukku bukan?..
Ya...itu yang terucap untukku.
Hanya untukku...
Seperti yang ku dengarkan dan yang ku jalani bersamamu,
Tak peduli meski melalui curamnya jalan,
Tak peduli setiap saat kehancuran pun menguntit,
Tetapi aku selalu meyaqinkan diriku tentangmu.
Bertahankah kau mencintaiku seperti aku mempertahankannya?...
Lewati waktu sampai pernah engkau menghilang di persimpangan,
Aku pun tetap jua menunggumu sampai kita kembali di satukan,
Meski dalam saat dan keberadaan yang kecut bagiku.
Akan tetapi aku masih mencintaimu...
Hingga kata-kata itu tenggelam disetiap kedekatan kita lewati waktu,
Terpisahnya jarak bak hanya soal badani,
Aku mencintaimu sampai tak lagi bisa ku katakan lagi seberapa besar itu ku jalani,
Hingga kini..
Perselisihan pendapat,kesalahfahaman pun tak terelakkan,
Tetapi cintamu itu untukku bukan?..
Ya...itu yang terucap untukku.
Hanya untukku...
Seperti yang ku dengarkan dan yang ku jalani bersamamu,
Tak peduli meski melalui curamnya jalan,
Tak peduli setiap saat kehancuran pun menguntit,
Tetapi aku selalu meyaqinkan diriku tentangmu.
Bertahankah kau mencintaiku seperti aku mempertahankannya?...
Lewati waktu sampai pernah engkau menghilang di persimpangan,
Aku pun tetap jua menunggumu sampai kita kembali di satukan,
Meski dalam saat dan keberadaan yang kecut bagiku.
Akan tetapi aku masih mencintaimu...
Hingga kata-kata itu tenggelam disetiap kedekatan kita lewati waktu,
Terpisahnya jarak bak hanya soal badani,
Aku mencintaimu sampai tak lagi bisa ku katakan lagi seberapa besar itu ku jalani,
Hingga kini..
10 Juni 2009
Jangan Menangis,cinta...
Jangan menagis ya,cinta...
Aku tak ingin kau bersedih dengan apa yang terjadi,
Jujur aku tak bisa melihatmu seperti ini,
Jujur aku tak bisa melihatmu terus larut dengan derita mu.
Bukannya aku melarangmu tuk tak menangis,cinta...
Aku hanya tak kuasa melihatmu begitu berat menanggungnya sendirian,
Aku ingin kau mau membaginya bersamaku,
Izinkan aku tuk mendengarkan semua keluh-keluhmu.
Percayalah padaku,cinta...
Bersandarlah di bahuku dan menangislah sepuasmu di dekapku,
Sungguh bila itu yang bisa membuatmu jauh lebih nyaman,
Aku bersedia bersamamu.
Jangan menangis lagi,cinta...
Meskipun setidaknya itu mampu melodangkan setiap sesak di dada,
Walaupun itu akan mengeringkan airmata dan tak mengusir penatmu sedikitpun,
Izinkan aku membasuh perihmu dengan apa yang bisa ku lakukan buatmu..
Mendekatlah padaku,cinta...
Biarkan semuanya usai di dekapku,
Agar engkau kembali ceria seperti yang ku tahu selama ini,
Agar tak muram segala cahaya mu menjadi jelaga memerih hati.
Aku tak ingin kau bersedih dengan apa yang terjadi,
Jujur aku tak bisa melihatmu seperti ini,
Jujur aku tak bisa melihatmu terus larut dengan derita mu.
Bukannya aku melarangmu tuk tak menangis,cinta...
Aku hanya tak kuasa melihatmu begitu berat menanggungnya sendirian,
Aku ingin kau mau membaginya bersamaku,
Izinkan aku tuk mendengarkan semua keluh-keluhmu.
Percayalah padaku,cinta...
Bersandarlah di bahuku dan menangislah sepuasmu di dekapku,
Sungguh bila itu yang bisa membuatmu jauh lebih nyaman,
Aku bersedia bersamamu.
Jangan menangis lagi,cinta...
Meskipun setidaknya itu mampu melodangkan setiap sesak di dada,
Walaupun itu akan mengeringkan airmata dan tak mengusir penatmu sedikitpun,
Izinkan aku membasuh perihmu dengan apa yang bisa ku lakukan buatmu..
Mendekatlah padaku,cinta...
Biarkan semuanya usai di dekapku,
Agar engkau kembali ceria seperti yang ku tahu selama ini,
Agar tak muram segala cahaya mu menjadi jelaga memerih hati.
Aku dan dunia,bagiku..
Hempaskan saja semua gundah yang meneteskan airmata...
Buang jauh segenap buruk sangka jiwa tentang kisah hari esok,
Luluh lantakkan saja segala berita pengguncang hati mu biar tak rapuh,
Kembalilah..kembalilah..
Dengarkan suara kesadaran hatimu...
Dimana jauh didasar pemahaman juga rasa hatimu pun tak berdaya,
Mungkin hanya diam tanpa kata saja yang menjadi pilihan terbaikmu saat ini,
Cukup diam dan diam lah tuk fahami dan meredam segenap perih di hati.
Yaqinlah...
Yaqinkan hati mu betapa segala yang selama ini mudah kau dapatkan adalah godaan,
Betapa segala kesakitan dan dilemanya yang sekarang menimpa juga adalah godaan,
Namun mungkin itu hanya gelitik kecil untuk di sadari..
Betapa bersyukur atau tidaknya kah dengan semua yang kau miliki.
Yaqinlah...
