29 Desember 2009

Aku,Pagi hingga Senja..

Pernah ku rindukan dirimu di antara gelisah...
Berharap kau menemaniku bercanda atau hanya sekedar bisa menatapmu seperti dulu,
Bergumam sendiri menikmati keindahanmu dan mengagumimu dengan segala cela.

Bukankah cinta memilih setiap hati tuk di singgahi?..
Bukankah hati pun terkadang tak mampu melawan kehendak kita sendiri?..

Segala yang terbaik telah kita pahatkan...
Segenap upaya tuk tetap bersama acapkali kita pertahankan,
tetesan airmata..isak tangis bahagia dan duka hadapi problema,
Begitu indah bukan cinta kita,sayang...

Jika kini begini...
Apa aku bersalah bila masih merindukanmu?..
Apa aku bersalah bila masih saja ku tetap melihatmu dengan rasa yang sama?..

Walau rasa yang sama pernah termiliki mengikatkan kita menjalin hati,,,
Ku harap tidak ada benci yang terbina dari keterpisahan ini,
Aku atau engkau atau kita berdua masih tetap mencinta,
Maka biarlah itu terjadi apa adanya...
Tetap cinta..tetap tak ada benci...tetap di hati...
Abadi..

Aku dan Hatiku..

Ketika kesendirian mengaliri dalam diam ku sendiri...
Ku cari sepi kemana..
Berharap bersamanya ku kayuh perih luka kecewa yg mengasyikkan,
Yang bisa membuat hatiku luruh dan nurani ku menangis,
Sesaat saja..

Aku ingin bersedih dengan diriku sendiri...
Bukan tuk menyesali segala hal yang terjadi ataupun mengeluhi realita,
Aku hanya aku..
Lelaki yang mungkin lebih menyukai kesendirian.

Aku dan hatiku...
Tak banyak waktu menghabiskan waktu berdua,
Walau sekedar menguak jelaga di pagi buta,
Atau sekedar tatapan kosong dan berlalu...

25 November 2009

.:: Rasa Sepi ::.

Mencoba menepikan diri di sudut-sudut sepi nya sendiri...
Saat waktu begitu terasa tak bertuan kan lagi,
Aku bagai tersisir tak berdaya di gulung angin..

Entah malam atau siang pernah kurasa...
Wajah sepi yg memuramkan durja riangnya hari,
Menggugah tidur asa luruh,
Sepi...Sepi...Ku sepi..

Kemana ku bawa rasa sepi ini...
merengkuhku tergolek meratapi hati sendiri,
Berharap temukan hati yang bisa memberi secercah warna,
Tanpa ada lagi tanya..hanya Aku dan dia saja..Sepi..

21 Oktober 2009

.:: Kilah hati ::.

Entah itu cinta atau bukan,tapi kenyataannya kau menyebutnya begitu...
Membuatmu begitu memuji hingga seolah tiada cela lagi yang kau lihat selain pujian dan keindahan,entah kau sadari atau tidak betapa lemahnya pujian itu dalam realita menjalin hubungan cinta dan mempertahankan apa yang kau rasa serta kau sebut-sebut sebagai cinta itu..

Berhentilah sejenak dari memuji pun berharap...
Coba fikirkan baik-baik apa tujuanmu memujinya?..
Sekedar memuji karna memang kau mabuk cinta ataukah kau berharap lebih dari hanya pujian belaka?..

Jika mungkin kau berharap memiliki,sudahkah mencamkan diri tentang mencintai dengan mabuk rasa mu sendiri?..
Sudahkah kau fahami diri tentang mencintai dengan membina pertalian hati melalui ikatan bersama karna saling cinta?..
Saling cinta kah kalian?atau hanya karena rasa yang sama dalam satu sisi saja?..

Ketika kau rasakan rasa yang kau sebut cinta itu,mungkin mudah bagimu mewujudkannya...Akan tetapi takkan mudah mewujudkan harapan di dalamnya apalagi menjaga wujud dari semua itu.

Lihatlah...Jika memilikimutercapai,apakah kau tak lagi merasakan terluka?kecewa?atau mungkin perpisahan?...
Apakah kau bisa menjamin bahwa rasa yang kau sebut-sebut sebagai cinta itu akan terus membuatmu tetap mencintainya setelah kau dapatkan apa yang kau harapkan?..

Lihatlah ke dalam hatimu,jiwa dan realitamu...
Lihatlah mereka yang mengaku mencintai dan telah berhasil mewujudkannya dengan menjalin hubungan pacaran misalnya,apakah janji-jani semasa rasa itu belum terpenuhi terwujud?..
Betapa tinggi nya janji tersentuh mimpi ketika merasa itu cinta...
Begitu tinggi hayalan semu yang terlontar sebagai bait-bait perdu pembuai hati agar tersambut asa memiliki menjadi terwujud,akankah itu dipertanyakan dan bisa dipertanggungjawabkan nantinya?..

Ketika satu jalan sudah dipilih,maka tak mungkin kamu bisa mencabut kembali perasaan itu...
Mungkin luka yang kan menggatikan rasa itu menjadi serpihan perih yang serasa abadi,meski mungkin ada secercah sinaran bahagia yang masih tersisa..Tetapi hati kepalang luka,tak mudah mengobati nya meskipun dengan janji memperbaiki seperti semula.
Bukankah menjaga hubungan saling mencintai itu tak mudah sebagaimana kau menjanjikan kebahagiaan kala kau masih sendirian mencinta?..

Mudah bagimu menjanjikan untuk memberi bahagia...
Mudah bagimu mengobral keindahan bak penyair karna begitulah kebiasaan ketika belum memiliki atau mendapatkan apa yang di inginkan bukan?!!...
Namun bisa kah kau menjamin bahwa kau bisa mewujudkan apa yang kau janjikan adalah benar tanpa meciptakan luka,sementara tidak ada hubungan tanpa luka bukan?!!..

Jangan terlalu munafik dan lupa diri...
Jangan lupa dan menganggap takkan ada kisah sedih ataupun jelaga dari tiap cerita cinta yang terbina,karna ini dunia yang kita tidak mengatur tiap detail kisah hidup kita sendiri apalagi pasangan kita..

(perih)


15 Oktober 2009

.:: Rasa Ini ::.

Benarkah cinta?...
Rasa memanjakan,meyenangkannya,membuat nyaman bagian rasa sayang,
Rasa memberi yg terbaik,melakukan semampunya,jadi bagian rasa kasih,
Apakah paduan rasa ini adalah yang di sebut-sebut sebagai cinta?..

Rasa kecewa,perih dan terluka kerap menghinggapi...
Tak jarang harus ku rejam dan sesekali ku nikmati tiap alirannya,
Serasa masyuk ku terejam pun luruh menanggung nyeri,
Mengaliri tiap sayatannya sampai tiada lagi penolakan atas rasukannya.

Rasa indah,nyaman,bahagia dan bangga menggantinya...
Berseri nya diri seolah membuat setiap pandangan tampak tak cela,
Membiusku dengan larikan-larikan mimpi dan pengharapan manis tiada henti,
Seolah sebegitu sempurna nya hidup di penuhi rasa bahagia.

Benarkah cinta?...
Ingin rasa nya ku saput setiap langkah dengan rasa ini,
Tetapi sadar ini adalah rasa hati yang tak kasat mata,
Nyata meski terahasia,
Fana namun abadi dalam rasa hati.

Jika ini cinta...
Sampai kapan ku terka kebenarannya?..
Sampai kapan tetap ku belum mampu memastikan,
Cinta...cinta..

.:: Dilema Rasa Hati ::.

Jika Indah hari ini ku maknai sebagaimana rasa hati,maka jelaga perih ku ini lah yang menyelubunginya...
Sang bayu yang bertiup sejuk,sinar matahari terang menyilau mata,tubuh letih tersandar..
Aku gelisah...
Seberapa dalam kegelisahan ini,aku tak mampu mengukurnya.
Aku gelisah...
Perih dari kecewa pun membaur menyesaki,
Bagai renta ku papah tubuhku sendiri fahami hati dan jiwa ini,
Seperti sendiri dan sendiri melaluinya.

Kemana hatiku yang tenang itu?...
Apakah karena pedih perih ini lah dia musti sembunyi?..
Ataukah hebatnya pedih perih ini membenamkannya jauh ke dasar samudera luka dan mengasyikkan diriku tuk terus memahaminya?..


06 Oktober 2009

.:: Bila Harus Begini ::.

Tak ku sesal jika begini...
Setiap jalan yg tertempuh pasti beresiko,
Sejauh itu ku fahami semampuku,
Yaqin..Aku mampu.

Bila harus begini...
Mungkin sudah jalan yang harus di lalui,
Pernah atau tidak pasti menyimpan rahasia baru,
Sama namun pasti menyimpan hikmah berbeda bukan?!..

Sadar atau tidak...
Setiap cerita terdapat rahasia berbeda,
Walaupun pernah terjadi pun berulangkali,
Tetapi tiap rahasia nya disesuaikan dengan usia,il,u dan pengalaman.

Bila harus begini...
Suatu kerugian besar jika diremehkan,
Menganggap kesamaan peristiwa dan alurnya pun sama,
Padahal kehidupan dan hidup itu sangat rahasia.

Sekecil apapun kesamaan yng pernah di jalani...
Tidak selayaknya kita menganggap sebagai hal tak bergerak,
Bumi saja bergerak apalagi tiap rahasia hidup?..

25 September 2009

.:: Jika Cinta Menjamah hati ::.

Betapa riuhnya permintaan terkuak...
Hingga kebimbangan melanda berlaksa-laksa,
Setiap realita dan imajinasi berebut padu,
Manakah yang di pilih?..

Tak tentu rimba,jiwa mengelana...
Mencari seteguk air mendulang haus rindu,
Mencari obat penghapus siksa,
Bukankah setiap jatuh cinta dilanda siksa?..

Rindu bertemu...
Rindu bersatu...
Rindu memiliki...
Rindu keabadian...

Sakit pun akhirnya luluh...
Kepasrahan memendam airmata,
Lantak hati digerus harap,
Maka genap jiwa merana rona dalam kembara..

15 September 2009

Hal Cintaku Padamu

Mungkin cuma hatiku saja yang tahu...
Hal hatiku tentangmu begitu membara,
Terkadang harus dingin,
Pun memuji mu lebih dari sekedar manisnya di bibir.

Hal rasaku tentangmu ini adalah terahasia...
Sekian tahun ku simpan pengakuan bahagianya hati bersamamu,
Sekian lama ku bertahan meredam lisan menyatakan kebanggaanku,
Tentangmu yang masih tak tergantikan di hati.

Hal cintaku tentangmu...
Ku tepis segala cemas dan ragu,
Ku tanam ketabahan setiap api kecemburuan bergolak,
Dan ku redam benci dengan ingatan tentang pengorbanan di setiap lajur kebersamaan dulu.

Perihal cinta ini hanya kamu,aku dan Tuhan yang tahu...
Kamu yang ku sirrikan di hati,
Ku nafi kan pada sepi,
Pada rindu yang mengalunkan senyum manismu disana..

06 September 2009

¤Ingatlah Aku..

Jika memang itu bisa melerai dilema hatimu...
Ingatlah tiap percengkramaan kita yang pernah membuatmu jauh lebih tenang,
Aku percaya kamu bisa melakukannya.
Aku percaya kamu mampu melaluinya dengan baik.
Ingatlah aku...
Bukan sebagai sandaran atas kecintaan sesaat atas dunia ini,
Juga bukan sebagai kecintaan pribadi untuk emosi sekejap,
Ingat saja aku jikalau itu bisa membuatmu lebih tenang.
Karena ingatan itu dahulu yang pernah membuatmu jadi lebih bijak dan lapang dada,
Maka ingat lah kedewasaan merasa dan berfikirmu itu menjadi lebih merealita.

16 Agustus 2009

Di sisi sisa terindah [Story]

.."Katakan padaku,sayang...Apa yang bisa ku lakukan agar kau merelakan keputusanku nantinya.."...Sergahmu.

Tak terbayangkan kiranya begini,lunglai ku fahami arti ini.."Mungkinkah sampai disini?"..
Hening...
Seperti bermain-main sendiri dengan hati rancau dan jiwaku yang tersentak,
Kata demi kata menghilang pergi bak terlibas secepat cahaya,
Sepi dan perih.

.."Sayang,please...Jangan mendiamkan aku seperti ini"...
.."Maafkan aku,karna aku tak bisa terus begini"...
.."Aku tahu kamu sudah mengira apa yang akan aku katakan padamu"...
.."Please,maafkan aku...Maafkan semua kesalahanku"...

..."Oh..hatiku"...
Apa yang kan terjadi padaku,jika dia benar-benar pergi?..
Apa yang kan terjadi padaku,jika ternyata harus ku lalui hari-hariku sendiri lagi?..

Sepi...
Waktu laksana membilurku dengan cambukan perihnya,
Dada ku bak menyempit dan nafasku pun tersengal-sengal,
Setiap gambar yang ku pandang bergoyang dan di hujani kebasahan.

..."Oh..Tuhan,apakah sekarang aku sedang menangis?"...
.."Apa yang sedang ku tangisi ini,Tuhan.."...
.."Bukankah Engkau adalah pemilik segala rahasia,namun mengapa aku musti meneteskan airmata tanpa keinginanku sendiri?"...
.."Apa aku sedang Engkau rengkuh dalam kebahagiaan haq ku melalui kesakitan hati ini,Tuhan.."...
.."Ataukah memang ini yang terbaik yang Engkau tunjukkan padaku dibalik bahagia yang ku yakini dan ku dapatkan bersamanya,Tuhan.."...

Ajari aku...

Bisa kau terima dengan semua kekuranganku sampai detik ini...
Tanpa perlu kau sudutkan aku dengan aktifitasku tanpa setahu mu,
Sebab yang pasti,itu tidak mengurangi percaya ku padamu..
Apapun itu.

Ajari aku agar tak takut lagi kau kecewa dan berfikir buruk tentangku...
Ajari aku senantiasa melihatmu putih seperti yang kau minta,
Ajari aku tuk bisa menerima yang kau lakukan tanpa sepengetahuanku,
Ajari aku tanpa pernah lelah memanggul setiap jelaganya.

