Semakin larut malam dalam waktunya...
Semenjak waktu tulis ini menghargai tiap-tiap detik,
Menit-menit yang bergulir menyusul angin yang mendesir,
Di iringi juga embun-embun.
Suara kawan sehamba menjadi teman rasa...
Di tuai telinga menuju rasa dzauq,
Nurani pun menyuarakan lembut-lembutnya,
Sesuai pesan perasaan,tangan pun menggurat;
Kini mulai ku awali...
Menggubah keheningan dalam ruang bisu,
Membiarkan nurani beracak kalimat-kalimat indah,
Perlahan aral pun terbuka..
Ku tenun kosakata merajut sepi dalam ruang malam...
Semakin hari ku cari peristiwa nya,
Rinai-rinai duri kasih ku pilah dari kesenangan-kesenangan,
Ku sembulkan belas kasih hati dari yang tersayang,
Dan kisi-kisi nya pun teteskan airmata nan terdalam.
Yang mengalun memecah sunyi,tatkala kesendirian merasuk dan manakala hati terbuai dalam balur tak bernama..Tersenyum sendiri..Terbuai mimpi..Lalu terhenyak sirna tanpa kata.
05 Mei 2009
.."Semoga.."..
Semoga kau mengerti...
Arti tatapan matamu bagiku,
arti sepatah kata mu bagiku.
Kalaupun nanti,segala ini hancur...
Selayaknya itu,ku sadari itu.
Sebagaimana ketika aku pertama mengenalmu,
mengagumi kenyataan-kenyataan yang telah terjadi,
saat-saat bersamamu.
Semoga engkau mengerti...
Harapan ini akan selalu ku kenang,biar bagaimanapun adanya.
Semoga kau tahu...
Ada perasaan yang mengagumimu,bahkan lebih dari sekedar perasaan kagum terhadapmu..
Arti tatapan matamu bagiku,
arti sepatah kata mu bagiku.
Kalaupun nanti,segala ini hancur...
Selayaknya itu,ku sadari itu.
Sebagaimana ketika aku pertama mengenalmu,
mengagumi kenyataan-kenyataan yang telah terjadi,
saat-saat bersamamu.
Semoga engkau mengerti...
Harapan ini akan selalu ku kenang,biar bagaimanapun adanya.
Semoga kau tahu...
Ada perasaan yang mengagumimu,bahkan lebih dari sekedar perasaan kagum terhadapmu..
.."Asa membimbang"..
Ku biaskan pengaduanku pada kenyataan...
Terik matahari,hamparan padang ilalang,ku gambar di sela-sela cemas.Burung-burung yang terbang,angin yang mendesir,segalanya ku rangkum menjadi dendangan yang menghiris.
Tega rasanya telah dilakukan...
Sebaris rambutku semburat ke raut wajah,coba ku sirnakan dengan jari-jari menyisir...
Mulai ku gores-gores alami nya alam,impulse-impulse nya mengharum dalam pandangan.Ku gambarkan lautan-lautan dan jurang-jurang terjal,sebagai awal ku mencoba sisipkan sepi di penghantar lengangnya hati.
Bisu...
Bibirku terkatub dalam ruangnya,jiwa pun berkecamuk di alamnya.Tubuh ini seraya terbengkalai bak percuma..Sedu sedannya perasaan di harumi pahitnya impian dan kenyataan yang semakin lama kian riangnya menari di kedukaan ini.
Tiap bergoyang rumput ilalang ku raih...
Berhanyut pendapat dari jiwa ini bergelayut mengikut,seolah aku sendiri dalam ketololan yang memang ku sengaja.
Begitu kehilangan rasanya...
Sembari aku menutup mata untuk semua senyuman yang coba tawarkan segelas madu pengharapan,ku singkirkan tingkah-tingkah yang selama ini mengoda perasaan.
Aku sadari...
Betapa kini aku merasakan kehilangan yang dalam,
meski hanya sekedar pengharapan untuk pertemuan,
meski dia takkan pernah datang dalam penantianku ini.
Terik matahari,hamparan padang ilalang,ku gambar di sela-sela cemas.Burung-burung yang terbang,angin yang mendesir,segalanya ku rangkum menjadi dendangan yang menghiris.