Jangan hanya selalu mengeluh jika sedikit saja di cubit oleh-Nya,
Tetapi ingat dan sadari lah baik-baik apa yang telah Dia hamparkan untukmu selama ini,
Sebandingkah kesenangan yang kau dapatkan dengan sedikit cubitan kecil-Nya?..
Yaqinlah...
Lebih baik tidak menjadi rakus dengan terus meminta tanpa berterimakasih,
Daripada selalu rakus dengan apa yang telah di miliki tanpa mensyukurinya,
Apalagi hanya sibuk meminta dan mengeluh.
Lupa kah aku...
Jika meminta setelah di kabulkan justru membanggakan diri dan lupa diri,
Jika di uji sedikit saja sudah mengeluhnya seperti tak pernah dituruti setiap meminta,
Tak malu kah kamu menatap-Nya dengan rakusmu itu?..
Tak malu kah kamu lupa diri bahwa semua yang ada padamu adalah rohmat-Nya?..
Buang jauh segenap buruk sangka jiwa tentang kisah hari esok,
Luluh lantakkan saja segala berita pengguncang hati mu biar tak rapuh,
Kembalilah..kembalilah..
Dengarkan suara kesadaran hatimu...
Dimana jauh didasar pemahaman juga rasa hatimu pun tak berdaya,
Mungkin hanya diam tanpa kata saja yang menjadi pilihan terbaikmu saat ini,
Cukup diam dan diam lah tuk fahami dan meredam segenap perih di hati.
Yaqinlah...
Yaqinkan hati mu betapa segala yang selama ini mudah kau dapatkan adalah godaan,
Betapa segala kesakitan dan dilemanya yang sekarang menimpa juga adalah godaan,
Namun mungkin itu hanya gelitik kecil untuk di sadari..
Betapa bersyukur atau tidaknya kah dengan semua yang kau miliki.
Yaqinlah...
Jangan hanya selalu mengeluh jika sedikit saja di cubit oleh-Nya,
Tetapi ingat dan sadari lah baik-baik apa yang telah Dia hamparkan untukmu selama ini,
Sebandingkah kesenangan yang kau dapatkan dengan sedikit cubitan kecil-Nya?..
Yaqinlah...
Lebih baik tidak menjadi rakus dengan terus meminta tanpa berterimakasih,
Daripada selalu rakus dengan apa yang telah di miliki tanpa mensyukurinya,
Apalagi hanya sibuk meminta dan mengeluh.
Lupa kah aku...
Jika meminta setelah di kabulkan justru membanggakan diri dan lupa diri,
Jika di uji sedikit saja sudah mengeluhnya seperti tak pernah dituruti setiap meminta,
Tak malu kah kamu menatap-Nya dengan rakusmu itu?..
Tak malu kah kamu lupa diri bahwa semua yang ada padamu adalah rohmat-Nya?..
Hatiku padamu..
Hatiku..hatiku...
Kadang gembira pun terkadang susah,
Kadang gelisah kadang merutuk diam-diam juga,
Hatiku..hatiku..
Apa hatiku juga sebagian seperti hatimu?...
Apa isi hatiku sebagian pula seperti hatimu?...
Hatiku..hatiku...
Hati yang selalu belajar untuk tabah dan setia,
Hati yang selalu belajar sabar dan menjadi sadar,
hati yang selalu belajar menetapi kepercayaan dan meningkatkannya.
Hatiku..hatiku...
Hatiku padamu adalah makna sisi hati yang lain,
Seperti menyisakan ruang tersendiri yang tak tersentuh,
Hati ku dan hatimu lah yang menghuni nya..
Kadang gembira pun terkadang susah,
Kadang gelisah kadang merutuk diam-diam juga,
Hatiku..hatiku..
Apa hatiku juga sebagian seperti hatimu?...
Apa isi hatiku sebagian pula seperti hatimu?...
Hatiku..hatiku...
Hati yang selalu belajar untuk tabah dan setia,
Hati yang selalu belajar sabar dan menjadi sadar,
hati yang selalu belajar menetapi kepercayaan dan meningkatkannya.
Hatiku..hatiku...
Hatiku padamu adalah makna sisi hati yang lain,
Seperti menyisakan ruang tersendiri yang tak tersentuh,
Hati ku dan hatimu lah yang menghuni nya..
Aku mencintaimu..
Jika kata ini adalah yang terindah...
Maka tak ada kata lagi yang terindah menandinginya,
Dan bila kata ini adalah kata termahal..
Pun kata ini adalah kata yang tiada banding harga nya.
Aku Mencintaimu...
Meski langit telah gelap menjadi lalangan mata menumpu pandang,
Meski angin telah pula menyibakkan sejuk alirannya merebak,
Dan meski Mendung terus berulang ganti menyilat dilema jiwa,
Mencinta dan dicinta adalah hal yang sungguh-sungguh teramat sangat terindah..
Maka tak ada kata lagi yang terindah menandinginya,
Dan bila kata ini adalah kata termahal..
Pun kata ini adalah kata yang tiada banding harga nya.
Aku Mencintaimu...
Meski langit telah gelap menjadi lalangan mata menumpu pandang,
Meski angin telah pula menyibakkan sejuk alirannya merebak,
Dan meski Mendung terus berulang ganti menyilat dilema jiwa,
Mencinta dan dicinta adalah hal yang sungguh-sungguh teramat sangat terindah..
Tetaplah bersamaku...
Jangan kau pergi...
karena aku tak lagi bisa menjaga mu jika kau pergi,
Hingga aku juga tak lagi mendengarkan ceria mu,
Cerewetmu juga manjamu lagi.
Jangan pernah kau yakini aku pergi darimu...
Sebab aku tak pernah ingin kau pergi kapanpun,
Hingga kita sudah tak lagi bisa saling menjaga,
Sampai tiada daya dan kuasa lagi tuk saling tak mencinta.
