Kau tabur duka hati di senja itu...
Pada dahan-dahan kering tuju matamu kesana,
Kau iringi landai terpaan bayu dengan berjuta kenangan,
Manis kau kecap meski sekedar bayang-bayang.
Hatimu terisak dalam pendaman rindu...
Dadamu yang lapang terasa sesak berbeban,
.."kemana kan ku sandarkan duka ini?"..
Tanya mu merasakan beratnya.
Hati yang berduka itu telah terlanjung sayang,
Meski semua harapanmu tinggal kenangan.
Namun hatimu masih setia berkenang...
Saat pertama kali seluruh indah itu kau rasakan,
Sampai pada segala itu pun berkalang di dadamu..
Yang mengalun memecah sunyi,tatkala kesendirian merasuk dan manakala hati terbuai dalam balur tak bernama..Tersenyum sendiri..Terbuai mimpi..Lalu terhenyak sirna tanpa kata.
01 Mei 2009
.."Kisah Dara Jatuh Cinta"..
Rona pipinya mewarna di dada
Surat cinta anak dara ini menyenja tua
Di tendang alas kaki mencoba mengusir
"Sembab naluri karena sebuah kata..
"Apa cinta yang meski harus ku korbankan?"..
Tangan mungilnya memainkan pena
Kertas wangi berbunga itu di raih
Mengungkit kerapatan hati dengan berkenang
Biar memuai perasaan cinta dalam dadanya.
"Inikah cinta ataukah sekedar nuansa?"..
Gemeretak-retak jemari menggenggam
Sedari lima kali ia coba memahami kembali
Wajah yang ayu itu telah bersimbah peluh
Tak terbaca lagi airmatanya yang mengalir perlahan
Gurat wajah terbenam dibalik gerai rambut
Utas-utasnya laksana mengikut dalam serta
Melupakan kecapan bimbang anak dara.
Tokoh dalam hati nya pun mulai meragui...
Bayangan damai koyak di antara kematraan rasa
Atma tinta itupun meluber ruah,
Berakhir di ujung lelahnya mata,
Redup dan hilang dalam niskala..
Surat cinta anak dara ini menyenja tua
Di tendang alas kaki mencoba mengusir
"Sembab naluri karena sebuah kata..
"Apa cinta yang meski harus ku korbankan?"..
Tangan mungilnya memainkan pena
Kertas wangi berbunga itu di raih
Mengungkit kerapatan hati dengan berkenang
Biar memuai perasaan cinta dalam dadanya.
"Inikah cinta ataukah sekedar nuansa?"..
Gemeretak-retak jemari menggenggam
Sedari lima kali ia coba memahami kembali
Wajah yang ayu itu telah bersimbah peluh
Tak terbaca lagi airmatanya yang mengalir perlahan
Gurat wajah terbenam dibalik gerai rambut
Utas-utasnya laksana mengikut dalam serta
Melupakan kecapan bimbang anak dara.
Tokoh dalam hati nya pun mulai meragui...
Bayangan damai koyak di antara kematraan rasa
Atma tinta itupun meluber ruah,
Berakhir di ujung lelahnya mata,
Redup dan hilang dalam niskala..
.."Terhias di Dinding Hati"..
Ku sempurnakan kenangan di hati..Ku tebar manisnya dalam arak-arakan mega,meski biru kini di harap nurani.Tak pernah terbayangkan begini akhirnya...Semenjak sepeninggalnya di antara waktu,saban hari merenung dalam kesalahan yang seolah tak henti menyalahkan diri.Lukisan cinta yang berduri...Tak tega kuasa ku derita diatasnya,bagaimana hilangku adalah senyuman manisnya,tak hirau sedikit pada kekasih ini yang berpendam peluh.Tak dapat ku seka denting-denting melengking ini...Semalam dalam kekalahan rasa yang berduri,sentuhan-sentuhan itu pun memekik.Tulisan mana yang mampu hilang?..Seluruhnya menghias dinding relung nurani,semakin lama di pandang semakin peduli tuk lari.Tak mampu berkata dan bersuara...Buih-buih ini serasa tak mau pergi,entah..sampai kapan,biarlah...Meski cinta luka itu bermukim di rumah tua bathin ini..
.."Kembang Masa Silam"..
