21 Mei 2009

Telaga Sendiri

Kau langkahkan kakimu di telaga tua dan kau pun duduk melepas lelah disana...
Kau terlalu hanyut dalam rimba kisah kasihmu
Jiwa realismu telah merenggut kekuasaan hatimu
Lalu engkau berduka sendirian
Duduk terdiam dengan jiwa yang nelangsa
Amarahmu mendidih namun tiada kunjung tumpah ruah
Terlalu dalam perasaanmu tertikam.
Gelapnya perasaan kau rasa
Seolah getir kehidupan selalu terkecap
Tak ada titik temu dalam bahagia hati
Sampai akhirnya kau pun tertunduk lesu.
.."Mana yang harus kau tuju?"...
Tak kau temui dermaga hati untuk tambatan harapmu
Terlalu mudah segalalanya terucap
Dan terlalu mudah segalanya terjadi.
Sampai akhirnya kau pun tak sanggup tuk membawa nya pergi
Dan jauh berlari..
Telaga tua yang menyimpan berlaksa kenangan...
Sakit yang terasa,diam beribu basah
Tak ada sapa dan tanya seiring ucap engkau tinggalkan;
.."Selamat malam dan selamat tinggal,sayang.."..

Ketika Cinta Menjadi Awal Aku Memuji

Sebaris senyummu yang merumpun di senja itu
Aku nikmati seteguk demi seteguk buat mendulang rindu
Awal manis aku bersamamu merenda pagi dalam kasih.
Damai nian aku merasakan...
Betapa nikmat hati merasai sisa nian senyum dikau
Tatkala di rundung rindu terhilang gelak tawa.
.."Duuh..Senja kian elok menyimpan warna.."...
Tak jua melembayung tua di kaki langit
Tak sadar daku pun melayahkan pandang
Seiring dikau menawari hati tuk memuji.
Elok nian dikau dengan lembutmu...
Begitu kilatan sinar matamu menyemai perasaan ini
Tak dapat kian aku menahan pekik lirih hati
Cantik nian dikau menemban hatiku.
Cinta...
Ku sebut seiring pulas dibuai bayu
Beriring bawakan bayang-bayang serta tuk setia
Bertahan dalam ruang waktu yang jauh memisah
Namun kian memadu di antara gelisah dan damba

Salam Membumi

Apabila pagi begitu dini di rasuk embun
Dan sisa tirai malam masih samar membentang
Namun di kaki langit lengkung tampak kerlip
Biasan surya dengan cakar-cakar ultra pagi buta.
Tersisa sisip dalam gerak edarnya...
Secercah derita dari dosa-dosa tak terhenti
Tampak gamang hati menafsirkan
Sebab kebekuan telah menjadi gunungan gelap.
.."Selamat.."...
Salam sejahtera mengawali sapa mengenalmu
Sembari mengenangkan bias pias raut wajahmu
Dengan sesungging senyum yang mengusik niat hati,
Mengulurkan tangan bertaut membagi beban dan kedamaian.

Di cintamu,kekasih...

Sentuhanmu,kekasih...
Mengingatkan aku pada cinta yang dahulu
Kau dengungkan dan kau ucapkan malam itu
Merasa sangat tersanjung diriku menerima
Besar cinta dan penantianmu
Dan ku akui aku pun terlena karenanya.
.."Oh..kekasih...
Tak pernah aku dapat membayangkan akhirnya
Bagaimana hati dan jiwa jika berpisah
Sedang aku masih di mabuk cinta begini
Sangat-sangatnya itu ku pendam dalam-dalam
Hingga tak terusik oleh yang lain.
.."Oh..kekasih.."...
Jika kini banyak yang mengatakan aku berpaling,
Sungguh itu sangat bertentangan dengan hatiku,
Mereka justru menciptakan ironi diantara kita,
Meski itu tak mampu membuatku bergeming.
.."Oh..Kekasih.."...
Aku mempercayakan cintamu dalam hati
Aku begitu memilikinya utuh
Seburuk apa sangka mereka
Aku tetap menentramkan rinduku
Dengan cinta dan kasih sayangmu dulu..

Bahana Pesta Alam

Keemasan lembayung mewarnai langit
Di ufuk barat cakar-cakarnya menyusup
Di balik perbukitan diantara pepohonan
Maka tampak hampir usai senja bertahta
Untuk menyambut kelam dalam ruang malam.
Bayu senja pun mengikut...
Menebarkan kuasa tuk memeluk turut waktu,
Berbagi karunia untuk saling berpaut.
Sedangkan mendung...
Dengan warnanya mewarnai awang-awang
Bagai sebuah arsir lukisan
Bersama bintang-bintang bak berkelip oleh angin
Laksana kristal-kristal dalam kata pembatas
Nampak keindahannya berserak-serak
Memeriahkan keramaian warna pesta alam
Dengan iringan riuh rendah irama
Berlagu hening dan lengang dari hayawan malam
Beruntai dan berjurai-jurai dedaunan
Begitu khidmat juga penuh takdzim
Sangat ta'ajub untuk dimaknai
Apalagi untuk di kecap alam bathini;
.."Syurgawi bumi harum mewangi"..

Archives