Tetaplah bersamaku...
Tak ada lagi yang lain bisa menyisihkan perasaan kita,
Biar badan terpisah bila memang itu relita,
Tetapi tidak dengan semua cinta bukan?...
karena aku tak lagi bisa menjaga mu jika kau pergi,
Hingga aku juga tak lagi mendengarkan ceria mu,
Cerewetmu juga manjamu lagi.
Jangan pernah kau yakini aku pergi darimu...
Sebab aku tak pernah ingin kau pergi kapanpun,
Hingga kita sudah tak lagi bisa saling menjaga,
Sampai tiada daya dan kuasa lagi tuk saling tak mencinta.
Tetaplah bersamaku...
Tak ada lagi yang lain bisa menyisihkan perasaan kita,
Biar badan terpisah bila memang itu relita,
Tetapi tidak dengan semua cinta bukan?...
Rah451a Rinduku padamu...
Memang begitu rapat ku simpan di hati...
Hingga aku merasa itu tempat ternyaman menyimpannya,
Tak peduli meski siapa hendak berusaha menguak,
Rinduku sudah berkalang gegap.
Rahasia rinduku ini adalah rahasia rasa sayangku padamu...
Tak ku kuak karna takkan mampu ku nyatakan seberapa besarnya,
Tak terukur seberapa dalam ku terbebat karenanya,
Rinduku padamu laksana tiada lagi terwakili oleh kata-kata.
Hingga aku merasa itu tempat ternyaman menyimpannya,
Tak peduli meski siapa hendak berusaha menguak,
Rinduku sudah berkalang gegap.
Rahasia rinduku ini adalah rahasia rasa sayangku padamu...
Tak ku kuak karna takkan mampu ku nyatakan seberapa besarnya,
Tak terukur seberapa dalam ku terbebat karenanya,
Rinduku padamu laksana tiada lagi terwakili oleh kata-kata.
09 Juni 2009
Percengkramaan Lara
Hai,luka...
Apa yang sudah kau perbuat atas hatiku?..
Apa yang sudah kau taburkan diatas kecewa ini?..
Hai,luka...
Apa cuma begitu saja keperihan yang engkau tabur?..
Apa cuma begitu saja yang kau bisa?..
Hai,luka...
Beri aku luka yang lebih hebat dari yang kau bisa,
Beri aku luka yang tak semua orang mampu menjalaninya,
Kalu memang itu bisa membuatmu puas mengecewakanku.
hai,luka...
Jika memang engkau adalah satu-satunya jalan tersulit untuk mencapai kehormatan,
Maka aku adalah salahsatu yang kan ada di jalanmu,
Bagiku lebih baik memperjuangimu daripada tak terhormat,
Mati biar mati daripada mati menanggung malu yang teramat sangat memalukan.
Apa yang sudah kau perbuat atas hatiku?..
Apa yang sudah kau taburkan diatas kecewa ini?..
Hai,luka...
Apa cuma begitu saja keperihan yang engkau tabur?..
Apa cuma begitu saja yang kau bisa?..
Hai,luka...
Beri aku luka yang lebih hebat dari yang kau bisa,
Beri aku luka yang tak semua orang mampu menjalaninya,
Kalu memang itu bisa membuatmu puas mengecewakanku.
hai,luka...
Jika memang engkau adalah satu-satunya jalan tersulit untuk mencapai kehormatan,
Maka aku adalah salahsatu yang kan ada di jalanmu,
Bagiku lebih baik memperjuangimu daripada tak terhormat,
Mati biar mati daripada mati menanggung malu yang teramat sangat memalukan.
Aku Bukan Pendendam
Meski aku terluka begini...
Bukan berarti aku mendendam padamu,
Biarpun perih dan ku akui membuatku kecewa,
Namun pantaskah aku membencimu?...
Aku bukan pendendam...
Aku juga tak mau jadi pendendam atau terus membenci mu,
Toh untuk apa ku benci dirimu jika aku pun tetap terluka?..
Untuk apa membenci kalau itu hanya melukai diriku sendiri?..
Aku bukan pendendam...
Aku melihatmu masih sama seperti dulu,
Apa yang terjadi kini adalah kini,
Kalau pun kini begini..
Apa yang musti ku perbuat dengan perasaan ini?..
Kau memilih dan aku juga telah buat pilihan...
Kau tetap saja begitu di antara apa yang sudah kita sepakati,
Sedangkan berulang kali aku memberimu kesempatan seperti yang kau mau,
Apa memang ini cara mu agar semua nya selesai sampai disini?..
Kenapa musti kau lakukan itu...
Kalau memang kau ingin pergi,katakan saja baik-baik..
Apa aku salah jika aku sangat kecewa dengan sikapmu padanya,
Sementara kita pernah membahasnya.
Apa memang itu yang kau lakukan selama aku tak disampingmu,bersamanya?...
Bukan berarti aku mendendam padamu,
Biarpun perih dan ku akui membuatku kecewa,
Namun pantaskah aku membencimu?...
Aku bukan pendendam...
Aku juga tak mau jadi pendendam atau terus membenci mu,
Toh untuk apa ku benci dirimu jika aku pun tetap terluka?..
Untuk apa membenci kalau itu hanya melukai diriku sendiri?..
Aku bukan pendendam...
Aku melihatmu masih sama seperti dulu,
Apa yang terjadi kini adalah kini,
Kalau pun kini begini..
Apa yang musti ku perbuat dengan perasaan ini?..
Kau memilih dan aku juga telah buat pilihan...
