Ku rasa itu yang layak ku lakukan, bahwa senyum ini telah mengubur banyak kegetiran dari setiap persoalan yang menduka ataupun membahagiakan.
Terkadang setiap kali terluka,senyum itu telah menabiri kecut dan perihnya rasa bathin, seolah juga mampu meremukkan aroma pedihnya dan meluluhkan pemahaman burukku atas yang terjadi.
Begitu teredam diriku,meski ku tahu ada sebagian sisa sisi hati yang retak..
Tetapi itu jauh lebih baik bagiku daripada merugikan orang lain atau mungkin menciptakan persoalan baru yang justru menambah perih.
Aku percaya semua itu menyimpan cahaya..
Tanpa buruk menafsiri setiap luka dan menepis syak wasangka demi menjaga cara berfikir yang egois dan rasa sepihak dari hatiku sendiri.
Aku tersenyum padamu..
Aku tersenyum atas apa yang ku dengar tentangmu..
(December 6, 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami Berharap komentar Anda di tulis dengan sopan