Ajari aku...
Tiada tempatkan aku sebagai orang yang selalu menang di antara kita,
Tiada fahami aku sebagai orang yang selalu kau cemasi untuk jujur atas yg kau lakukan,
Tiada sangka buruk pada ku bahwa ku telah sengaja menjauh darimu.

Ajari aku...
Dengan ini tidak ada lagi kerisauan mu tentang ku dan kita,
Dengan ini tetap bersamakan kita seperti adanya,
Dengan ini tanpa terus merasa dan merasa buruk atas kita berdua.

Ajari aku...
Selalu tuliskan tentang hukum kita menjaga bersama kita,
Meski sudah tak terhitung lagi berapa banyak kecewa dan perih pernah tercubis,
Tetaplah ajari aku dan engkau,
Tuk selalu menjaga dan terjaga kasih kita.

Cinta di sepanjang Hati

Jika lalu lalang hasrat menghiba ku di keramaian,aku menepi...
Menancapkan biduk persangkaan tuk ku sadari sepenuh perhatian ini,
Seiring pagi yang mengelupas di kerjap terik,
Aku titi jalan itu,kini..

Pandangan mata ku memang mampu menembus tebalnya awan putih...
Mata hati ku pun seolah sanggup menelanjangi kebodohan diriku sendiri,
Akan tetapi tetap terlemah dipandangan kesadaranku,
Meredupku terlibat hening.

Sepanjang hati ku cinta...
Menggemakan tiap rahasianya memenuhi hidupku,
Cinta ku di sepanjang gerak hati pun teruah telah,
Dan sirna lah abadi itu abadi..

Di lajur Hari

Ku tebar pandangan hampa di sela waktu...
Hendak ku singkap tabir,apalah daya tiada ilmu ku dapati.
Hanya harap dan harap tak tentu tuju kemana.

Masihkah harus ku kuntit sepi dan pedihmu...
Coba ku fahami selalu setiap ingin yg kau mau,
Meski lemah ku tak dapat terhindar,
Selalu aku kesana..

Aku sadar telah mengecewakanmu dengan keadaan ini...
Meski begitu tetap saja ku tak berdaya mengikut rencana,
Ketika setiap rencana ku pasung dan ku gelindingkan,
Tetap saja aku tak berdaya menempuhnya.

Aku jadi penakut sekarang,sayang...
Penakut untuk melanjutkan sisa sisi hati ku tentangmu,
Meski aku tahu tak bisa melepasmu,
Namun ku terlalu takut kehilangan semuanya tentang kita.

kini...
Di lajur hari tetap ku amati,
Ku ikuti kemana bisa temukan jalan sepi buat kita,
Agar segenap rasa tercurah sejenak,
Meski begitulah adanya hingga kini.

Aku merindukanmu,sayang..

05 Agustus 2009

Buat Aku Percaya

Jika memang kau benar-benar menjaga hatimu untukku...
Maka,buat aku selalu percaya padamu.

Bukan aku tak butuh kata-kata mu tuk meyakinkanku,
Bukan aku tak mempercayaimu seperti yang kau pertanyakan lagi,
Tetapi waktu dan kisah-kisah baru terjdai pun juga berperan tuk kau jalani,
Apa aku salah jika aku mencemaskanmu bila meninggalkanku?..

Setiap perkenalan pasti kan menciptakan perhubungan bukan...
Setiap itu pula tak menutup kemungkinan kau atau mereka kan merasa akrab,
Setiap itu juga bisa mendasari tumbuhnya rasa baru dalam hatimu,
Apa pemahamanku ini salah?..

Tetapi meskipun begitu,perlu kau garisbawahi...
Aku tidak pernah melarangmu bergaul dengan siapapun,
Sebab kau musti mengekspresikan dirimu dg kehidupanmu,
Namun bukan berarti kau salahgunakan kebebasan yang ku percayakan padamu.

Aku hanya meminta kau bisa batasi kedekatanmu...
Karena aku tak mau kau terlibat dengan perasaan baru atas orang lain yang kau tak bisa menolaknya,
Hanya karna kau sudah merasa dekat dengannya,
Atau mungkin hanya karena kau tak bisa membuatnya kecewa tuk menampik perasaannya.
Kalau kau memang bisa menerimanya,aku bisa terima jika kau tinggalkan...
tetapi jika itu justru menyakitimu dan membuatmu terpuruk,aku tak bisa biarkan itu terjadi padamu.

Bagaimana bisa kamu melibatkan aku sebagai kekasihmu diantara perasaan baru mu pada yang lain dan menempatkan aku pada pertentanganmu tuk memilihnya?...
Lantas,siapa aku sebelum dia bagimu?...
Aku kekasihmu kah sebagai orang yang kamu cintai?..
Ataukah aku hanya pelengkap waktu mu tuk mendapatkan perhatian orang lain,cinta orang lain atau hanya pelengkap mu tuk di kagumi banyak pengagum lainku?..

Hanya itu yang ingin ku katakan,agar kau tahu bahwa tidak ada maksud burukku padamu...
Aku yang kau cinta dan kau pun ku cinta,sebisa mungkin aku berusaha menjaga mu dari hal itu.
Coba saja bayangkan bila hal itu terjadi dan bila aku ditempatkan dalam posisimu,apa bisa kau terima aku seperti aku menerima mu?..
Apa bisa kau percayai aku seperti aku mempercayaimu selama ini?...
Apa bisa kau menjaga perasaanmu seperti aku menjaga perasaanku tuk selalu membuatmu nyaman bersamaku?..

Sedang Mabuk Cinta

Duhai,kekasihku tercinta...
Bisakah kau dengarkan bisikan angin malam yang merona malu susuri kegelapan,
Bisakah kau lihat rembulan blingsatan terburu-buru tuk menyingkap jelaga awan,
Hanya tuk bisa menyaksikan sebuah hati dipenuhi cahaya damai?..

Duhai,kekasih...
Setiap hembusan nafas di dedaunan adalah pujian,
Setiap larikan gerak lelehan waktu adalah perjalanan.

Inilah pandangan hatiku,kekasih...
Luapan asmara ini begitu bergelora memenuhiku penuh cinta,
Manalah aku dalam tubuh lautan indah,
Aku ini lah cinta.

Duhai,kekasih...
Nadi ku membuta,
kesadaranku pun cinta,
Nafasku pun cinta.

Oh..Kekasih...
Beginikah satu dari setitik tetesan cinta tak terukur?..
Beginikah kehilangan diri ter-abadi dari kefanaanku ini?..
Beginikah mabuk dalam samudera karunia-Nya?..

Duhai,kekasih...
Dimana mau ku lagi atas dunia dan gemerlapnya ini?..
Sekarang aku mabukkah,kekasih...
Dimana dunia dan gemerlapnya yang ku ingini selama ini?..

Tak Harus Benci

Jika rasa indah di hati ini tertampik olehmu...
Tak harus ku benci dirimu karena menuruti mauku,
Tak harus pemikiranku jadi gelap mata,
Dan tak harus hatiku pun terus tersakiti.

Apakah seharga rasa yang semula indah harus ternoda?...
Tidak..Tidak...
Sungguh picik diriku menerima kenyataan dan memahaminya,
Hanya karena keinginan tak terpenuhi tuk memiliki,
Aku harus mengorbankan diri jadi terpuruk dan tersesat oleh mauku yang gelap mata.

Bukankah sejak mula rasa ini indah?...
Bukankah sejak mula rasa ini mencita-citakan yang indah bersamanya?...
Bukankah sejak mula rasa ini menjanjikan pada diri sendiri tuk membuatnya bahagia?...

Apa layak hanya karena ketidaksinambungan keinginan ini,aku musti membenci?...
Pantaskah jika ku sebut ini CINTA,jikalau ternyata aku tak bisa rela membuatnya bahagia?...
Dimana kebahagiaan untuknya,jikalau yang terbaik baginya adalah tanpaku?..

Apa pantas aku memaksakan cinta padanya,bila dia tiada bisa menerimaku seutuhnya?...
Apa pantas aku berharap bahagia bersamanya,bila aku lebih peduli dengan keinginanku sendiri?..


Luka Hati

Tuhan...
Maafkan aku yang masih belum bisa mengikis rasa sakit hati ini,
Bukan berarti aku membencinya,
Namun hatiku masih belum bisa menerima sikapnya.

Aku tahu,Tuhan...
Aku tahu aku mencintainya dan dia telah melukai perasaan ini,
Salahkah jika perasaanku kecewa dengan cinta sesaatnya?..
Perasaan siapa kan bisa menerima kenyataan tak terduga ini?..

Maafkan aku,Tuhan...
Tiada maksud hatiku larut dalam kesakitan ini,
Tetapi sepenuhnya aku belum bisa mengendalikan rasa sakit ini,
Jikalau memang ini yang terbaik,aku kan berusaha menerima dengan rela.

Maafkan aku,Tuhan...
Aku hanya manusia yang tak lepas dari keinginan tuk terpenuhi,
Yang dalam pandanganku dia adalah yang membuatku bahagia,
Bila itu ternyata kini telah membuatku tahu seperti apa,
Aku kan berusaha membuatnya bahagia dengan pilihannya sendiri.

Maafkan aku,Tuhan...
Jika luka kecewa ini sempat membuatku salah memahami kehendak-Mu,
Jika luka kecewa ini sempat menyoretkan persangkaan burukku..

31 Juli 2009

Rahasia Hati

Esensi rasa tertinggi yang terlupakan...
Memuat ragam istilah rasa perasaan menjadi satu dalam ruangnya,
Mewakilkan setiap gerak dan suara,
Seperti begitu simpel dalam huruf tetapi agung dalam kerahasiaannya.

Hati...
Suka-duka menjadi inti dari sekian trilyun kata keberhasilan dan kegagalan,

Rahasia...
Sebab ada dalam keberadaan yang tertinggi,
Meski terkadang mudah tersentuh ataupun keras laksana batu,
tetap terahasiakan segenap esensinya.

Rahasia hati...
Setiap alirannya selalu menciptakan kerahasiaan tiada habis,
Satu rahasia di ungkap,tercipta lagi rahasia-rahasia mengisi kesatuannya.

Rahasia hati...
Lambang tempat tertinggi,
Tentang segala rahasia yang telah terkuak ataupun yang takkan pernah terkuak disini,
Tetap berada di hati rahasianya,
Tetap rahasia nya di hati..

Ini hatiku,kekasih...

Jangan samakan dengan hati seperti hatimu...
Jangan samakan seperti hati yang kamu mau...
Jangan...

Ini hatiku,kekasih...
hati yang mungkin terlalu perasa untuk disalahfahami,
Hati yang mungkin terlalu lemah tuk disakiti,
Hati yang mungkin mudah tersayat.

Dan inilah hatiku,kekasih...
hati yang tak pernah ingin membuatmu kecewa,
hati yang selalu takut menciptakan kedukaan atasmu,
hati yang takut jika kita kan terpisah.

Apakah hatiku ini hatimu juga,kekasih...
Hati yang merasakan rindu beserta besutan laranya,
Hati yang selalu mencari cara terbaik menemuimu,
Hati yang kerap memendam banyak bara tuk bahagiamu.

Inilah hati kekasihmu,kekasih...
hati yang masih saja sampai detik ini mampu menerimamu,
menemanimu tanpa lelah langkahi problema-problema bersama,
hati yang tak berhenti menjaga hati.

Perih..

Siapa yang kan tahu perihku ini...
Sekian tahun mendekam dalam diam-diam,
Menanggung beban yang tiada habisnya,
Siapa kan sangka..

Perihku...
Tiada sebab ku kata dan tiada sangka tuk ku tunjuk,
Biar perihku ini hanyalah hatiku yang tahu,
Ini perihku bukan untuk di dengarkan siapapun.

Perih...
Seberapa perih kau rasakan perihmu,
Dirimu sendiri lah yang lebih memahaminya,
Seberapapun upaya untuk menandinginya,
Itu perih yang tetap kan melaju ikuti kehidupan.

Jangan sematkan perihku karenamu...
karena perihku bukan karna kamu,
Perihku adalah akibat setiap tindakanku sendiri,
Yang kapan saja bisa menciptakan perih untukku sendiri.

30 Juli 2009

Pemahaman Cinta itu,kini...

Menjadi upaya menetapi tanggungjawab karenanya...
Meleburlah badani bersama kelayakan mencinta,
Menjaga keseimbangan dan kesinambungan,
tetaplah kan terjaga.

Pemahaman cinta itu kini...
melarikan setiap semu yang pernah terangkaikan,
Menjadi argumen lemah seiring laju nya kesadaran menjalani kehidupan,
Hidup seperti menjadi wadah keberadaan untuk terus menyadari,
Menjadi sadar akan diri dan sadar akan hidup itu sendiri.

Pemahaman cinta itu kini...
Menggubah satu titik rasa menjadi luberan yang meliputi,
Seperti air lautan merendam dataran pun memenuhinya,
Menciptakan tindakan yang tak berbatas atas cinta dengan kehidupan.

Pemahaman cinta itu kini...
Memenuhi diri dan setiap pandangan senantiasa kasihsayang,
Melaburi pemikiran bergerak menyikapi untuk kemaslahatan,
Untuk Seluruh alam dan esensinya.

Dari Dan Untuk Hati

Dari hati untuk hati...
Tentang skripsi realita nyata diri sendiri beserta gairahnya,
Tentang makalah yang belum jadi tuk diberi kesimpulan.

Dari hati...
Segenap tuntunan terangkaikan dan menetap terujar,
Untuk kemaslahatan hidup pun kesinambungan,
Esensi hidup dan kehidupan telah terkuak,
Cara kembali utuh pada-Nya.

Untuk hati...
Selalu mendengarkan dan menganjurkan,
Tak memaksakan tuk di ikuti namun selalu ditentang kemauan sendiri,
Berapa nikmat keabadian di tunjukkan,tetapi terabaikan..
Berapa nikmat diperbandingkan,namun diingkari?..