Kau tetap saja begitu di antara apa yang sudah kita sepakati,
Sedangkan berulang kali aku memberimu kesempatan seperti yang kau mau,
Apa memang ini cara mu agar semua nya selesai sampai disini?..
Kenapa musti kau lakukan itu...
Kalau memang kau ingin pergi,katakan saja baik-baik..
Apa aku salah jika aku sangat kecewa dengan sikapmu padanya,
Sementara kita pernah membahasnya.
Apa memang itu yang kau lakukan selama aku tak disampingmu,bersamanya?...
Senja itu Usai
Senja itu kan usai...
Bersama arak-arakan mendung di saput warna lembayung,
Di hias pernik kemilau cahaya nya yang kian meredup,
Senja itu pun kan berlalu..
Jika saja senja itu berusia lama...
Sempatkah ku sapukan setiap jengah ini bersamanya menghilang?..
Sempatkah ku titipkan seindah lembayungnya tuk pergi?..
Sempatkah ku sisihkan kehilangan itu berlalu?..
Senja itu kan usai...
Meski isak mengiring di senyapnya hendak terbenam,
Di celah sisipnya ku jagakan senyum terindah mengenangkan,
Berlaksa kerinduan telah tertanam jauh,
Jauh di dasar hati terdalam.
Senja itu kan usai...
Walau kerentaan terus bergulir,
Dan ketidakberdayaan pun menerpa,
Engkau tetap senja yang kan usai..
Selalu kan begitu,
Tetap kan usai.
Bersama arak-arakan mendung di saput warna lembayung,
Di hias pernik kemilau cahaya nya yang kian meredup,
Senja itu pun kan berlalu..
Jika saja senja itu berusia lama...
Sempatkah ku sapukan setiap jengah ini bersamanya menghilang?..
Sempatkah ku titipkan seindah lembayungnya tuk pergi?..
Sempatkah ku sisihkan kehilangan itu berlalu?..
Senja itu kan usai...
Meski isak mengiring di senyapnya hendak terbenam,
Di celah sisipnya ku jagakan senyum terindah mengenangkan,
Berlaksa kerinduan telah tertanam jauh,
Jauh di dasar hati terdalam.
Senja itu kan usai...
Walau kerentaan terus bergulir,
Dan ketidakberdayaan pun menerpa,
Engkau tetap senja yang kan usai..
Selalu kan begitu,
Tetap kan usai.
Jelaga Luka
Sampai kapan perasaan ini kan bertahan...
Bila perih terus saja mengeram di dalam dada,
Bila kenyataan tiada juga dihentikan rasukannya,
Sampai kapan dia terus melakukannya?...
Aku memang kecewa...
Kecewa kenapa harus dia lakukan itu,
Kecewa karna masih saja menjalaninya,
Ataukah memang itu pilihannya?..
Jika benar begitu,kenapa?...
Apa aku salah padanya hingga dia di belakangku begitu?..
Apa aku salah jika aku kecewa dan ingin sendiri dulu darinya?..
Apakah dia bisa terima bila aku yang melakukannya?..
Inikah yang dia sebut bisa di percaya?..
Inikah yang dia sebut hanya biasa?..
Bila perih terus saja mengeram di dalam dada,
Bila kenyataan tiada juga dihentikan rasukannya,
Sampai kapan dia terus melakukannya?...
Aku memang kecewa...
Kecewa kenapa harus dia lakukan itu,
Kecewa karna masih saja menjalaninya,
Ataukah memang itu pilihannya?..
Jika benar begitu,kenapa?...
Apa aku salah padanya hingga dia di belakangku begitu?..
Apa aku salah jika aku kecewa dan ingin sendiri dulu darinya?..
Apakah dia bisa terima bila aku yang melakukannya?..
Inikah yang dia sebut bisa di percaya?..
Inikah yang dia sebut hanya biasa?..
Lukisan Cinta Luka
Pada penat ku gerus gelap...
Aku blingsatan berharap lepaskan benci,
Yang meraupku berkalang dendam,
Yang hitamkan hati berpeluh ratap.
Oh..Maya pada...
Hancurkan rindu ini berarak-arak,
Biar tak berputus cinta ini mendendamnya,
Biar henti segenap luka ini tak memenjara.
Aku gelap...
Aku tertikam penat mencinta,
Tercabik-cabik hulu cemburu,
Perih dan teramat menyakitkan.
Oh..Rindu...
Hentikan dadaku di rasuk cemburu,
Basuh perihku dengan tangan lembut kasihmu,
Dekap aku dalam-dalam di buai mu,
Jikalau perlu..matikan rasaku terbuang jauh..
Aku blingsatan berharap lepaskan benci,
Yang meraupku berkalang dendam,
Yang hitamkan hati berpeluh ratap.
Oh..Maya pada...
Hancurkan rindu ini berarak-arak,
Biar tak berputus cinta ini mendendamnya,
Biar henti segenap luka ini tak memenjara.
Aku gelap...
Aku tertikam penat mencinta,
Tercabik-cabik hulu cemburu,
Perih dan teramat menyakitkan.
Oh..Rindu...
Hentikan dadaku di rasuk cemburu,
Basuh perihku dengan tangan lembut kasihmu,
Dekap aku dalam-dalam di buai mu,
Jikalau perlu..matikan rasaku terbuang jauh..
07 Juni 2009
Tentangmu Lagi
Begitu bangga ku mengenalmu...
Suka cita kerinduan seperti memupuk keakraban kita,
Menjadi benih kecintaan yang lebih bagiku.
Tatapan matamu..
Senyummu..
Polos dirimu..
Kesetiaanmu..
Membuatku berurai di keterjagaan tak tentu.