Tega rasanya telah dilakukan...
Sebaris rambutku semburat ke raut wajah,coba ku sirnakan dengan jari-jari menyisir...
Mulai ku gores-gores alami nya alam,impulse-impulse nya mengharum dalam pandangan.Ku gambarkan lautan-lautan dan jurang-jurang terjal,sebagai awal ku mencoba sisipkan sepi di penghantar lengangnya hati.
Bisu...
Bibirku terkatub dalam ruangnya,jiwa pun berkecamuk di alamnya.Tubuh ini seraya terbengkalai bak percuma..Sedu sedannya perasaan di harumi pahitnya impian dan kenyataan yang semakin lama kian riangnya menari di kedukaan ini.
Tiap bergoyang rumput ilalang ku raih...
Berhanyut pendapat dari jiwa ini bergelayut mengikut,seolah aku sendiri dalam ketololan yang memang ku sengaja.
Begitu kehilangan rasanya...
Sembari aku menutup mata untuk semua senyuman yang coba tawarkan segelas madu pengharapan,ku singkirkan tingkah-tingkah yang selama ini mengoda perasaan.
Aku sadari...
Betapa kini aku merasakan kehilangan yang dalam,
meski hanya sekedar pengharapan untuk pertemuan,
meski dia takkan pernah datang dalam penantianku ini.
.."Renjana Hati"..
Bayangan silam yang membekas dalam...
Kenangan tercucur harum mengalun dalam irama tembang,gita pagi merenda di antara rapsody cinta,lalu elegi itupun menghujam dada untuk yang terakhir kalinya.
Dan sirnalah segalanya...
Seketika,tatkala usia senja menutup horison di mataku.
Malam larut tiada kian hening...
Terselip sisip lembar-lembar kasih di hari lalu,yang menguap karena embun peristiwa,memuai bersama desir rasa yang menggugah.
Aku cari kembali serpih-serpih kasih yang hampir hilang dan sirna bersama kurun waktu...
Terlangkah jiwaku mengusik pita-pita lama,susunan cinta kasih nan melembut di hati.
Ku ucap kembali dan ku goreskan jua...
Terbawa hampa sesekali teringat perjalanan silam,duduk manis menimang sebuah bayangan indah,yang melara hati sekaligus tercinta.
Ku benci sayatannya itu...
Kisah-kisah pun terlukis kembali diantara alur peristiwa kasih,lalu di rimbunan resah ku kuapkan desah,coba mengusir lara..satu langkah tuk hindari kepedihannya.
Tulangku yang lelah meminta berhenti,namun langkah-langkah jiwa dan hati tiada kunjung menyadarinya...
Itu mau dari perasaanku yang di guncang renjana,sebuah perjalanan jauh susuri jeram rasa nan terjal dan teramat curam.
Kenangan tercucur harum mengalun dalam irama tembang,gita pagi merenda di antara rapsody cinta,lalu elegi itupun menghujam dada untuk yang terakhir kalinya.
Dan sirnalah segalanya...
Seketika,tatkala usia senja menutup horison di mataku.
Malam larut tiada kian hening...
Terselip sisip lembar-lembar kasih di hari lalu,yang menguap karena embun peristiwa,memuai bersama desir rasa yang menggugah.
Aku cari kembali serpih-serpih kasih yang hampir hilang dan sirna bersama kurun waktu...
Terlangkah jiwaku mengusik pita-pita lama,susunan cinta kasih nan melembut di hati.
Ku ucap kembali dan ku goreskan jua...
Terbawa hampa sesekali teringat perjalanan silam,duduk manis menimang sebuah bayangan indah,yang melara hati sekaligus tercinta.
Ku benci sayatannya itu...
Kisah-kisah pun terlukis kembali diantara alur peristiwa kasih,lalu di rimbunan resah ku kuapkan desah,coba mengusir lara..satu langkah tuk hindari kepedihannya.
Tulangku yang lelah meminta berhenti,namun langkah-langkah jiwa dan hati tiada kunjung menyadarinya...
Itu mau dari perasaanku yang di guncang renjana,sebuah perjalanan jauh susuri jeram rasa nan terjal dan teramat curam.
Langganan:
Postingan (Atom)