Untuk hati dan dari hati...
sucikan kesatuan agar menyatu menjadi satu kesatuan,
Berasal satu terpisahkan nikmat badani,
Menjelma cipta rasa indrawi dan ma'nawi,
Satu..

Rasaku Tak Abadi...

Memang rasaku tak abadi...
Demikian ku jujurkan sebab aku tak mau naif dengan realita kehidupan dalam hal ini..

Rasaku memang tak abadi...
Ingkar benar jika ku katakan rasa ku abadi,bukan..
Sebab realita kehidupan menyembunyikannya,
Walaupun rasa itu mungkin telah menyatu dalam diri tanpa ku tahu.

Rasa ku tak abadi,sayang...
Mengikuti setiap horison waktu,
Biarpun ada yang abadi,tetapi itu bukan atas dunia ini..
Yang abadi hanya milik Yang Maha Abadi.

Tabahkan dirimu,kekasih...

Bersabarlah,sayang...
Bersabarlah untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita,
Tidak ada kebahagiaan yang kan kita dapat tanpa kesabaran,
Apalagi menyisihkan ketabahan hanya tuk keinginan indah sekejap.

Tabahkanlah dirimu,sayang...
Kita syukuri apa yang telah kita tempuh dan yang telah kita dapatkan,
jangan butakan diri hanya sebab rindu tak henti meski dituruti,
Bukankah rindu itu tetap selalu kan meminta tuk bertemu?..

Lihatlah masa lalukita,sayang...
Mari kita belajar memperbaiki ketidaksabaran di masa lalu kita,
Agar senantiasa terjaga kebersamaan itu utuh,
Meski mungkin akan banyak kecewa yang tertanggung di pundak,
Namun lihatlah...kita tetap bersama,bukan...

Di balik Dinding Sepi...

Aku sendirian...
harus lantang ku tegakkan setiap langkahku pada lajur yang ditentukan,
Hanya karna aku berharap tidak ada insiden tercipta karna kesembronoanku sendiri,
Setidaknya itu memperkecil setiap kemungkinan buruk yg bisa terjadi kapan saja.

Aku diam memajamkan mata...
Meresapi dan mengaliri setiap detakan jantungku yang mendegup,
Mencoba menyatu pada ketenangan diri pun mencari nyala beningnya,
Putihkan aku tuk tetap tenang mengamati jalur hidup dan kehidupan.

Aku membuka mata perlahan...
Menelisik pandanganku ke seluruh ruangan sunyi,
Mencari makan di balik segenap makna yang terselubung,
Dari sepi ku cacah perih menuju hati sendiri.

Dan aku pun tetap terdiam...
Merabai hati sendiri tuk menemukan ketidaktahuanku tentang semua lajur ini,
Walau tak mudah tetapi aku tetap terus mencari,
Sebab ku yakin tidak ada yang mudah untuk mendapatkan cahaya bening itu,
Untuk diri sendiri dan siapapun nantinya..

Sisa Kata...

Setiap kata ku sudah kau dengarkan...
Jika itu menjadikan satu pemahaman yang berbeda darimu,maafkan aku..
Tiada sedikitpun hendak tuk berlalu,
Sebab aku masih melabuhkan perasaan ini padamu.

Tetapi,akankah hal itu bisa kau terima...
Kau menuntutku harus bisa sperti yang kamu mau,
Sedangkan aku berusaha sebaik mungkin menjaganya demi kita,
Apa kau bisa mengerti sejauh mana cara berfikirku menjaga ini semua?..

Mungkin mudah bagimu untuk selalu bercerita tentang mau mu sendiri...
Walau tiada kata terucap dan sekedar catatan yang kau tuliskan,
Aku bisa membaca kejenuhanmu dan mngoreksinya,
Tidakkah berharga kecewa kita menjaga semua ini hanya karna untuk keutuhan?..

Manalah bisa kita tak kecewa,bila memang keadaan yang mengharuskannya demikian?..
Manalah sanggup kesabaran khan menuai tetapnya kebersamaan tanpa ketabahan?..

Aku bicara tentang hati kita dan kebersamaan kita...
Aku bicara bagaimana sulitnya menjaga daripada merusak apa yang sudah terjalani,
Aku bicara bagaimana susahnya menahan diri demi untuk kebaikan bersama,
Aku bicara ini tuk menetapi apa yang menjadi mau kita bersama sejak dulu.

Apa kau kira aku tiada kecewa...
Apa kau duga aku hanya bersenang-senang di atas upaya ku ini?..
Sungguh itu salah besar..sangat sangat salah..
Aku hanya seorang kekasih yang terus berusaha menjaga segalanya tetap terjaga.

29 Juli 2009

Sempurnakan Cinta ini..

Ku sadar tak ada yang sempurna di dunia ini..
Ku tahu setiap orang pun kan menyetujuinya,
tetapi tetap saja sempurnakan cinta ini,sayang....

Sempurnakan dengan kehadiranku dalam cinta di hatimu padaku...
Sempurnakan kekuranganku dengan kerisma mu sekurang apapun itu,
Sebab aku juga tak sempurna,sayang...

Satukan ketidaksempurnaan kita menjadi kesempurnaan tuk saling melengkapi...
Karena ku percaya apa yang ada di dirimu kan melengkapi kekuranganku,
begitupun sebaliknya..
Maka izinkan kesatuan kita tuk sama-sama saling bahu-membahu menggenapinya.

Bukankah kita diciptakan untuk saling melengkapi menuju kesempurnaan?..
Tak sempurna ku dan tak sempurna mu bukan untuk di cela,
Sebab setiap Sempurna dari kehendak-Nya terukir di setiap nadi ciptaan-Nya,
Siapa lah yang mencela,biar kita mensyukurinya tuk tetap jalani hidup dg lapang dada.

Sempurnakan cinta ini,kekasih...
Tak perlu kau mencari banyak pengetahuan hanya demi ambisi menyenangkanku,
Aku sudah bahagia bersamamu walau kau tidak modern seperti gadis zaman sekarang,
Jadilah saja wanita terlugu bagiku...
Karna aku lebih bangga dengan dirimu yang tidak terpikat oleh baju-baju masa kini,
lebih mencintaimu dengan tulus meski kau tidak seintelektual wanita karier.

Sempurnakanlah cintaku ini,kekasih...
Jadilah saja wanita yang amnesia terhadap pengetahuan yg kau geluti sekarang,
jadilah saja wanita yang menerima apa adanya dari jerih payahku,
Sebab itu lebih memejamkan mataku dari lainmu..

Kau yang di Hati..

Tetaplah menjulang tinggi bak tiada duanya...
Meski kau tak abadi,kau tetap di hati sampai sejauh ini.

Jika saja dunia bisa mewakilkan setiap kebangganku kepadamu,
Ku percaya dunia ini tidak akan mampu menampung setiap indahmu,
Lekuk-lekuk cemberutmu dan setiap nadi pesona yang memancar di kesegala manjamu,
Maka ku percaya dunia akan mengolok-olok yang di mabuk pesona mu ini.

Siapa kan sangka bila keta'ajuban membuat setiap inci dirimu begitu sangat berharga bagiku?..
Siapa kan duga bila keterpesonaanku padamu menyeretku pada cahaya keSATUan nu semata?..

Aku pecinta mu...
Aku mencintaimu tanpa pengetahuan apapun,
Hingga aku seperti melebur dalam keterpanaan di luar kendaliku,
Apa itu salah?...

Hina kah hati yang tak berdaya di mabuk cinta buta?...
Hina kah manusia jika cinta dalam hatinya telah menguasai dirinya?..

Labirin Sepi

Lihat aku,kekasih...
Tergolek tak berdaya di ranjang ini merasai hati sendiri,
Terkulai dan terkungkung jelaga perih sejak kau pergi,
Bagai lumpuh ku hadapi kenyataan.

Lihat aku,kekasih...
Berapa banyak peluhku menetes melawan emosi,
Mencoba dan terus mencoba melawan kebencian hatiku,
Mencoba dan mencoba menolak setiap buruk yang terhujam di jiwa ini.

Lihatlah aku,kekasih...
Aku bisa lewati perih ini meski tak tahu sampai kapan,
Biar ku retas kepedihan ini pun tak ada lagi buruk syak wasangka tentangmu,
Tetap indah tentangmu indah..

Lihatlah aku,kekasih...
Usah kau kasihani setiap sudut pandanganmu tentangku yang begini,
Aku menempuhnya karna ku percaya bisa jalani kelukaan sesakit ini,
Dan kau...tetaplah jalani apa yang sudah terjadi..

Aku dan perasaan ini...

Aku terdiam menahan diri...
Meski tak perih namun terasa sekali hentakan keterkejutan ini menggugah,
Tentang berbagai ragam peristiwa dan yang kelak kan jadi sejarah dunia.

Aku dan perasaan ini...
Rapuh meski tetap kokoh melangkahi waktu beserta atributnya,
Saling sambung menyambung bak tiada putusnya mengisi detik demi detik.

Aku rindu kamu...
Rindu kesemua tentang yang terjadi pada kita,
Yach..pada rajutan kisah kita sampai masa ini memisah.

Adalah aku tetap saja mensetiai mu...
Tak ku peduli betapa bodohnya aku dan perasaan ini memahami,
Sebuta ini kah aku dan perasaan ini tentang rasa cinta?..


28 Juli 2009

Sebentuk CintaKu

Biar ku bagikan cinta ini pada setiap urat alam semesta...
Ku dengungkan gema nya menyertai setiap langkahku menapaki guliran waktu,
Tak untuk ke cerai-beraikan setiap anggukan setuju nya,
Sebab aku adalah cinta itu sendiri hakikatnya..

Siapa kan kata ku begini penuh cinta...
Tidak terasa trilyunan kasihsayang terburai padaku,untukku dan olehku,
Aku mengedip dan terpejam pun cinta tak pernah meninggalkan ku,
Bagaimana bisa ku ingkar sementara cinta tak pernah meninggalkanku?...

Aku saja yang bodoh mengira cinta telah pergi...
Aku saja yang gelap jiwa mengira cinta menghilang..
Cinta tak pernah kemana-mana dan tetap di hati,
Walau mungkin kesadaranku lah yang menempatkannya bak pergi.

Kenapa dan mengapa begitu?...
Sebab aku yang lalai..
Sebab aku yang lebih terbutakan oleh keinginanku sendiri yang tak tersampaikan,
Hingga gelap mata jiwa dan hatiku mengaburkan kesadaranku sendiri tentang keberadaannya.

Inilah ujud sebentuk cintaku...
Yang selalu dan selalu untukku..

18 Juni 2009

Cukup sudah...

Aku lelah terluka...
Aku lelah terus berusaha menjadi apa yang kau mau,
Aku lelah mengikuti apa yang sudah ku coba menjalaninya.

Seharga kah apa yang ku lakukan baginya dengan sikapnya yg tiba-tiba menghilang?...
Pantaskah sebuah jalinan yang berdiri diatas dasar kepercayaan,tumbang begitu mudahnya?..
Layakkah aku terus bertahan dan mempertahankan semuanya,jika kini aku ditinggalkan begitu saja?..

Dia ajarkan aku cara berkomunikasi memecahkan persoalan berdua,
Namun dia pun ajarkan padaku cara mengakhirinya tanpa ada komunikasi untuk membicarakannya,
Dia ajarkan padaku untuk terus mempercayainya diatas cintanya terhadapku,
Tetapi dia juga ajarkan padaku cara memvonis tanpa azas praduga tak bersalah.

Apa aku salah jika aku pun kecewa karena sikapnya?..
Apa aku salah jika aku menuntut hak untuk memberi penjelasan sebelum dia mengambil keputusan?..
Kalau lah aku sudah tidak bisa dia percaya,aku terima..
Kalau lah aku sudah dianggap tak menepati janji,aku terima..
Tetapi apa aku salah jika menuntut hak ku tuk mengemukakan pendapat,alasan atau apapun sebutannya,agar semuanya jelas dan tidak hanya dugaan-dugaan belaka?..
Apa aku salah menuntut hak ku untuk duduk berdua membicarakan persoalan ini dengan baik-baik sampai semuanya jelas?..

Bukan begini caranya untuk mengakhiri...
Kecuali itu cara mu mengakhiri agar tiada dipersalahkan,
Agar siapapun menganggap ku bahwa aku lah yang paling pantas dipersalahkan.

Apa memang sudah...

Apa memang sudah tak bisa diperbaiki lagi...
Ketika curiga lebih besar untuk mengambil keputusan sendiri,
Manakala seolah selalu mencari kesalahan untuk menyalahkan,
Manakala lebih memilih mengakhiri tanpa penjelasan?..

Apa memang sudah seperti ini yang dipilih...
Pergi tanpa memberi penjelasan,
Hilang tanpa membuka diri mempertanyakan,
Apa memang ini caranya untuk mengakhiri?..

Selalu kah harus wajib lapor seperti tahanan kota?..

16 Juni 2009

Kemana dirimu...

Telah kucari ke sudut-sudut banyak hati...
Ke hati yang mungkin ada dirimu serta tentangmu,
Kemana ku cari lagi yang memiliki hati sepertimu padaku,
Aku tak jua bertemu.

Kemana lagi musti ku cari...
Bertahun yang lalu aku teramat letih memanggul perasaan ini,
Entah bagimu itu salah ataukah karena memang aku yang tak setia menunggumu,
Aku terlanjur letih.

Tetapi aku tidak menyerah mencarimu...
Walau mungkin sisa hatiku tak lagi utuh untukmu,
Sebab terlalu lamanya engkau pergi tanpa kabar,
Hingga aku begitu redup menjaga segenap harapanku bersamamu.

Kini...
Aku memang telah menemukanmu,
Walau kenyataannya tak seperti yang ku harapkan,
Namun aku rela menerima dengan apa yang telah terjadi,
Aku mencintaimu bukan karena status apapun darimu,
Aku mencintaimu dengan hatiku.

Bersama cintamu...

Ku lewati tanpa sedikitpun menyesal...
Mungkin pernah aku tersayat kecewa,
Mungkin pernah aku diam letih menjaga,
namun tiada pernah aku rela mengacuhkanmu.