Suka cita kerinduan seperti memupuk keakraban kita,
Menjadi benih kecintaan yang lebih bagiku.
Tatapan matamu..
Senyummu..
Polos dirimu..
Kesetiaanmu..
Membuatku berurai di keterjagaan tak tentu.
04 Juni 2009
Indah dirimu..
Ta'jub aku memandang wajahmu...
Terpukau tak terkilah begitu rupa,
Mempesona benar-benar ku terpesona.
Apa kan ku kata...
Segenap kalimat ini laksana tak mampu mengungkap,
Seberapa agung musti ku kagumi keagungan yang Dia cipta?..
Apa kau sangka ini adalah kata jua?...
Perih bukan sebab kau tepukkan sebelah tangan,
Sepi bukan karena kau picingkan sebelah mata,
Ini putih tulang ku bukan putih mata,
Parah..
Terpukau tak terkilah begitu rupa,
Mempesona benar-benar ku terpesona.
Apa kan ku kata...
Segenap kalimat ini laksana tak mampu mengungkap,
Seberapa agung musti ku kagumi keagungan yang Dia cipta?..
Apa kau sangka ini adalah kata jua?...
Perih bukan sebab kau tepukkan sebelah tangan,
Sepi bukan karena kau picingkan sebelah mata,
Ini putih tulang ku bukan putih mata,
Parah..
Membagilah bersamaku
Bila memang itu mampu membuatmu jadi lebih tenang..
Bila mungkin sudah kau rasa tiada lagi yang mau mengertimu..
Membagilah bersamamu..
Jika saja itu tak mampu menentramkan dirimu...
Maafkan aku kalau tak sepadan dengan mau mu,
Tetapi beri kesempatan hatimu mencoba di sisiku,
Ku janjikan semampu diri mendengar segenap keluh-kesahmu.
Membagi lah denganku...
Meski sekejap saja untuk mencobanya,
Selebihnya ku pasrahkan jua,
Dan jika kenyataannya bisa,
Aku kan mencoba tetap bisa..
Bila mungkin sudah kau rasa tiada lagi yang mau mengertimu..
Membagilah bersamamu..
Jika saja itu tak mampu menentramkan dirimu...
Maafkan aku kalau tak sepadan dengan mau mu,
Tetapi beri kesempatan hatimu mencoba di sisiku,
Ku janjikan semampu diri mendengar segenap keluh-kesahmu.
Membagi lah denganku...
Meski sekejap saja untuk mencobanya,
Selebihnya ku pasrahkan jua,
Dan jika kenyataannya bisa,
Aku kan mencoba tetap bisa..
Senandung Perih
Ini malam bertudung pekat...
Tiada gemintang bak kerlip mewarnai jelaga,
Tersaput angin cahayanya seperti melayang layah.
Layaknya inri di pusara...
Tiap guratnya adalah prasasti sejarah hidup,
Mungkin memang kan tetap hidup,
Terpasung tegar membelah bumi.
Dada ku adalah bagian dada langit...
Ku sematkan kesepian di ufuk-ufuknya,
Hendak ku dulang hati tak lara,
Sepi ku tiada kan memenjara,
Sampai mata terpejam lena.
Tiada gemintang bak kerlip mewarnai jelaga,
Tersaput angin cahayanya seperti melayang layah.
Layaknya inri di pusara...
Tiap guratnya adalah prasasti sejarah hidup,
Mungkin memang kan tetap hidup,
Terpasung tegar membelah bumi.
Dada ku adalah bagian dada langit...
Ku sematkan kesepian di ufuk-ufuknya,
Hendak ku dulang hati tak lara,
Sepi ku tiada kan memenjara,
Sampai mata terpejam lena.
03 Juni 2009
Izinkan Ku Mencintaimu
Meskipun kau tak bisa menerimaku..
Meski kau telah memilih yang lain tuk memilikimu..
Mesiki kau ragukan pengakuanku..
Izinkan aku mencintaimu.
Aku tak menyesal dengan ketidakterimaanmu atas perasaanku,
Aku tak menyesal...
Aku tahu itu takkan mudah bagiku menerima kenyataan,
Tetapi toh untuk apa ku paksakan?..
Kau punya hak tuk memilih...
Kau punya hak mencintai siapapun yang kau pilih,
Begitupun aku..
Rela kan aku mencintaimu...
Biar dengan begitu bisa ku abdikan perasaan ini untuk selalu sadar diri,
Setidaknya aku tahu..
Ada sebuah hati yang merela tuk ku cintai sendiri.
Meski kau telah memilih yang lain tuk memilikimu..
Mesiki kau ragukan pengakuanku..
Izinkan aku mencintaimu.
Aku tak menyesal dengan ketidakterimaanmu atas perasaanku,
Aku tak menyesal...
Aku tahu itu takkan mudah bagiku menerima kenyataan,
Tetapi toh untuk apa ku paksakan?..
Kau punya hak tuk memilih...
Kau punya hak mencintai siapapun yang kau pilih,
Begitupun aku..
Rela kan aku mencintaimu...
Biar dengan begitu bisa ku abdikan perasaan ini untuk selalu sadar diri,
Setidaknya aku tahu..
Ada sebuah hati yang merela tuk ku cintai sendiri.
Teruntuk KAU Yang Jatuh Cinta Lagi
Siapa sangka bila hati jadi berbunga kembali...
Jatuh cinta tuk kesekian kali nya diantara laksa uluran tuk dicinta,
Merasa lebih berarti diantara bunga-bunga hati,
Jatuh hati kembali di lelahnya mencari cinta.
Apa memang kau telah jatuh cinta lagi...
