Betapapun aku tak ingin kebisuan kita terjadi...
Menghilangkan senyapnya satu bahagia kekerabatan kita,
Berganti ujud utuh ukiran aksara kasih,
Yang kini tak berbentuk dan sepertinya memang begitu.
.."Betulkah ini?"..
Cemas pabila sini sirna segala lalu di hari itu,
Hari yang pertama membangkitkan aksara-aksara bisu,
Tak terajut dalam nyata.
.."Slalu kau tepati janjimu"..Bisik nurani.
Kau pegang utuh keharapanku di hatimu,
Membisu bathin dan bibir menyimpan ikatan kembang rasa kita,
Berlaksa luka kau tempuh jua demi percayaku.
.."Bagaimana hati tiada tergugah?"..Sela hati sendiri.
Kau jaga perasaanku dari alunan mimpi,
Kau gambarkan aku wujud-wujud damai hatimu,
Kau jujurkan semua hingga tiada ku berdaya mengikut kasih tanpa bicara..
Yang mengalun memecah sunyi,tatkala kesendirian merasuk dan manakala hati terbuai dalam balur tak bernama..Tersenyum sendiri..Terbuai mimpi..Lalu terhenyak sirna tanpa kata.
07 Mei 2009
.."Satu rasa mendua"..
Kita buka kerinduan kita...
Meski hanya dengan cerita-cerita hayal,
Meski dengan kejujuran tentang duka hati kita berdua.
Pernahkah kau tanyakan dalam hatimu,sampai kapan kekasihan ini kan terkuak?...
Setiap kali berjumpa dan tiap kali terpisah,
Hanya tatap mata mu yang mengucap "selamat jalan" dengan bibir terkatub rapat-rapat.
Masihkah hal ini dilakukan,sementara sama-sama kita tak mau saling melukai?...
Selama ini terasa demikianlah yang seharusnya,
Damai hati kita terobati dengan sekilas jumpa,
Mengumbar tawa canda di atas bahagia kekasih kita,
Slalu kan beginikah?..
Pertemuan kita lewati dalam arung jeram rasa yang mendua,
Mengayuh kebahagiaan atas dahaga rindu nan tersekat orang lain,
Dan kehadiran kita seolah slalu membawa batas-batas.
Luang obat rindu pun terisi kecemasan...
Sama-sama kita membatasi diri agar tiada saling membuat duka,
Merasa bersama meski ada yang lain mengisi kekasihan hati.
Jujur dan terbuka dalam kesamaran rasa hati..
Saling terpaut dan sama saling perasa..
Memberi dalam balutan kasih nan terbagi.
Meski hanya dengan cerita-cerita hayal,
Meski dengan kejujuran tentang duka hati kita berdua.
Pernahkah kau tanyakan dalam hatimu,sampai kapan kekasihan ini kan terkuak?...
Setiap kali berjumpa dan tiap kali terpisah,
Hanya tatap mata mu yang mengucap "selamat jalan" dengan bibir terkatub rapat-rapat.
Masihkah hal ini dilakukan,sementara sama-sama kita tak mau saling melukai?...
Selama ini terasa demikianlah yang seharusnya,
Damai hati kita terobati dengan sekilas jumpa,
Mengumbar tawa canda di atas bahagia kekasih kita,
Slalu kan beginikah?..
Pertemuan kita lewati dalam arung jeram rasa yang mendua,
Mengayuh kebahagiaan atas dahaga rindu nan tersekat orang lain,
Dan kehadiran kita seolah slalu membawa batas-batas.
Luang obat rindu pun terisi kecemasan...
Sama-sama kita membatasi diri agar tiada saling membuat duka,
Merasa bersama meski ada yang lain mengisi kekasihan hati.
Jujur dan terbuka dalam kesamaran rasa hati..
Saling terpaut dan sama saling perasa..
Memberi dalam balutan kasih nan terbagi.