Perhatianku memang terpecah...
Dilema kehidupan nyata telah menempatkan aku begini,
Aku memang terseok-seok,
Tetapi aku tetap selalu berusaha bertahan semampuku.

Engkau cintaku yang pernah hilang...
Engkau hati dari pengharapan yang pernah luluh,
Engkau kesepianku yang pernah terindukan,
Engkau jua mimpi yang pernah tak tergantikan.

Jika dalam hal ini aku di tuduh salah,aku terima aku salah...
Tetapi apa dan bagaiman aku di tuduh salah?..
Sedang aku tak berdaya merengkuh lagi cintanya,
Karena memang aku mencintainya..

Cintamu itu hanya Untukku...

Terkadang harus melewati banyaknya ritangan kecil...
Perselisihan pendapat,kesalahfahaman pun tak terelakkan,
Tetapi cintamu itu untukku bukan?..
Ya...itu yang terucap untukku.

Hanya untukku...
Seperti yang ku dengarkan dan yang ku jalani bersamamu,
Tak peduli meski melalui curamnya jalan,
Tak peduli setiap saat kehancuran pun menguntit,
Tetapi aku selalu meyaqinkan diriku tentangmu.

Bertahankah kau mencintaiku seperti aku mempertahankannya?...
Lewati waktu sampai pernah engkau menghilang di persimpangan,
Aku pun tetap jua menunggumu sampai kita kembali di satukan,
Meski dalam saat dan keberadaan yang kecut bagiku.

Akan tetapi aku masih mencintaimu...
Hingga kata-kata itu tenggelam disetiap kedekatan kita lewati waktu,
Terpisahnya jarak bak hanya soal badani,
Aku mencintaimu sampai tak lagi bisa ku katakan lagi seberapa besar itu ku jalani,
Hingga kini..

10 Juni 2009

Jangan Menangis,cinta...

Jangan menagis ya,cinta...
Aku tak ingin kau bersedih dengan apa yang terjadi,
Jujur aku tak bisa melihatmu seperti ini,
Jujur aku tak bisa melihatmu terus larut dengan derita mu.

Bukannya aku melarangmu tuk tak menangis,cinta...
Aku hanya tak kuasa melihatmu begitu berat menanggungnya sendirian,
Aku ingin kau mau membaginya bersamaku,
Izinkan aku tuk mendengarkan semua keluh-keluhmu.

Percayalah padaku,cinta...
Bersandarlah di bahuku dan menangislah sepuasmu di dekapku,
Sungguh bila itu yang bisa membuatmu jauh lebih nyaman,
Aku bersedia bersamamu.

Jangan menangis lagi,cinta...
Meskipun setidaknya itu mampu melodangkan setiap sesak di dada,
Walaupun itu akan mengeringkan airmata dan tak mengusir penatmu sedikitpun,
Izinkan aku membasuh perihmu dengan apa yang bisa ku lakukan buatmu..

Mendekatlah padaku,cinta...
Biarkan semuanya usai di dekapku,
Agar engkau kembali ceria seperti yang ku tahu selama ini,
Agar tak muram segala cahaya mu menjadi jelaga memerih hati.


Aku dan dunia,bagiku..

Hempaskan saja semua gundah yang meneteskan airmata...
Buang jauh segenap buruk sangka jiwa tentang kisah hari esok,
Luluh lantakkan saja segala berita pengguncang hati mu biar tak rapuh,
Kembalilah..kembalilah..

Dengarkan suara kesadaran hatimu...
Dimana jauh didasar pemahaman juga rasa hatimu pun tak berdaya,
Mungkin hanya diam tanpa kata saja yang menjadi pilihan terbaikmu saat ini,
Cukup diam dan diam lah tuk fahami dan meredam segenap perih di hati.

Yaqinlah...
Yaqinkan hati mu betapa segala yang selama ini mudah kau dapatkan adalah godaan,
Betapa segala kesakitan dan dilemanya yang sekarang menimpa juga adalah godaan,
Namun mungkin itu hanya gelitik kecil untuk di sadari..
Betapa bersyukur atau tidaknya kah dengan semua yang kau miliki.

Yaqinlah...
Jangan hanya selalu mengeluh jika sedikit saja di cubit oleh-Nya,
Tetapi ingat dan sadari lah baik-baik apa yang telah Dia hamparkan untukmu selama ini,
Sebandingkah kesenangan yang kau dapatkan dengan sedikit cubitan kecil-Nya?..

Yaqinlah...
Lebih baik tidak menjadi rakus dengan terus meminta tanpa berterimakasih,
Daripada selalu rakus dengan apa yang telah di miliki tanpa mensyukurinya,
Apalagi hanya sibuk meminta dan mengeluh.

Lupa kah aku...
Jika meminta setelah di kabulkan justru membanggakan diri dan lupa diri,
Jika di uji sedikit saja sudah mengeluhnya seperti tak pernah dituruti setiap meminta,
Tak malu kah kamu menatap-Nya dengan rakusmu itu?..
Tak malu kah kamu lupa diri bahwa semua yang ada padamu adalah rohmat-Nya?..

Hatiku padamu..

Hatiku..hatiku...
Kadang gembira pun terkadang susah,
Kadang gelisah kadang merutuk diam-diam juga,
Hatiku..hatiku..

Apa hatiku juga sebagian seperti hatimu?...
Apa isi hatiku sebagian pula seperti hatimu?...

Hatiku..hatiku...
Hati yang selalu belajar untuk tabah dan setia,
Hati yang selalu belajar sabar dan menjadi sadar,
hati yang selalu belajar menetapi kepercayaan dan meningkatkannya.

Hatiku..hatiku...
Hatiku padamu adalah makna sisi hati yang lain,
Seperti menyisakan ruang tersendiri yang tak tersentuh,
Hati ku dan hatimu lah yang menghuni nya..

Aku mencintaimu..

Jika kata ini adalah yang terindah...
Maka tak ada kata lagi yang terindah menandinginya,
Dan bila kata ini adalah kata termahal..
Pun kata ini adalah kata yang tiada banding harga nya.

Aku Mencintaimu...
Meski langit telah gelap menjadi lalangan mata menumpu pandang,
Meski angin telah pula menyibakkan sejuk alirannya merebak,
Dan meski Mendung terus berulang ganti menyilat dilema jiwa,
Mencinta dan dicinta adalah hal yang sungguh-sungguh teramat sangat terindah..

Tetaplah bersamaku...

Jangan kau pergi...
karena aku tak lagi bisa menjaga mu jika kau pergi,
Hingga aku juga tak lagi mendengarkan ceria mu,
Cerewetmu juga manjamu lagi.

Jangan pernah kau yakini aku pergi darimu...
Sebab aku tak pernah ingin kau pergi kapanpun,
Hingga kita sudah tak lagi bisa saling menjaga,
Sampai tiada daya dan kuasa lagi tuk saling tak mencinta.

Tetaplah bersamaku...
Tak ada lagi yang lain bisa menyisihkan perasaan kita,
Biar badan terpisah bila memang itu relita,
Tetapi tidak dengan semua cinta bukan?...

Rah451a Rinduku padamu...

Memang begitu rapat ku simpan di hati...
Hingga aku merasa itu tempat ternyaman menyimpannya,
Tak peduli meski siapa hendak berusaha menguak,
Rinduku sudah berkalang gegap.

Rahasia rinduku ini adalah rahasia rasa sayangku padamu...
Tak ku kuak karna takkan mampu ku nyatakan seberapa besarnya,
Tak terukur seberapa dalam ku terbebat karenanya,
Rinduku padamu laksana tiada lagi terwakili oleh kata-kata.

09 Juni 2009

Percengkramaan Lara

Hai,luka...
Apa yang sudah kau perbuat atas hatiku?..
Apa yang sudah kau taburkan diatas kecewa ini?..

Hai,luka...
Apa cuma begitu saja keperihan yang engkau tabur?..
Apa cuma begitu saja yang kau bisa?..

Hai,luka...
Beri aku luka yang lebih hebat dari yang kau bisa,
Beri aku luka yang tak semua orang mampu menjalaninya,
Kalu memang itu bisa membuatmu puas mengecewakanku.

hai,luka...
Jika memang engkau adalah satu-satunya jalan tersulit untuk mencapai kehormatan,
Maka aku adalah salahsatu yang kan ada di jalanmu,
Bagiku lebih baik memperjuangimu daripada tak terhormat,
Mati biar mati daripada mati menanggung malu yang teramat sangat memalukan.

Aku Bukan Pendendam

Meski aku terluka begini...
Bukan berarti aku mendendam padamu,
Biarpun perih dan ku akui membuatku kecewa,
Namun pantaskah aku membencimu?...

Aku bukan pendendam...
Aku juga tak mau jadi pendendam atau terus membenci mu,
Toh untuk apa ku benci dirimu jika aku pun tetap terluka?..
Untuk apa membenci kalau itu hanya melukai diriku sendiri?..

Aku bukan pendendam...
Aku melihatmu masih sama seperti dulu,
Apa yang terjadi kini adalah kini,
Kalau pun kini begini..
Apa yang musti ku perbuat dengan perasaan ini?..

Kau memilih dan aku juga telah buat pilihan...
Kau tetap saja begitu di antara apa yang sudah kita sepakati,
Sedangkan berulang kali aku memberimu kesempatan seperti yang kau mau,
Apa memang ini cara mu agar semua nya selesai sampai disini?..

Kenapa musti kau lakukan itu...
Kalau memang kau ingin pergi,katakan saja baik-baik..
Apa aku salah jika aku sangat kecewa dengan sikapmu padanya,
Sementara kita pernah membahasnya.
Apa memang itu yang kau lakukan selama aku tak disampingmu,bersamanya?...

Senja itu Usai

Senja itu kan usai...
Bersama arak-arakan mendung di saput warna lembayung,
Di hias pernik kemilau cahaya nya yang kian meredup,
Senja itu pun kan berlalu..

Jika saja senja itu berusia lama...
Sempatkah ku sapukan setiap jengah ini bersamanya menghilang?..
Sempatkah ku titipkan seindah lembayungnya tuk pergi?..
Sempatkah ku sisihkan kehilangan itu berlalu?..

Senja itu kan usai...
Meski isak mengiring di senyapnya hendak terbenam,
Di celah sisipnya ku jagakan senyum terindah mengenangkan,
Berlaksa kerinduan telah tertanam jauh,
Jauh di dasar hati terdalam.

Senja itu kan usai...
Walau kerentaan terus bergulir,
Dan ketidakberdayaan pun menerpa,
Engkau tetap senja yang kan usai..
Selalu kan begitu,
Tetap kan usai.

Jelaga Luka

Sampai kapan perasaan ini kan bertahan...
Bila perih terus saja mengeram di dalam dada,
Bila kenyataan tiada juga dihentikan rasukannya,
Sampai kapan dia terus melakukannya?...

Aku memang kecewa...
Kecewa kenapa harus dia lakukan itu,
Kecewa karna masih saja menjalaninya,
Ataukah memang itu pilihannya?..

Jika benar begitu,kenapa?...
Apa aku salah padanya hingga dia di belakangku begitu?..
Apa aku salah jika aku kecewa dan ingin sendiri dulu darinya?..
Apakah dia bisa terima bila aku yang melakukannya?..

Inikah yang dia sebut bisa di percaya?..
Inikah yang dia sebut hanya biasa?..

Lukisan Cinta Luka

Pada penat ku gerus gelap...
Aku blingsatan berharap lepaskan benci,
Yang meraupku berkalang dendam,
Yang hitamkan hati berpeluh ratap.
Oh..Maya pada...
Hancurkan rindu ini berarak-arak,
Biar tak berputus cinta ini mendendamnya,
Biar henti segenap luka ini tak memenjara.

Aku gelap...
Aku tertikam penat mencinta,
Tercabik-cabik hulu cemburu,
Perih dan teramat menyakitkan.

Oh..Rindu...
Hentikan dadaku di rasuk cemburu,
Basuh perihku dengan tangan lembut kasihmu,
Dekap aku dalam-dalam di buai mu,
Jikalau perlu..matikan rasaku terbuang jauh..

07 Juni 2009

Tentangmu Lagi

Begitu bangga ku mengenalmu...
Suka cita kerinduan seperti memupuk keakraban kita,
Menjadi benih kecintaan yang lebih bagiku.
Tatapan matamu..
Senyummu..
Polos dirimu..
Kesetiaanmu..
Membuatku berurai di keterjagaan tak tentu.

04 Juni 2009

Indah dirimu..

Ta'jub aku memandang wajahmu...
Terpukau tak terkilah begitu rupa,
Mempesona benar-benar ku terpesona.

Apa kan ku kata...
Segenap kalimat ini laksana tak mampu mengungkap,
Seberapa agung musti ku kagumi keagungan yang Dia cipta?..

Apa kau sangka ini adalah kata jua?...
Perih bukan sebab kau tepukkan sebelah tangan,
Sepi bukan karena kau picingkan sebelah mata,
Ini putih tulang ku bukan putih mata,
Parah..

Membagilah bersamaku

Bila memang itu mampu membuatmu jadi lebih tenang..
Bila mungkin sudah kau rasa tiada lagi yang mau mengertimu..
Membagilah bersamamu..

Jika saja itu tak mampu menentramkan dirimu...
Maafkan aku kalau tak sepadan dengan mau mu,
Tetapi beri kesempatan hatimu mencoba di sisiku,
Ku janjikan semampu diri mendengar segenap keluh-kesahmu.

Membagi lah denganku...
Meski sekejap saja untuk mencobanya,
Selebihnya ku pasrahkan jua,
Dan jika kenyataannya bisa,
Aku kan mencoba tetap bisa..

Senandung Perih

Ini malam bertudung pekat...
Tiada gemintang bak kerlip mewarnai jelaga,
Tersaput angin cahayanya seperti melayang layah.

Layaknya inri di pusara...
Tiap guratnya adalah prasasti sejarah hidup,
Mungkin memang kan tetap hidup,
Terpasung tegar membelah bumi.

Dada ku adalah bagian dada langit...
Ku sematkan kesepian di ufuk-ufuknya,
Hendak ku dulang hati tak lara,
Sepi ku tiada kan memenjara,
Sampai mata terpejam lena.