Setiap kata-kata nya seperti menyulut gairah,
Setiap tawa nya laksana membuatmu begitu perkasa,
Setiap tatapan matanya bak meredam gejolak di dada menjadi damai.
Untuk kau yang jatuh cinta lagi...
Begitu berseri nya wajah cinta membalut hatimu,
Meski membuatmu selalu lapar dan haus tuk bersamanya,
Hatimu terlalu bersahaja untuk mekarnya kuncup cinta lagi.
Jatuh cinta tuk kesekian kali nya diantara laksa uluran tuk dicinta,
Merasa lebih berarti diantara bunga-bunga hati,
Jatuh hati kembali di lelahnya mencari cinta.
Apa memang kau telah jatuh cinta lagi...
Setiap kata-kata nya seperti menyulut gairah,
Setiap tawa nya laksana membuatmu begitu perkasa,
Setiap tatapan matanya bak meredam gejolak di dada menjadi damai.
Untuk kau yang jatuh cinta lagi...
Begitu berseri nya wajah cinta membalut hatimu,
Meski membuatmu selalu lapar dan haus tuk bersamanya,
Hatimu terlalu bersahaja untuk mekarnya kuncup cinta lagi.
Skripsi Cinta tak Jadi
Rasanya...
Sudah terlalu lama kau mengeram sendiri,
Dalam kesepian tak henti berharap,
Namun sampai kapankah?..
Kau coba mengusirnya jauh...
Memejamkan mata berharap pulas tertidur dan melupakannya,
Atau setidaknya beraktifitas agar tiada makin terejam,
Namun bisa kah kau menghapusnya?..
Airmata rasanya tak pantas bagimu tuk melodangkan,
Amukan emosi pun takkan merubah apa-apa,
Apakah kau telah kuasa menghapusnya?..
Skripsi cinta tak jadi mu bak makalah perih...
Laksana luluh lantas segenap daya mu mengusirnya jauh,
Sungguh takkan dapat hilang,
Skripsi cinta tak jadi mu pun terbengkalai di ambang keraguan.
Sudah terlalu lama kau mengeram sendiri,
Dalam kesepian tak henti berharap,
Namun sampai kapankah?..
Kau coba mengusirnya jauh...
Memejamkan mata berharap pulas tertidur dan melupakannya,
Atau setidaknya beraktifitas agar tiada makin terejam,
Namun bisa kah kau menghapusnya?..
Airmata rasanya tak pantas bagimu tuk melodangkan,
Amukan emosi pun takkan merubah apa-apa,
Apakah kau telah kuasa menghapusnya?..
Skripsi cinta tak jadi mu bak makalah perih...
Laksana luluh lantas segenap daya mu mengusirnya jauh,
Sungguh takkan dapat hilang,
Skripsi cinta tak jadi mu pun terbengkalai di ambang keraguan.
02 Juni 2009
Bumi kan aku...
Tetap membumi kah aku...
Merayu mu melewati puluhan detak jantung,
Menyambut uluran tanganmu tiada sepi,
Hati kan aku di hatiku.
Bumi kan aku di bumi ku...
Lewati segenap dimensi kerelaan dada langit,
menaburkan kilau cahaya insan suci,
Membumikah aku membumi bersamamu..
Bumi kan saja aku di bumi mu...
Biar di hujani langit tetes-tetes air kehidupan,
Menjadi hidup lagi dengan cahaya-Mu,
Bumi kan aku dengan langit cerah mu..
Merayu mu melewati puluhan detak jantung,
Menyambut uluran tanganmu tiada sepi,
Hati kan aku di hatiku.
Bumi kan aku di bumi ku...
Lewati segenap dimensi kerelaan dada langit,
menaburkan kilau cahaya insan suci,
Membumikah aku membumi bersamamu..
Bumi kan saja aku di bumi mu...
Biar di hujani langit tetes-tetes air kehidupan,
Menjadi hidup lagi dengan cahaya-Mu,
Bumi kan aku dengan langit cerah mu..
Cinta Kala itu..
Muda ku jatuh cinta...
Berapa harga dari sebuah cinta?..
Adalah kebutaan ku bak menggenggam bathin.
Mudahnya jatuh cinta...
Mungkin ketika tak lagi ku temukan cinta yang ku inginkan,
Mungkin juga karena telah sebegitu lelahnya mencoba setia,
Mungkin juga tersebab tak kuasa lagi terhujam luka-luka.
Cinta ku kala itu...
Sungguh telah memejamkan mataku untuk selalu percaya,
Memantapkan keyakinanku memilih tanpa letih di hujam kecewa,
Membangunkan dalam hatiku sebuah cita cinta indah untuk terus bersama.
Cinta ku kala itu...
menetapkan namamu tetap terukir indah di hati,
Melewati berlaksa detik tuk tak berpaling dari wajah lainmu,
Wajah indah cinta ku padamu..
Berapa harga dari sebuah cinta?..
Adalah kebutaan ku bak menggenggam bathin.
Mudahnya jatuh cinta...
Mungkin ketika tak lagi ku temukan cinta yang ku inginkan,
Mungkin juga karena telah sebegitu lelahnya mencoba setia,
Mungkin juga tersebab tak kuasa lagi terhujam luka-luka.
Cinta ku kala itu...
Sungguh telah memejamkan mataku untuk selalu percaya,
Memantapkan keyakinanku memilih tanpa letih di hujam kecewa,
Membangunkan dalam hatiku sebuah cita cinta indah untuk terus bersama.
Cinta ku kala itu...
menetapkan namamu tetap terukir indah di hati,
Melewati berlaksa detik tuk tak berpaling dari wajah lainmu,
Wajah indah cinta ku padamu..
Di Balik Kenangan Kita
masih ingatkah kau,kekasih...