03 Juni 2009

Izinkan Ku Mencintaimu

Meskipun kau tak bisa menerimaku..
Meski kau telah memilih yang lain tuk memilikimu..
Mesiki kau ragukan pengakuanku..
Izinkan aku mencintaimu.

Aku tak menyesal dengan ketidakterimaanmu atas perasaanku,
Aku tak menyesal...
Aku tahu itu takkan mudah bagiku menerima kenyataan,
Tetapi toh untuk apa ku paksakan?..

Kau punya hak tuk memilih...
Kau punya hak mencintai siapapun yang kau pilih,
Begitupun aku..

Rela kan aku mencintaimu...
Biar dengan begitu bisa ku abdikan perasaan ini untuk selalu sadar diri,
Setidaknya aku tahu..
Ada sebuah hati yang merela tuk ku cintai sendiri.

Teruntuk KAU Yang Jatuh Cinta Lagi

Siapa sangka bila hati jadi berbunga kembali...
Jatuh cinta tuk kesekian kali nya diantara laksa uluran tuk dicinta,
Merasa lebih berarti diantara bunga-bunga hati,
Jatuh hati kembali di lelahnya mencari cinta.

Apa memang kau telah jatuh cinta lagi...
Setiap kata-kata nya seperti menyulut gairah,
Setiap tawa nya laksana membuatmu begitu perkasa,
Setiap tatapan matanya bak meredam gejolak di dada menjadi damai.

Untuk kau yang jatuh cinta lagi...
Begitu berseri nya wajah cinta membalut hatimu,
Meski membuatmu selalu lapar dan haus tuk bersamanya,
Hatimu terlalu bersahaja untuk mekarnya kuncup cinta lagi.

Skripsi Cinta tak Jadi

Rasanya...
Sudah terlalu lama kau mengeram sendiri,
Dalam kesepian tak henti berharap,
Namun sampai kapankah?..

Kau coba mengusirnya jauh...
Memejamkan mata berharap pulas tertidur dan melupakannya,
Atau setidaknya beraktifitas agar tiada makin terejam,
Namun bisa kah kau menghapusnya?..

Airmata rasanya tak pantas bagimu tuk melodangkan,
Amukan emosi pun takkan merubah apa-apa,
Apakah kau telah kuasa menghapusnya?..

Skripsi cinta tak jadi mu bak makalah perih...
Laksana luluh lantas segenap daya mu mengusirnya jauh,
Sungguh takkan dapat hilang,
Skripsi cinta tak jadi mu pun terbengkalai di ambang keraguan.

02 Juni 2009

Bumi kan aku...

Tetap membumi kah aku...
Merayu mu melewati puluhan detak jantung,
Menyambut uluran tanganmu tiada sepi,
Hati kan aku di hatiku.

Bumi kan aku di bumi ku...
Lewati segenap dimensi kerelaan dada langit,
menaburkan kilau cahaya insan suci,
Membumikah aku membumi bersamamu..

Bumi kan saja aku di bumi mu...
Biar di hujani langit tetes-tetes air kehidupan,
Menjadi hidup lagi dengan cahaya-Mu,
Bumi kan aku dengan langit cerah mu..

Cinta Kala itu..

Muda ku jatuh cinta...
Berapa harga dari sebuah cinta?..
Adalah kebutaan ku bak menggenggam bathin.

Mudahnya jatuh cinta...
Mungkin ketika tak lagi ku temukan cinta yang ku inginkan,
Mungkin juga karena telah sebegitu lelahnya mencoba setia,
Mungkin juga tersebab tak kuasa lagi terhujam luka-luka.

Cinta ku kala itu...
Sungguh telah memejamkan mataku untuk selalu percaya,
Memantapkan keyakinanku memilih tanpa letih di hujam kecewa,
Membangunkan dalam hatiku sebuah cita cinta indah untuk terus bersama.

Cinta ku kala itu...
menetapkan namamu tetap terukir indah di hati,
Melewati berlaksa detik tuk tak berpaling dari wajah lainmu,
Wajah indah cinta ku padamu..

Di Balik Kenangan Kita

masih ingatkah kau,kekasih...
Kita pernah saling merindui dan saling mencintai,
Tidak sedikitpun kita lelah untuk memberi dan menerima,
Bahkan tak sedikit waktu kita sematkan kemesraan.

Sungguh kenangan itu teramat indah untuk usai,kekasih...
Tiada pernah kita saling curiga ataupun membenci,
Hingga aku benar-benar merasa menjadi lelaki yang paling hebat,
Dan ku akui bagiku kau adalah kekasih terbaikku.

Apa aku salah jika masih mengenangkan ini,kekasih...
Apa aku salah jika begitu ku hargai nya kenangan kita dengan sangat bangga?..
Apa aku salah jika tetap harus mensetiai kenangan indah kita?..
Apa kau pun pernah begitu,kekasih..

Ku mohon jangan sisihkan aku dengan persangkaan burukmu...
Aku tak pernah membenci mu sedikitpun sampai detik ini,
Aku juga tiada pernah ingin membuatmu kecewa,
Aku benar-benar tak mampu membuatmu terluka.

Sepi Yang Bertahan...

Sudah berapa lama kita begini...
Tertawan dalam kesepian yang kita ciptakan sendiri,
Seperti tiada mampu meraih kebersamaan diantara cerita cinta kita,
Apa memang ini yang terbaik buat kita?..

Apa layak aku mempertahankan kesepian ini..
Apa patut aku tetap mensetiai pertengkaran kita..
Apa seharusnya kan terus begini?..

Berapa lama lagi sepi ini kita pertahankan,sayang...
Sementara kita masih saling membutuhkan,
Sementara kita masih tak bisa memungkiri perasaan kita sendiri,
Tak rindu kah engkau padaku,sayang..

Sudahlah,sayang...
Kita hapus saja sikap saling menyalahkan antara kita,
Coba kita bangun kembali serpihan-serpihan retak kisah kita,
Kita hapus semua anggapan buruk kita masing-masing.

Bisa kah engkau mempercayaiku lagi sperti dulu,sayang...
Aku pun akan berbuat serupa,
Aku tak mau kita kini jadi terpisah demi sebuah anggapan tak sepadan,
Kembali lah padaku dan jangan izinkan keraguanmu memisahkan kita.

Sebentuk Rindu buat Cinta

Hai,Cinta...
Apa kabarmu sekarang..
Lama tak bersua seperti hilang di telan rimba,
Semua baik-baik saja khan...

Hai,Cinta...
Sudah pergikah kamu dari hatiku?..
Sudah bosankah kamu menetap di palung hatiku?..
Sudah letihkah kamu dengan sikap dan perlakuanku padamu?..

Hai,Cinta...
Jangan pergi ya..
Jangan pernah bosan mendiami hatiku..
jangan pernah letih dengan apa dan bagaimana diriku.

hai,Cinta...
Beri aku kepercayaan,
Biar aku lebih kuat lagi jalani kehidupanku,
Biar aku tak menyerah dengan cobaan bersamamu.

hai,Cinta...
Aku merindukanmu..
Merindukan kita.

01 Juni 2009

Aku Seorang Petani

Seorang petani desa yang selalu berharap tanaman padi ku tuai dengan hasil memuaskan...
Yang bisa dinikmati oleh keluarga dan juga semua orang yang membutuhkannya,
Setidaknya bisa membantu menopang kebutuhan hidup.

Tapi inilah Aku...
Yang kadangkala juga tak mampu berbuat apa-apa jika hasil panen tak seperti harapan,
Musti cepat-cepat bersabar daripada mengeluh dengan apa yang telah ditentukan oleh-Nya,
Musti selalu tetap yaqin semuanya pasti ada hikmah besar.

Inilah Aku...
Walau mungkin bukan tubuh yang baik buat sandaran,
Atau tak layak dijadikan idaman ataupun di hormati banyak orang,
Inilah aku yang selalu akan berusaha semampuku tetap menanam padi.

Inilah Aku...
Demi nikmat-nikmat yang sudah diberikan-Nya,
Demi rasa syukur tak terhingga dari-Nya,
Demi kelangsungan peradaban manusia serta cucu-cucu kelak..

Inilah Aku...
Hanya seorang petani.

Belajar Mencintaimu...

Aku telah belajar mencintaimu...
Tak peduli apa pendapatmu tentang yang kulakukan ini,
Yang pasti pembelajaran ini tidak untuk menyakitimu,
Karena bagiku kau layak ku cintai.

Mungkin engkau ada kecemasan dengan pengakuanku...
Tetapi inilah yang ku pilih,karena bagiku..
pembelajaran mencintai ini bukan semata hal ego ku padamu,
Tapi aku percaya ini lah yang seharusnya ku pilih.

Tak mudah memang mencintaimu...
Namun ku pastikan aku selalu belajar mencintaimu dengan sepenuh hati,
Semisal bagimu aku masih belum mampu membuatmu bahagia,
Aku menyadari sepenuhnya.

Sebab aku hanya belajar mencintaimu sebaik mungkin...
Sebaik dari apa yang mungkin telah ku lakukan untuk cinta,
Untuk memilih dan menjalaninya.

Cinta itu Kini...

Seperti menuai dilema dalam diri...
Tampak mudah untuk dipetik,
Indah memang tetapi rumit tuk di lepaskan.

Aku ingin memberikan cinta...
Tapi kini ku tak tahu lagi cintakah ini?..
Begitu bersahaja nya..
Mengharuskan ku memilih dan tetap memilih..

Apakah yang ku fahami benar?..
Ataukah memang ini hanya pemikiranku?..
Ataukah ini pemahaman yang ku tahu dari seluruh rangkaian kehidupanku?..

Apakah cinta memang menghasilkan tanggungjawab besar?...
Tanggungjawab untuk merealisasikan perwujudan cinta dalam ujud yang beda?..
Cintakah aku?...
Aku tak tahu lagi..

31 Mei 2009

Sebentuk Asa Cinta

Mulukkah bagi mereka yang jatuh cinta berharap indah?...
Tidak..tidak muluk bagiku,
Sebab setiap hati yang dirasuk cinta,dengan sendiri nya menciptakan asa.

Bukankah asa cinta itu tumbuh ketika pertama kali cinta menyentuh hati?...
Tak di rekayasa jauh sebelumnya dan tak diimpikan jua,
Ia wujud dan terbentuk dari kekuatannya azasnya.

Sebentuk cinta di penuhi harapan indah adalah asa tiap hati...
Tiada seorang pun mampu menyembunyikan diri dari alirannya,
bahkan mampu membutakan seluruh realita pandangannya sendiri,
Mabuk dalam ruang cinta itu sendiri.

Sebentuk harapan cinta adalah mimpi tiap hati yang di lamun perasaan mencinta...
Seperti membius segenap sendi-sendi hidup dalam diri sendiri,
Menjadikannya selalu haus dan terus lapar untuk mewujudkannya dalam kehidupan,
Sebentuk asa cinta yang mendamaikan hati,jiwa dan kelengkapannya.

Yang Tak Seharusnya...

Tak seharusnya menutup hati untuk cinta...
Apapun alasannya untuk menghalangi,
Tak seharusnya menutup hati untuk cinta..

Siapalah kita?..Apalah daya dan kekuatan kita?..
Jangan hanya karena keinginan yang tak terpenuhi,
jangan hanya karena ego sendiri yang tak terpuaskan,
lantas kau meminta hal yang jelas-jelas takkan pernah bisa kau hentikan..

Pengakuanmu dulu tentang cinta adalah anugrah Tuhan,sekarang kemana?..
Pengakuanmu dulu tentang cinta adalah indah,kemana sekarang?..

Apa hanya karena cobaan di rasuk cinta,semua pandanganmu pun berubah?..
Apa hanya karena aral mencinta,segenap indah itu sirna?..
Apa hanya karena ujian dicinta dan mencinta,kesadaran azas cinta pun lenyap?..

Sungguh picik menempatkan cinta diatas dasar kepentingan sepihak...
Apalagi mencerca hitam cinta tersebab kegagalan meraih tujuan memiliki obyek,
Cam kan saja sendiri..
Toh keberadaan Cinta tidak akan berubah,sepicik apapun kau mencelanya..

Ku Simpankan Untukmu...

Walau mungkin tak kau anggap berarti lagi,ku simpankan untukmu...
Sebuah hati yang pernah kau beri kenangan indah dan bahagiakanku,
Sebuah ruang yang tak bisa terusik oleh siapapun,
Sebuah janji pada hati sendiri.

Ku simpankan untukmu...
Kata yang mungkin difahami tak setia lagi pada realita,
kata yang mungkin diartikan pergi meninggalkanmu,
kata yang mungkin memudar seiring lajunya waktu.

Ku simpankan untukmu...
Jejak tapakan cinta padamu menghias kenanganku,
Jejak kerinduan yang berdiri diantara keharusan yang ku pilih,
Jejak ketabahanku jalani kisah kita dulu hingga detik ini.

Ku simpankan untukmu...
Meski tak ada janji sampai kapan ingatan ini kan tersimpan,
Meski tak ada ikrar sebagai kata bukti bagimu,
tetapi ku simpankan untukmu..
perasaan cinta yang tak tertandingi dari sekian perasaan mendekapku.

Untuk Kau Yang Jatuh Cinta

Indah memang,itu yang kau rasa...
Tetapi setiap keindahan di bumi ini mengikuti batasan ruang dan waktu,
Dimana ada kefanaan yang juga kan kau dapati,
Maka pertahankan hatimu semula..

Tak bisa di sangkal...
Indah cinta di bumi akan ada masa nya serasa membosankan,
Dan itu tak lepas dari berbagai evolusi godaan dan cobaan,
Atau mungkin sempat menciptakan kecewa menjalaninya.

tetapi Cinta itu memang indah...
Terlepas dari keinginan diri yang tak terpenuhi,
Cinta selalu menakjubkanmu,
Seperti selalu memberi mu kreasi baru untuk menciptakan sesuatu.

Dan cinta tetaplah cinta...
terlepas dari ego mu yang mengatasnamakan cinta,
Ataupun mengkambing hitamkan cinta demi mencapai kepuasan sendiri,
Maka cinta tetaplah cinta..

Perjalanan Sendiri

Ini perjalanan sendiriku...
Diantara rentetan dilema yang menghujam,
Dibalik sisiran penat serta perasaan tak mampu,
Aku mengambil satu keputusan..

Entah apa yang nantinya terjadi...
Aku coba menempuhnya dengan segenap tekad,
Meski ku tak tahu realitanya kelak,
Siapa yang peduli?..

Ini perjalananku sendiri...
Aku menggenggamnya erat-erat,
Tanpa ku ragukan diriku sendiri,
Aku tetap harus menjalaninya.

Dan jika kelak segala perjalanannya tak indah...
Semoga Aku selalu diberi kesabaran dan ketabahan menempuhnya,
Hingga tiada lagi nafas derita dalam hidupku.

28 Mei 2009

Umpama Mimpi diatas Mimpi

Jika pernah angin tak sempat menitipkan kerinduan pada awan..
Jika pernah awan tak sempat menyampaikan pada hujan..
Aku justru tak sanggup sampaikan tiap tetesan rindu itu mengaliri hatiku padanya..

Dia mengetuk setiap relung...
Bila resahku sudah tak lagi dapat ku bendung,
Bila kehampaan itu kian merengkuh,
Bila ketidakberdayaanku mengikut kata tanpa bicara.

Umpama mimpi diatas mimpi...
Mampukah aku bangun tak terhenyak?
Ataukah aku kian pulas di buai mimpi tanpa peduli itu hanya mimpi?
Ataukah mimpi diatas mimpi ku hanyalah mimpi sekejap lantas pergi?..

Umpama mimpi diatas mimpi...
Aku ingin bermimpi abadi,
Dimana aku yang tak abadi tetap tak abadi,
tapi aku abadi..

Bahasa Hati

Inilah bagian bahasa itu...
Tiada bentuk,warna,pun aroma,
Hanya suara-suara menggema di sekujur badan,
Seperti mengisi tiap sendi hidup tak terbantah.

Inilah bagian bahasa itu...
Dimana tak ada tempat tuk disebut sebagai ruang,
Dimana tak ada jarak tuk disebut jauh ataupun dekat,
Dimana tak ada pengakuan untuk di dasarkan.

Inilah bagian bahasa itu...
Bahasa yang terucap tanpa lisan,
Di dengar bukan oleh telinga jasad,
Ataupun di rasa dengan rasa kulit pun lidah.

Inilah bagian bahasa itu...
Bahasa tertinggi dari semua bahasa dunia,
Tak di pelajari tetapi di rasa dan di mengerti,
Abadilah rasa hati..

Hujan Malam itu...

Adalah hujan yang kesekian kalinya mendinginkan tubuhku..
Percikkan butir-butir dinginnya tersirat angin menoreh lembut,
Sapakan dingin ulurkan sunyi.

Hujan malam itu...
Seperti menjadi ruang tersendiri atas jiwaku merasuk dalam waktu,
Menyusuri gelapnya malam beriring rinai nya,
Bersama kilatan juga gelegar menggetarkan dada.

Hujan malam itu...
Meringkuk aku memeluk benci,
Mengusir arah gelap hatiku biar tak berjelaga,
Menghempaskannya jauh ke dada langit.

Hujan malam itu...
Menyanjung hatiku menyibak perih,
mengobati nelangsa berlaksa-laksa,
Dan pergi berselubung tudung curiga.

Hujan malam itu...
Pengusir sepi di lelap mati.

Di Pucuk-Pucuk Sepi

Menebas haru berpangku tangan...
Hendak ku seka sudahi jua airmata,
Mimpi biar berarung mimpi,
Sepi-sepi tetaplah sepi.

Di pucuk-pucuk hening...
Di ingatan usang waktu berdebul,
Lepaskan tanganku jangan di raih,
Aku tak mau terpuruk lagi.

Di pucuk-pucuk sepi...
Usir aku kembali nyata,
Biar terangkat jiwa dari selimutnya,
Biar lerai segala sangka memburai,
Sepi..

Ketika Harus Memilih

Meski pasti akan ada yang terluka...
Apalah daya jalan musti di pilih,
Sebagai realita yang tak bisa di hindari,
Walau tiada hendak menebar luka.

Memilih bagiku tidaklah mudah...
Apalagi harus mengorbankan cinta,
Biarpun tangan telah tebakar,
Teramat berat aku musti memilih.

Aku mencintainya..
Membutuhkannya lebih dari apa yang pernah dia tahu tentangku,
Menyayanginya lebih dari apa yang ku fahami sendiri,
Teramat berat bagiku..

Tuhanku...
Apa aku salah jika memilih?..
Apa aku salah tetap mencintainya?..
Apa aku salah jikalau tak mampu meninggalkannya?..

Tuhanku...
Di ketika harus memilih,
Bersalahkah aku dengan pilihanku ini?..
Mengapa musti dilema ini yang Engkau pilihkan untukku?..
Aku perih..

Dalam diam terbeban

Ku tengadahkan kepala...
Berharap penat-penat ini kan melepuh beriring rebahnya tubuhku,
Berharap terangkaikan satu kata damai tuk merengkuh,
Menebas sepi ku bertalu-talu.

Aku gelisah dalam diam ini...
Bukan semata perih ataupun cinta ku pertanyakan,
Ekspresi ku ini adalah sepi,
Kata tersunyi.

Apa itu sepi...
Bila penat ku adalah keindahan,
Apa perihku...
Bukan cinta tak bertaut.

Aku ingin hilang...
Tak ada tubuh yang ku sesal salah,
Tak ada rintih karna ku buat luka,
Tak ada perih ku sangka penyebabnya.

Sepi..sepi...
Mata cahaya mata cahaya
Terang gelapi aku

23 Mei 2009

Sahabat

Beberapa tahun kita bersama semenjak bertemu...
Banyak hal manis kita alami,
Saling mempercayakan sesuatu,
Dan itu pun tak kita ingkari.
Masa demi masa membawa kita...
Menciptakan kurun dalam kedewasaan bersama,
Membagi dan memberikan apa yang tak kita punya,
Bersama beriring dalam hati.
Sahabat...
Musim telah berulang ganti,
Telah menitipkan berbagai rintangan dalam nurani,
Sampai kini di persimpangan,
Di antara kita musti memilih tujuan.
Sahabat...
Tak ada pesan dan beserta salam,
Semua berlalu bak musim semi,
Atau mungkin kelak bagai angin,
Saat kau kembali dan pergi lagi.
.."Selamat jalan,sahabat terkasih.."...
Beriring derai kerinduan hatiku menantikan kembalimu,
Bersama terbuka nya slalu pintu maafku,
Meskipun nantinya bukan untuk seperti masa silam,
Masa persahabatan yang indah penuh kenangan.
.."Selamat jalan,sahabat tersayang.."...
Semoga dengan jalan kita kini sama saling menyadari,
Bahwa tiap sesuatu selalu membutuhkan pengorbanan,
Sekecil apapun sesuatu itu.

Sekedar Nanar di Hati

.."Hari telah pagi.."...
Beriring suara adzan mengumandang,
Detik demi detik pun telah mengantarkan aku,
Rebah lemah menggoreskan untaian rasa hati.
.."Oh..Bayang-bayang di kegelapan malam.."...
Ku tarikan irama-irama kenangan,
Aku sanjung butir-butir damai disana,
Tentang sejarah yang mendamparkanku begini.
.."Disini.."...
Telah tercipta lagu-lagu indah sebuah cinta,
Gelisah resah menjadi satu sentuhan retak,
Aku di rayu-rayu dan di puja-puja.
.."Tetapi.."...
Butir-butir peluh yang pernah menetes,
Telah menyisakan sebuah derita panjang,
Pernah merangkaikan aku sebuah gelora..
Sebuah niat yang akhirnya tumbang..
Sinaran mata yang teduh..
Logat-logat khas penuh manja..
Halus budi bahasa..
.."Sungguh menghanyutkan.."...
Membuat bathin tak berdaya membenci,
Sekedar nanar yang kemudian berair di hati,
Pergi dengan segala yang bertentang di hati..

Skripsi Hati Sepi

Di dek ini bergerak jari-jemari...
Di galangan ini terikat satu tali-temali,
Di anjungan ini sama seperti waktu dulu,
Duduk bersandar pada sebuah tonggak,
Sembari sesekali melayangkan pandangan ke tengah samudra.
Pada lembayung senja di kaki langit...
Camar-camar putih berpasangan terbang tinggi,
Membelah mega yang di keliling butiran bintang-bintang.
Ada yang tak dapat di lupakan...
Deburan ombak lautan terus saling kejar-mengejar,
Yang seolah berlomba menuju tepi itu,
Mengingatkanku pada seseorang..
Entah kini dia dimana...
Entah apa pula yang kini di perbuatnya..
Sekedar salam perpisahan berujung sepi,
Bersisa sekali dengan kesan-kesan manis,
Rasa kasih sayang yang begitu menakjubkan,
Mampu menidurkan jiwaku yang di rejam kerinduan.
.."Oh.."...
Mana aku mampu memanggilnya datang tanpa kabar?..
.."Ah.."...
Apa memang ini kebijakan Tuhan?..
.."Ya.."..Jawabku dalam diam dan hilang.

22 Mei 2009

Sajak-Sajak Sepi

Kau lantunkan tembang-tembang kenangan
Seiring dadamu mengenyam rasa jiwa yang terbayang
Seraut wajah elok dan menyimpan banyak duka lara.
Berapa banyak yang tak terhitung lagi...
Suka dan duka yang mengaliri harapan cinta
Semenjak awal jatuh cinta itu melanda.
Terkadang engkau merintih menahan perih
Terkadang pula kau tersenyum menutupi
Meski kepahitan lah yang kau rasa.
Sungguh teramat besar cintamu padanya
Hingga kau tak rela menyakitinya
Sampai engkau ridho mengorbankan rasa hati mu sendiri.
Sesekali kau sesalkan waktu...
Kenapa terlambat kau dipertemukan?..
Kau selalu sembunyikan hatimu darinya...
Hingga selalu kau bungkam dan bimbang
Kau pendam cinta dan rindumu begitu dalam
Karna kau takut segala nya kan semakin melara
Dan membuatnya menjauh
Kau takut keakraban itu sirna
Yang akhirnya membuat luka-luka lagi
Di antara hatimu dan dirinya.

21 Mei 2009

Telaga Sendiri

Kau langkahkan kakimu di telaga tua dan kau pun duduk melepas lelah disana...
Kau terlalu hanyut dalam rimba kisah kasihmu
Jiwa realismu telah merenggut kekuasaan hatimu
Lalu engkau berduka sendirian
Duduk terdiam dengan jiwa yang nelangsa
Amarahmu mendidih namun tiada kunjung tumpah ruah
Terlalu dalam perasaanmu tertikam.
Gelapnya perasaan kau rasa
Seolah getir kehidupan selalu terkecap
Tak ada titik temu dalam bahagia hati
Sampai akhirnya kau pun tertunduk lesu.
.."Mana yang harus kau tuju?"...
Tak kau temui dermaga hati untuk tambatan harapmu
Terlalu mudah segalalanya terucap
Dan terlalu mudah segalanya terjadi.
Sampai akhirnya kau pun tak sanggup tuk membawa nya pergi
Dan jauh berlari..
Telaga tua yang menyimpan berlaksa kenangan...
Sakit yang terasa,diam beribu basah
Tak ada sapa dan tanya seiring ucap engkau tinggalkan;
.."Selamat malam dan selamat tinggal,sayang.."..

Ketika Cinta Menjadi Awal Aku Memuji

Sebaris senyummu yang merumpun di senja itu
Aku nikmati seteguk demi seteguk buat mendulang rindu
Awal manis aku bersamamu merenda pagi dalam kasih.
Damai nian aku merasakan...
Betapa nikmat hati merasai sisa nian senyum dikau
Tatkala di rundung rindu terhilang gelak tawa.
.."Duuh..Senja kian elok menyimpan warna.."...
Tak jua melembayung tua di kaki langit
Tak sadar daku pun melayahkan pandang
Seiring dikau menawari hati tuk memuji.
Elok nian dikau dengan lembutmu...
Begitu kilatan sinar matamu menyemai perasaan ini
Tak dapat kian aku menahan pekik lirih hati
Cantik nian dikau menemban hatiku.
Cinta...
Ku sebut seiring pulas dibuai bayu
Beriring bawakan bayang-bayang serta tuk setia
Bertahan dalam ruang waktu yang jauh memisah
Namun kian memadu di antara gelisah dan damba

Salam Membumi

Apabila pagi begitu dini di rasuk embun
Dan sisa tirai malam masih samar membentang
Namun di kaki langit lengkung tampak kerlip
Biasan surya dengan cakar-cakar ultra pagi buta.
Tersisa sisip dalam gerak edarnya...
Secercah derita dari dosa-dosa tak terhenti
Tampak gamang hati menafsirkan
Sebab kebekuan telah menjadi gunungan gelap.
.."Selamat.."...
Salam sejahtera mengawali sapa mengenalmu
Sembari mengenangkan bias pias raut wajahmu
Dengan sesungging senyum yang mengusik niat hati,
Mengulurkan tangan bertaut membagi beban dan kedamaian.

Di cintamu,kekasih...

Sentuhanmu,kekasih...
Mengingatkan aku pada cinta yang dahulu
Kau dengungkan dan kau ucapkan malam itu
Merasa sangat tersanjung diriku menerima
Besar cinta dan penantianmu
Dan ku akui aku pun terlena karenanya.
.."Oh..kekasih...
Tak pernah aku dapat membayangkan akhirnya
Bagaimana hati dan jiwa jika berpisah
Sedang aku masih di mabuk cinta begini
Sangat-sangatnya itu ku pendam dalam-dalam
Hingga tak terusik oleh yang lain.
.."Oh..kekasih.."...
Jika kini banyak yang mengatakan aku berpaling,
Sungguh itu sangat bertentangan dengan hatiku,
Mereka justru menciptakan ironi diantara kita,
Meski itu tak mampu membuatku bergeming.
.."Oh..Kekasih.."...
Aku mempercayakan cintamu dalam hati
Aku begitu memilikinya utuh
Seburuk apa sangka mereka
Aku tetap menentramkan rinduku
Dengan cinta dan kasih sayangmu dulu..