Kita pernah saling merindui dan saling mencintai,
Tidak sedikitpun kita lelah untuk memberi dan menerima,
Bahkan tak sedikit waktu kita sematkan kemesraan.
Sungguh kenangan itu teramat indah untuk usai,kekasih...
Tiada pernah kita saling curiga ataupun membenci,
Hingga aku benar-benar merasa menjadi lelaki yang paling hebat,
Dan ku akui bagiku kau adalah kekasih terbaikku.
Apa aku salah jika masih mengenangkan ini,kekasih...
Apa aku salah jika begitu ku hargai nya kenangan kita dengan sangat bangga?..
Apa aku salah jika tetap harus mensetiai kenangan indah kita?..
Apa kau pun pernah begitu,kekasih..
Ku mohon jangan sisihkan aku dengan persangkaan burukmu...
Aku tak pernah membenci mu sedikitpun sampai detik ini,
Aku juga tiada pernah ingin membuatmu kecewa,
Aku benar-benar tak mampu membuatmu terluka.
Kita pernah saling merindui dan saling mencintai,
Tidak sedikitpun kita lelah untuk memberi dan menerima,
Bahkan tak sedikit waktu kita sematkan kemesraan.
Sungguh kenangan itu teramat indah untuk usai,kekasih...
Tiada pernah kita saling curiga ataupun membenci,
Hingga aku benar-benar merasa menjadi lelaki yang paling hebat,
Dan ku akui bagiku kau adalah kekasih terbaikku.
Apa aku salah jika masih mengenangkan ini,kekasih...
Apa aku salah jika begitu ku hargai nya kenangan kita dengan sangat bangga?..
Apa aku salah jika tetap harus mensetiai kenangan indah kita?..
Apa kau pun pernah begitu,kekasih..
Ku mohon jangan sisihkan aku dengan persangkaan burukmu...
Aku tak pernah membenci mu sedikitpun sampai detik ini,
Aku juga tiada pernah ingin membuatmu kecewa,
Aku benar-benar tak mampu membuatmu terluka.
Sepi Yang Bertahan...
Sudah berapa lama kita begini...
Tertawan dalam kesepian yang kita ciptakan sendiri,
Seperti tiada mampu meraih kebersamaan diantara cerita cinta kita,
Apa memang ini yang terbaik buat kita?..
Apa layak aku mempertahankan kesepian ini..
Apa patut aku tetap mensetiai pertengkaran kita..
Apa seharusnya kan terus begini?..
Berapa lama lagi sepi ini kita pertahankan,sayang...
Sementara kita masih saling membutuhkan,
Sementara kita masih tak bisa memungkiri perasaan kita sendiri,
Tak rindu kah engkau padaku,sayang..
Sudahlah,sayang...
Kita hapus saja sikap saling menyalahkan antara kita,
Coba kita bangun kembali serpihan-serpihan retak kisah kita,
Kita hapus semua anggapan buruk kita masing-masing.
Bisa kah engkau mempercayaiku lagi sperti dulu,sayang...
Aku pun akan berbuat serupa,
Aku tak mau kita kini jadi terpisah demi sebuah anggapan tak sepadan,
Kembali lah padaku dan jangan izinkan keraguanmu memisahkan kita.
Tertawan dalam kesepian yang kita ciptakan sendiri,
Seperti tiada mampu meraih kebersamaan diantara cerita cinta kita,
Apa memang ini yang terbaik buat kita?..
Apa layak aku mempertahankan kesepian ini..
Apa patut aku tetap mensetiai pertengkaran kita..
Apa seharusnya kan terus begini?..
Berapa lama lagi sepi ini kita pertahankan,sayang...
Sementara kita masih saling membutuhkan,
Sementara kita masih tak bisa memungkiri perasaan kita sendiri,
Tak rindu kah engkau padaku,sayang..
Sudahlah,sayang...
Kita hapus saja sikap saling menyalahkan antara kita,
Coba kita bangun kembali serpihan-serpihan retak kisah kita,
Kita hapus semua anggapan buruk kita masing-masing.
Bisa kah engkau mempercayaiku lagi sperti dulu,sayang...
Aku pun akan berbuat serupa,
Aku tak mau kita kini jadi terpisah demi sebuah anggapan tak sepadan,
Kembali lah padaku dan jangan izinkan keraguanmu memisahkan kita.
Sebentuk Rindu buat Cinta
Hai,Cinta...
Apa kabarmu sekarang..
Lama tak bersua seperti hilang di telan rimba,
Semua baik-baik saja khan...
Hai,Cinta...
Sudah pergikah kamu dari hatiku?..
Sudah bosankah kamu menetap di palung hatiku?..
Sudah letihkah kamu dengan sikap dan perlakuanku padamu?..
Hai,Cinta...
Jangan pergi ya..
Jangan pernah bosan mendiami hatiku..
jangan pernah letih dengan apa dan bagaimana diriku.
hai,Cinta...
Beri aku kepercayaan,
Biar aku lebih kuat lagi jalani kehidupanku,
Biar aku tak menyerah dengan cobaan bersamamu.
hai,Cinta...
Aku merindukanmu..
Merindukan kita.
Apa kabarmu sekarang..
Lama tak bersua seperti hilang di telan rimba,
Semua baik-baik saja khan...
Hai,Cinta...
Sudah pergikah kamu dari hatiku?..
Sudah bosankah kamu menetap di palung hatiku?..
Sudah letihkah kamu dengan sikap dan perlakuanku padamu?..
Hai,Cinta...
Jangan pergi ya..
Jangan pernah bosan mendiami hatiku..
jangan pernah letih dengan apa dan bagaimana diriku.
hai,Cinta...