Bahana Pesta Alam

Keemasan lembayung mewarnai langit
Di ufuk barat cakar-cakarnya menyusup
Di balik perbukitan diantara pepohonan
Maka tampak hampir usai senja bertahta
Untuk menyambut kelam dalam ruang malam.
Bayu senja pun mengikut...
Menebarkan kuasa tuk memeluk turut waktu,
Berbagi karunia untuk saling berpaut.
Sedangkan mendung...
Dengan warnanya mewarnai awang-awang
Bagai sebuah arsir lukisan
Bersama bintang-bintang bak berkelip oleh angin
Laksana kristal-kristal dalam kata pembatas
Nampak keindahannya berserak-serak
Memeriahkan keramaian warna pesta alam
Dengan iringan riuh rendah irama
Berlagu hening dan lengang dari hayawan malam
Beruntai dan berjurai-jurai dedaunan
Begitu khidmat juga penuh takdzim
Sangat ta'ajub untuk dimaknai
Apalagi untuk di kecap alam bathini;
.."Syurgawi bumi harum mewangi"..

20 Mei 2009

What you get from the Business Online? ..

For internet users, especially those interested in starting the business world will do business with a variety of bids offered, especially referring to the online business for free, existence is not in avoiding more ..
What you get from online business? ..
This can not be separated from your desire to earn money online with a pc or laptop through, of course, simple, simple for those of you who have much to cyber world, but not for users who are just not interested in cyber world? ..
For that, you-make you a beginner in online business or want to know more about online business, you better find first what and how many are online gratis.Kamu can do a search through the search sites that you have spread in various online services, so what you do ...

Apa yang kamu dapat dari Bisnis Online?

Bagi pengguna internet terutama yang mulai tertarik dunia bisnis pasti akan penasaran dengan berbagai tawaran bisnis yang ditawarkan terutama yang mengacu pada bisnis online gratis,keberadaannya memang tidak bisa di hindari lagi..
Apa yang anda dapatkan dari bisnis online?..
ini tidak lepas dari keinginan anda untuk mendapatkan uang dengan cara online melalui pc ataupun laptop,tentu saja mudah,simple bagi anda yang telah jauh mengenal dunia cyber,tapi tidak bagi pengguna yang baru saja tertarik dunia cyber bukan?..
Untuk itu,buat kamu-kamu yang pemula dalam bisnis online ataupun ingin mengenal lebih jauh tentang bisnis online,lebih baik anda mencari lebih dahulu apa dan bagaimana cara berbisnis online yang gratis.Kamu bisa melakukan pencarian melalui situs-situs pencari yang sudah anda tersebar di berbagai layanan online,so apa kamu penasaran?...

Start a Publisher

When I was at home, relax and chat .. a habit if I do not have a job or a sudden bid for discussions about many hal.Tiba up my mobile phone ring sms alert comes in, I take my phone and open that sms from friends I usually play the work in the rental computer.teman I preach to me if he participated in the PTC program, a business online for free but pay for only the clicks on ads that are displayed.
Originally I was not so interested until there Any school friend used to inform the same without me, and he has to register to become my member ptc.Meskipun no intention at all, I also want to know how to work a business friend who offered me that.
So .. the result is even more inflame me with affiliate programs is also available in conjunction with the online business, especially after I read a lot of online business sites with a variety of info that tantalize.
I also find out more, even with me for a madman from my friends before now I have become a publisher, although only have capital of the subdomain.
I honestly still do not dare buy the domain or server as the publisher basic personal, because I was a baby in the online business and I also have to really selective to determine my next step.
So .. do you? .. What should I continue or just simply through a subdomain? ..
How about you ...

Awal menjadi Sponsor

Awal menjadi Publisher

Ketika itu saya sedang berada di rumah,bersantai sambil chatting..suatu kebiasaan saya kalau tidak ada pekerjaan mendadak atau sekedar tawaran untuk berdiskusi tentang banyak hal.Tiba-tiba handphone saya berbunyi tanda sms masuk,saya ambil hp dan saya buka ternyata sms dari teman main saya yang biasanya bekerja di rental computer.teman saya mengabarkan pada saya kalau dia ikut dalam program ptc,sebuah program bisnis online yang gratis tapi di bayar dengan hanya mengklik iklan yang ditampilkan.
Semula saya tidak begitu tertarik sampai ada salahsatu teman sekolah dulu menginformasikan hal yg sama tanpa saya tahu,dia sudah mendaftarkan saya menjadi member ptc.Meskipun tidak ada niat sama sekali,saya pun ingin tahu bagaimana cara kerja bisnis yang ditawarkan teman saya itu.
So..Hasilnya malah saya yang kian terangsang dengan program-program affiliasi juga yang sehubungan dengan bisnis online,apalagi setelah saya membaca banyak situs bisnis online dengan berbagai info yang menggiurkan.
Saya pun lebih mencari tahu,bahkan dengan ketertarikan saya yang lebih gila dari teman-teman saya tadi kini saya telah menjadi seorang publisher meskipun hanya bermodal subdomain.
Jujur saya masih belum berani membeli domain atau server sebagai basic personal publisher,karena saya masih bayi dalam hal bisnis online dan saya pun harus benar-benar selektif untuk menentukan langkah saya selanjutnya.
So..Bagaimana menurut pendapat kamu?..Apa saya harus melanjutkannya atau cukup hanya melalui subdomain?..
Bagaimana dengan kamu...

18 Mei 2009

Atma Hati

Sebuah atma melayang layah...
Mencari dari sembunyi untuk tahu,
Diam menunggu waktu ikut merubah,
Berbagi diam dan memendam jawaban.
Sebuah atma telah terbang...
Mengutus dawat wujudkan suara hati,
Meski bekal kian menipis.
Tapi hati terus mengejar kemauan...
Mengais di tengah musim,
Mengejar pribadi dari balik mendung,
Menyibak tirai menghapus parah.
Gugur tanpa penunjuk...
Hidup dengan topangan sadar,
Tampak kemilau bunga-bunga perdamaian,
Berkas hati yang tulus dan putih,
Dari sinaran abadi sang insani.

Ini hati...

Saat surya beranjak menuju horison
Kuning lembayungnya disaput mega-mega
Di hias lembut semilir bayu
Di iring riuh rendah gesekan daun..
.."Jangan kau tanya padaku.."...
Mengapa ia tersenyum dan tersipu,
Jangan pula kau tanyakan lagi,
Mengapa itu juga jadi perhatianku.
Hatiku lah yang tahu...
Yang slalu berkata dalam diam,
Yang selalu tersenyum dalam luka-luka,
Yang juga pernah terluka dalam senyuman,
Yang berbahagia dalam luka,
Dan luka-luka dalam bahagia.
.."Ini hatiku.."...
Yang takkan pernah kau tahu..

Ungkapan Tak Jadi

Duduk bersandar seperti ini...
Aku jadi ingat ketika kecil disini,
Memainkan seruling sambil mengawasi padi,
Sesekali bermain layang-layang.
Lucu juga...
Banyak kepolosan yang membuatku merasa bodoh,
Tak pernah berfikir nantinya bagaimana,
Yang ku tahu waktu itu hanyalah;
.."Aku ingin layang-layangku terbang tinggi"..
Dan...
Pernah juga suatu waktu di bawah pohon ini,
Aku meringis menahan perih karena tercubis duri,
Darah yang mengalir makin membuatku takut,
Cemas kalau-kalau nantinya aku tak bisa berlari lagi.

Hilang Mengelak Jejak

Kau dendangkan lagu kenangan disana...
Tatkala ilalang itu mengikut dalam iringan ritme angin yang berdenyar.
Pada detik-detik terlupa tak terhitung...
Waktumu habis dalam kancah perdebatan di tengah kurun,
Tanganmu yang lembut merebut helai-helai rambut,
Seolah tak ingin kau biarkan helai-helai itu menghalangi setiap rentetan dari logat-logat lugas suara hati dan jiwamu.
Semakin lama kau membenamkan diri,makin engkau tak tahu kesalahan dan menegur diri..
Tak ada isakan...
Yang tersisa hanya gumpalan beku atas ketidakberdayaanmu merubah kenyataan,
Engkau menyesal..
Tetapi mega-mega pun kian merundung,
Tak ada titik-titik hujan lagi mengembun sisa di atas dahan.
.."Ah.."...
Senja tak juga luntur direndam malam,
Bintang gemintang pun tak jua mengelus dalam rangkuman kelam,
Dan engkau masih saja duduk terpegun diam..
Bibirmu pun terkatub rapat ditengah kerisauan dan ketabahan menanti harapan pulang.
.."Kembalilah..kembalilah.."..Panggilan hatimu...
Ingin kau raih rasa sentuh masa lalu itu mengikut,
Menjadi bagian dari kurunmu menunggu,
Namun kau selalu menemukan semuanya tak tuju tentu,
Dan akhirnya hilang tak mengelak tapak.

Percayalah padaku..

Jangan kau tanya aku akan kesetiaan ini..
Dan jangan pula kau tanyakan janji-janji padaku..
.."Percayalah.."...
Aku tak mau janji-janji itu menjadi tugu,
Dimana nanti hanya kan menambah luka.
.."Yaqinlah.."...
Aku berusaha yang terbaik untuk kita,
Bukan janji-janji yang kan dirubah waktu,
Di hapus takdir ataupun dipisah jarak.
.."Percayalah.."...
Jangan pernah ada airmata karena kecewa,
Jangan pernah ada cemas dan buruk sangka.
.."Yaqinlah.."...
Aku ingin yang terbaik untuk kita,
Untuk cita cinta dan semua indah.
.."Biarkanlah sejenak.."...
Biarkan semuanya berjalan apa adanya,
Biar bentangan waktu tak menjadi sesal,
Biar waktu yang jua turut merubah,
Untuk bahagia kita semua..

17 Mei 2009

Kala Cinta Menggoda

Indahnya tiada duanya...
Ragam kesiksaan menjelma tanpa bisa di bantah,
Kesepian merebak tiada sangka,
Rindu bagai tak terukur agungnya.
Kala cinta menggoda...
Bisik-bisiknya adalah syair terindah,
Mimpi-mimpi nya adalah ingatan termanis mendulang jiwa,
Harapannya adalah jiwa dari segenap jiwa cintanya.
Kala cinta menggoda...
Kesepian adalah lautan termegah,
Gejolak tanpa tepi..

16 Mei 2009

Asa untuk Cinta

Sekedar mataku menatap langit...
Ku saksikan gemerlip bintang gemintang,
Coba ku sentuhi satu demi satu lewat bayangan,
Demi untuk menyibak perlahan-lahan.
Rentetan-rentetan panjang aku kupas lagi...
Berharap jumpa hal yang tak ku ketahui dulu,
Untuk sekalian menghapus pengharapan hati,
Buat seseorang yang menerbitkan syarat kasih.
Benih ini aku temukan disini kembali...
Dari tahun musim pula yang berpulang ganti,
Benih ini kini hadir dalam cakrawala sepi,
Dalam ujud yang hampir sama tak serupa.
Dan bangkitlah hati ingin meraih kasih...
Meraih kata mesra cinta hati,
Buat ku basuh harapan yang kini hidup,
Meski sebenarnya tiada mengenalku.
Namun begitu yakin benar hatiku...
Meski hanya sekejap ku pandangi hal nya,
Ku temui arti kebenaran kasih itu disana..
Di dalam dirinya dan dirinya.

Menangislah...

.."Menangislah,adikku..Menangislah.."...
Pabila memang hal itu meringankan beban hatimu,
Toh tak ada salahnya itu kau lakukan.
Percayalah...
Mataku ini masih membawa bayangan yang sama,
Seperti ketika aku baru mengenal dirimu,
Memaknai arti senyummu yang slalu manis mengembang itu.
.."Jangan kau berduka,adik kecilku...
Masih banyak kenyataan yang ada di depan sana,
Banyak pula perbuatan tuk dilakukan,
Jadi jangan engkau merasa riskan..
Semua ini hanyalah luka kecil dari bagiannya,
Kecil tetapi berat pula dalam keberdayaan kita.
.."Menangislah,adik kecilku.."...
Kalau memang itu tuk mengikis dukamu,
Namun jangan biarkan semua itu berlarut-larut,
.."Terimalah kenyataan ini lapang dan santun"..
Meski nanar terak kenyataan yang ku panggul,biarlah..

Kenangan yang tersisa..

Masih ku ingat disini...
Ruang kamar ini membekaskan cerita indah dalam hatiku,
Bekas kau tinggalkan untuk menempuh kehidupan baru dalam realita mu.
Aku tahu...
Aku masih mengharapkan semuanya kembali,
Walau toh jikalau memang engkau tak pernah menginginkannya.
Aku akan memendam harapan ini...
Meskipun disana..
Tanah lapang dan juga dinding-dinding itu mengguratkan bisikan-bisikan hati kita,
Membagi rasa jiwa dalam remang purnama indah.
.."Aku akan selalu mencintaimu,mas.."...
.."Walau bagaimanapun dan dimanapun,hanya untukmu.."..Ucapmu..
.."Aku akan slalu setia padamu.."..Tandasmu lagi.
Ah...Tak ada yang mampu aku pertahankan sebenarnya,
Jika saja engkau tak pernah berjanji demikian.
Aku begitu merindukan semua kita..
Tetapi,sudahlah...
Biar bagaimanapun aku tak akan membenci semua kita,
Bahkan aku berterimakasih atas segala yang pernah kau berikan padaku.
Sungguh..Aku bangga padamu...
Karena kau jujur mengatakan apa yang sebenarnya kau rasakan dan yang kau ingini dari kebersamaan kita selama ini.
Terimakasih,Tuhan...
Telah kau pertemukan aku dengannya meskipun Engkau mengambilnya kembali.
Terimakasih,sayang...
Untuk cinta dan kejujuranmu selama ini,
Sebelum kau pergi..