Beri aku kepercayaan,
Biar aku lebih kuat lagi jalani kehidupanku,
Biar aku tak menyerah dengan cobaan bersamamu.
hai,Cinta...
Aku merindukanmu..
Merindukan kita.
01 Juni 2009
Aku Seorang Petani
Seorang petani desa yang selalu berharap tanaman padi ku tuai dengan hasil memuaskan...
Yang bisa dinikmati oleh keluarga dan juga semua orang yang membutuhkannya,
Setidaknya bisa membantu menopang kebutuhan hidup.
Tapi inilah Aku...
Yang kadangkala juga tak mampu berbuat apa-apa jika hasil panen tak seperti harapan,
Musti cepat-cepat bersabar daripada mengeluh dengan apa yang telah ditentukan oleh-Nya,
Musti selalu tetap yaqin semuanya pasti ada hikmah besar.
Inilah Aku...
Walau mungkin bukan tubuh yang baik buat sandaran,
Atau tak layak dijadikan idaman ataupun di hormati banyak orang,
Inilah aku yang selalu akan berusaha semampuku tetap menanam padi.
Inilah Aku...
Demi nikmat-nikmat yang sudah diberikan-Nya,
Demi rasa syukur tak terhingga dari-Nya,
Demi kelangsungan peradaban manusia serta cucu-cucu kelak..
Inilah Aku...
Hanya seorang petani.
Yang bisa dinikmati oleh keluarga dan juga semua orang yang membutuhkannya,
Setidaknya bisa membantu menopang kebutuhan hidup.
Tapi inilah Aku...
Yang kadangkala juga tak mampu berbuat apa-apa jika hasil panen tak seperti harapan,
Musti cepat-cepat bersabar daripada mengeluh dengan apa yang telah ditentukan oleh-Nya,
Musti selalu tetap yaqin semuanya pasti ada hikmah besar.
Inilah Aku...
Walau mungkin bukan tubuh yang baik buat sandaran,
Atau tak layak dijadikan idaman ataupun di hormati banyak orang,
Inilah aku yang selalu akan berusaha semampuku tetap menanam padi.
Inilah Aku...
Demi nikmat-nikmat yang sudah diberikan-Nya,
Demi rasa syukur tak terhingga dari-Nya,
Demi kelangsungan peradaban manusia serta cucu-cucu kelak..
Inilah Aku...
Hanya seorang petani.
Belajar Mencintaimu...
Aku telah belajar mencintaimu...
Tak peduli apa pendapatmu tentang yang kulakukan ini,
Yang pasti pembelajaran ini tidak untuk menyakitimu,
Karena bagiku kau layak ku cintai.
Mungkin engkau ada kecemasan dengan pengakuanku...
Tetapi inilah yang ku pilih,karena bagiku..
pembelajaran mencintai ini bukan semata hal ego ku padamu,
Tapi aku percaya ini lah yang seharusnya ku pilih.
Tak mudah memang mencintaimu...
Namun ku pastikan aku selalu belajar mencintaimu dengan sepenuh hati,
Semisal bagimu aku masih belum mampu membuatmu bahagia,
Aku menyadari sepenuhnya.
Sebab aku hanya belajar mencintaimu sebaik mungkin...
Sebaik dari apa yang mungkin telah ku lakukan untuk cinta,
Untuk memilih dan menjalaninya.
Tak peduli apa pendapatmu tentang yang kulakukan ini,
Yang pasti pembelajaran ini tidak untuk menyakitimu,
Karena bagiku kau layak ku cintai.
Mungkin engkau ada kecemasan dengan pengakuanku...
Tetapi inilah yang ku pilih,karena bagiku..
pembelajaran mencintai ini bukan semata hal ego ku padamu,
Tapi aku percaya ini lah yang seharusnya ku pilih.
Tak mudah memang mencintaimu...
Namun ku pastikan aku selalu belajar mencintaimu dengan sepenuh hati,
Semisal bagimu aku masih belum mampu membuatmu bahagia,
Aku menyadari sepenuhnya.
Sebab aku hanya belajar mencintaimu sebaik mungkin...
Sebaik dari apa yang mungkin telah ku lakukan untuk cinta,
Untuk memilih dan menjalaninya.
Cinta itu Kini...
Seperti menuai dilema dalam diri...
Tampak mudah untuk dipetik,
Indah memang tetapi rumit tuk di lepaskan.
Aku ingin memberikan cinta...
Tapi kini ku tak tahu lagi cintakah ini?..
Begitu bersahaja nya..
Mengharuskan ku memilih dan tetap memilih..
Apakah yang ku fahami benar?..
Ataukah memang ini hanya pemikiranku?..
Ataukah ini pemahaman yang ku tahu dari seluruh rangkaian kehidupanku?..
Apakah cinta memang menghasilkan tanggungjawab besar?...
Tanggungjawab untuk merealisasikan perwujudan cinta dalam ujud yang beda?..
Cintakah aku?...
Aku tak tahu lagi..
Tampak mudah untuk dipetik,
Indah memang tetapi rumit tuk di lepaskan.
Aku ingin memberikan cinta...
Tapi kini ku tak tahu lagi cintakah ini?..
Begitu bersahaja nya..
Mengharuskan ku memilih dan tetap memilih..
Apakah yang ku fahami benar?..
Ataukah memang ini hanya pemikiranku?..
Ataukah ini pemahaman yang ku tahu dari seluruh rangkaian kehidupanku?..
Apakah cinta memang menghasilkan tanggungjawab besar?...
Tanggungjawab untuk merealisasikan perwujudan cinta dalam ujud yang beda?..
Cintakah aku?...
Aku tak tahu lagi..