Lara yang Indah

Kilah-kilah rapsody lalu mengembang...
Kuntum-kuntum bunga nya berduri,
Semakin dirasa makin terasa memerih rintih,
Menjadi pendaman tak henti.
Aku telah gagal lagi...
Gagal menghidupi kehidupan cinta kasih.
Ah..Bahtera ini terlalu luas tuk ku arungi sendiri,
Teman sehamba mana yang peduli..
Duh..Keagungan ini kian tiada,
Nikmat duka lara ini terlalu indah,
Aku merasa terkesan..
Betapa kecewa ini membahagiakan hatiku.
Pesta malam pun bak terhidang siksa...
Luka-luka tak jua menghabisiku..
Kemana..
Kemana..
Tuhanku yang Maha aku mencari Mu,
Pekak lagi buta nya aku tak melihat-Mu..

Padamu,Tuhan...

Tuhan..Kemana aku kini berlari nan labuh?...
Sekelilingku penuh dengan kobaran api cinta-Mu,
Yang siap melalap kemana ku menuju.
Tuhan...
Kini sebagian api cinta-Mu memerciki diriku,
Melepuh kulit kesadaranku terbakar,
Tulang belulangku pun terasa tersengat panas.
Tuhan...
Panasnya api cinta-Mu tak terpadamkan,
Demikian kembali menghidupkan kesadaran ini.
Aku menjadi buta dengan diriku sendiri..
Aku menjadi pekak dalam kata-kataku sendiri..
Tuhan...
Hampir terbenam rembulan berganti,
Namun kobaran api cinta-Mu makin membara,
Gelisah hatiku tak temu,
Rindu-rindu tertelan seluruh kesalahanku.
Tuhan...
Menangisku dalam bakaran ini,
Semakin menjadikan diriku tak berdaya.
Tuhan...
Terlelap aku terlalap.

Maafkan...

Maafkan aku...
Bila segala lalu dariku,menyakitimu.
Aku sadar...
Begitu terlalu paginya kita menyulam ini semua,
Hingga persoalan-persoalan acapkali menyakiti hati kita masing-masing.
Namun toh akhirnya kita pun sanggup menghadapi semua itu dengan tabah,
Meskipun banyak beda masih saja menjadi bagian segenap yang kita bina.
Biarlah...
Masih ada air segar dari apa yg kita terima,mengobati segala luka dari luka-luka hati kita ini.
Bagaimanapun juga...
Aku berlapang dada dan santun menerima,
Tak ada peristiwa selamanya bahagia seperti yang kita cita-citakan.
Aku menyayangimu...
Ini sisa dari kebahagiaanku bersamamu,
Mengisi ruang relung hati mengagumimu.
Kau musti tersenyum bahagia...
Kerelaan turut dalam serta jujur mengakui,
Senantiasa cuma itu harapan hati ini.

Konfirmasi berlangganan Newsletter

Silakan konfirmasikan langganan anda dengan cara klik link berikut ini. Cara lainnya adalah, copy dan paste link tersebut ke web browser anda. http://www.beritanet.com/index.php?confirm_mail=Rah451a_cinta.dewa@blogger.com&from=195.189.142.52&at=1242442556

15 Mei 2009

Diary Pagi 98

.."Ah..Haruskah aku bangun kembali dari mula?"...
Tak ada kenyataan seperti ini,
Semakin laparnya aku dalam kejauhan kita,
Semakin dalam terjerembab di persimpangan jasad kita.
Begitu terejam jua harapan ini...
Ke-papa-an kembali ku tanggung dari kehilangan lembut-lembutmu,
Curahan-curahan hatimu,
Serta kebanggaan-kebanggaan ku terhadap dirimu.
.."Haruskah aku mengakhiri segala kasih sayang ini?"..
Bila memang kepergianmu benar jauh...
Sejuta dambaku akan ikut terkubur waktu,
Beribu sesal ku pun menguntit dalam ingatan ini.
Entahlah...
Ku raba hatiku untuk tahu sisa ruang untukmu,
Kedatangan yang mungkin membuatku menerima mu lagi.
.."Trimakasih.."..Kata hati ini dalam ketabahan.
Tak terpejam juga dua bola mata ini,
Begitu nampaknya kerinduanku menghalangi perasaan dalam kepulasan teremban bumi di buai sang bayu.
Jejak itu pun menyentuh prahara hati ini...
Jejak dari berbagai ujud kenangan di sejarahku,
Kembali bangun segala lara yang dulu sebelummu.
Dan terjagalah semuanya...
Lengkap tersusun dalam skripsi hatiku,menjadi bagian haru.
.."Trimakasih.."...
Seiring luka-luka goresan lara,
Sepi-sepi menemani kebasahan kasih sayangmu,
Merajut sunyi dengan hati yang kerap bergumam.

Diary Pagi buta 98

Semuanya menjadi tak peduli...
Meski kokok ayam jantan mengumandang di belahan bumi,
Seperti terjaganya hati dalam kemiskinan untuk membasahi dan meraupkan kebersamaan lalu itu,
Menjadi hidup dalam kehidupan kasih sayangku.
Lalu..Bak layar yang mengembang,
Hidup dengan terjaga bayang-bayangnya tanpa derma.
Laksana dia tersenyum disana...
Penuh rasa bangga dan bahagia bersua dalam rasa damai,
Bercurah rindu dengan kesegaran basahan cinta kasih bak masa lalu,
Saat ia masih tak sejauh seperti sekarang ini.
.."Cinta..!"..Desis lirih yang hanya di rasa hati.
.."Adakah kau juga merasakan seperti yang aku alami kini?"..Sembab hati menguap dalam cemas.
Jauh jiwa menerawang..
Jauh mata hati memandang..
Namun mata ini tak sejauh ketika kau pergi meninggalkan berbagai ke-andai-an dalam perasaan,
Tak sejauh ketika kau menggoreskan penantian di kecemasan hati yang menjalarkan berbagai cita untuk kita lalui dan jalani bersama.
Dan kini aku seperti kembali miskin dalam kejauhan darimu dan ketabahan yang hampir tak bersisa ini...
Miskin dari setiap penerimaanmu padaku dulu,
Miskin dari cita cinta indah bersamamu.

Diary Pagi 98

Begitu duka cita nya hati...
Meski jiwaku dalam ketegaran di segala realita ini,
Namun manalah ada hati yang dapat menahan segala sepi,
Dari setiap keindahan kasih sayang dalam sebuah jalinan?..
Mana lah ada hati yang mampu menyirnakan segala kenyataan yang terlanjur berkenang indah?..
Aku menyadari benar...
Bahwa suatu saat dalam sebuah pertemuan akan selalu mengiringi pula satu perpisahan,
Meski tak terbersit di hati untuk mengakhirinya.
Dan dengan keadaan yang seperti ini,aku tahu...
Terasa sekali kehadiran itu mempunyai arti tersendiri,
Arti kehilangan dari seluruh kasih sayangnya yang mengelus-elus,
Mendidik perasaanku mencari-cari.
.."Ah.."..Sudah tak sabar lagi aku mengharap...
Begitu pulas perasaanku dalam rengkuhan duka,
Begitu tentram dalam memilahi setiap arti sudut pandang di balik kehilangan ini,
Hingga semakin aku terbawa dalam ruangnya mengusik bayang-bayang manis bersama dirinya.
Batas ruang waktu ini terasa begitu sesak...
Menghimpit menit-menit dari jiwaku yang mencoba menembus garis-garis sikap di segala saat dalam kejauhan ini,
Seolah tak sedikipun memberi celah bagi nafas fahamku mewujudkan kebenaran kata hati dan jiwaku ini.

Diary Pagi buta

Ada sekeping cerita duka disini...
Bersama hembus hempasan angin pagi buta,
Yang setia mengiring dalam tiap waktu dan kesempatan ku.
.."Ah.."...Hampir setiap jengkal dari tanah perdikan negeri ini menyaksikan kesababan hati yang di rundung rasa rindu,
Betapa hampir tiada terasa lagi..
Setiap bagian dari lekuk-lekuk tipis sebuah wajah,geraian helai-helai rambut,
Senyum nan indah,nada-nada dari logat lembutnya menghiris potongan kasih yang tak lagi utuh.
Begitu nampak tak ada ujung...
Dimana duka rindu itu menjadi cacahan perih dalam ruang sudut rasa hati,
Seperti mengemisi pada setiap kenangan indah yang pernah terjadi dulu itu,
Untuk kembali di ulas bersama-sama lagi.
Pergantian bulan sudah menanti dalam pucuk-pucuk sepi...
Ada pengharapan yang tak mampu untuk di tepis,
Pengharapan tuk tiada musnah segala jadi yang dulu menjadi satu rinai duri dalam saat-saat kehidupan kelak.

14 Mei 2009

Mendulang Bayangan

Malam temaram dalam bayangan...
Jiwa terdiam dalam haus dan kelaparan
Mencari tegukan buat membasahi kenangan
Mencari sesuap buat mendulang bayangan.
Dada yang sesak semakin dalam sembab...
Hati yang meronta semakin tergilas roda
Putaran hati dalam kenang penuh manja
Dimana api senyuman di mata itu?..
Masih tak kuasa dada menahan...
Hati dalam riang tanpa ruang
Kehadiran pun semakin di tuntut datang
Hanya diam dan meredam yang bisa ku lakukan
Karena kenyataan kan kian meradang.
Karib sayangi kasih bulan malam...
Ku tunggu kehadirannya penuh ketabahan
Dari waktu yang berkumpul dalam hari
Hingga sampai pada tahun nan berganti.
Ruang hati ini masih menerima...
Dengan ramah meski suara terbatah-batah
Meski sumbang mendendang lengang
Meski tak ada ruang dalam hilang.

Cakrawala

Semesta ini menguji benak...
Hilang datang hadir menghilang
Semuanya beralih dalam satu ruang
Terpendam bila datang satu dengan yang lain.
Kekerabatan ini benar-benar bijak...
Dalam takdir ku jalani apa yang semestinya
Karena peristiwanya dalam satu mata
Mata rantai kehilangan dan samar.
Dari pagi sampai siang dari siang sampai malam...
Kurun demi kurun terhitung dari garis manusia
Sebagai pembeda batas waktu dan hari
Yang sebenarnya tak terbatas ruang maupun isi.
Di namai itu semua untuk mengingat...
Dimana ada saat semuanya di ubah
Yang buruk menjadi baik
Dan yang baik semakin baik
Lalu semuanya kembali pada apa yang disebut
Maha dari Segala Kebaikan.

Kembalinya Arti Kehilangan

.."Mungkinkah..?"..Terbatah hati ini menyuarakannya.
Terbayang berbagai manisnya kecapan hati,
Selalu saja mengaliri isi jiwa dan nurani ini meski tak meminta.
Serasa haus dada ini...
Mata ini serasa keluh memandang,
Indah dunia menjadi semakin semu.
.."Ah.."...Janji-janji hanya tinggal serpihan,
Tak ada sepatah kata pun yang lagi ku dengar dari bibirmu.
.."Dimanakah kau?"...Sentuhan desah yang mengalir landai.
Lenyap daku dalam bayang-bayang masa silam...
Serasa semakin lengkap duka rindu penantian ini,
Mengikis keresahan diriku akan kehadiranmu lagi.
Menit-menit berlalu dalam rangkuman waktu,
Hendak ku lawan nestapa ini,namun..
Naif..!...
Pergolakan hati ini sudah semakin menguning lewati hari,
Hati kian terpikat di setiap kehadiran bayang-bayang kenangan.
.."Gelora ini semakin tiada dapat ku tahan"...
.."Adakah lagi waktu bersama mengiring kehadiran kita berbagi tawa?"..
.."Adakah lagi waktu kita saling memilahi duri-duri yang halangi kita menempuh cita dan cinta tuk saling mewujudkannya?"..
.."Adakah kita kembali di pertemukan dalam suatu saat yang lebih baik?"..
.."Ah.."...Kosakata peluh hati merinduimu.
Kenyataan waktu kini tak jua kunjung sirna,
Hilangnya dirimu dari mata ini seolah membuat diriku terbangun,
Benar-benar kini ku rasakan arti kehilangan itu kembali,
Setelah berpuluh resah dan apapun yang mengikutinya,
Hilang dan tumbuh terjang rangkak kembali pulang.

13 Mei 2009

Peluh..

Rinai-rinai hujan menitik...
Begitupun iring-iringan suara hati yang letih,
Mengurung kesababan yang berimpulse.
.."Kemana aku membagi ini semua?"...
Tak ada sesuatu yang dapat aku salahkan,
Segalanya memang terjadi sebagaimana adanya.
.."Biarlah..biarlah.."...
Ini mengering dalam ruangnya,
Bersama waktu dan jalaran akarnya.
.."Meski manis mengemis"...
Sisa rintikkan yang menyatu padu.
.."Biarlah.."...
Sekerlip api dalam temaram,
Seka peluh seka juga duka.
Semakin dingin...
Beku dalam bisu bermenit-menit,
Dengan langkah-langkah penuh sunyi..
Senyap...
Lenyap dalam hilang.

Irama Sunyi

Sebersit kata hati menembang
Sepasang mata pun turut mengembun
Bersama mengalirnya cerita di masa dulu.
Ada suka yang tiada di ceritakan..
Betapa rahasia bahagia itu dirasakan..
Seolah tak ada habisnya dahaga itu menembus rongga dada,
Dada kasih rasa hati.
.."Dimana engkau?"...
Dinding waktu ini memecah
Jarak itu pun jauh membelah
Satu purnama tak jua kunjung sua.
.."Andai kau dengar.."...
Dua wajah runtuh dalam langit-langit
Atma hati meliriskan irama sunyi
Bersatu pun tak ada saat dan waktu.
.."Perbedaan itu.."...
Tertawan keinginan
Laksana jentik-jentik yang menggeliat di air
Ada rasa hati tuk bangkit
Namun apalah daya kekuatan terkungkung
Belum juga bertemu waktu
Dan saat pun menghibur di balik dinding
Aksara itu...Mengasap dan membeku haru.