Purnama berganti...Lewati sudah dua puluh tujuh kini teralami,kenangan menjadi batu nisan dalam pekuburan.Kemudian sesaat meraup lagi...Kembali terjadi tujuh tahun yang silam,meski terbiar terpaut juga oleh sepi.Kembang masa silam...Sebuah gita mewujud dalam tembang hati,mengingatkan pada sebuah taman,teringat pada gemercik tetes air pun terbujuk kiranya nurani...Sesal yang tertanam kembali berakar,tak tertahan suka duka.Di kelokan jalan persimpangan tak beraral...Tersenyum sendiri berteman angan yang berbayang.Tangan tak mampu meraih..Angan tiada berdaya..Tujuh senggukan di akhir pengharapan,menjadi jerit lengkingan di kesepian malam.Melepuh..Luluh lantak tak tertahankan..Hancur..Punah..dan beringsut di kegelapan kelam.
.."Rindu dari Pisahan Waktu"..
Bening pancaran mata dalam ruang jiwa,benak terbawa aus terbakar,menatap onggokan semu yang merebak.Kasih...Lembut-lembutmu terbagi,menembus keniskalaan dalam penilaian kita,lalu rindu-rindu merupa dari seperangkat bayangan.Teringat...Kaisan jiwa raga kita menempuh rasa bathin,mencoba berdiri dari semak dan onak duri.Belah...Kentara kita dalam kehilangan karena waktu,kelabu nya hari-hari menjadi kesesalan yang percuma.Andai diketahui begini...Waktu akan menjadi demikian berharganya,tak tersisa sesoret saja gurat-gurat wajah,lekukan-lekukan diantara sebuah senyuman yang kini masih tersenyum..yach..tersenyum dan selalu kan tersenyum padaku,sebagaimana ketika terucap kata.."Aku Mencintaimu Selalu..Merinduimu dari bagian terpisah waktu"..
.:: Pertalian Hati ::.
Terlentang tubuhku di ruang itu...Dinding-dinding bata tua ini tetap saja kokoh,meskipun kenangan di dalamnya telah tercerai-berai.Hembus-hembus angin tetap saja tak berubah...Dinding kamar itu menghadangnya dan menghampa,hingga semakin riangnya nyamuk-nyamuk itu nyaman mendiami.Sesekali terdengar dengung sayapnya di telinga,mengusik hayal kenangku menelusuri aral waktu.Lonjakan gereget perasaan tiada mampu ku bendung...Dinding-dinding itu tak mampu menyirnakan masa itu pula,saat dimana aku temui bahagia dalam cengkrama,saat dimana cengkrama itu berbuah rasa kasih indah.Tak dapat ku seka peristiwa malam itu...Bayang-bayang seraut wajah yang bisu telah membeku,haru perasaan mengenang dalam kasih sayang hati sendiri.Hingga hampir seluruh waktu sesudahnya...Kerinduan hanya terobati dalam bayang-bayang,mengenang kecapan hati yang masih tersisa.Begitu ada aral...Tak dapat tertepis cerita itu begitu saja,jadikan perasaan tuk selalu mencoba mengerti,mencoba belajar memahami diriku sendiri..Dalam sebuah kaisan hati yang dilanda kerinduan,yang masih tersisa dan terpendam di perasaan.Sampai akhirnya nanti,Do'a ku..."Tiada duka di antara pertalian hati ini lagi"..
.:: Sepenggal Masa Lalu ::.
Di atas gundukan bebatuan..Di kala senja telah lewati horison..Tiga tahun silam...Niskala itu datang seiring sebuah sapaan,senyuman yang pernah terharap itu terumbar lepas,sebagaimana ketika dulu...Saat perasaan dalam bayang-bayang tentangnya,saat keakraban tumbuh dari sekedar biasa,namun masihkah dia merasakan hal yang serupa?..Di sentuhnya waktu-waktu tuk meraba hatiku,coba di rengkuh nurani ini ikut meraba pula.Tetapi...Benarkah ia rela menerima perubahan ini?..Sesungguhnya telah lama segala itu berakhir,mengapa harus kembali?..Jika bagimu yang terbaik tuk kembali,jika bagimu itu bukanlah nuansa hati.Kembalilah..Kembali..Membangun damai hati dan lupakanlah..Sisa luka yang kau tabur,terkubur di dalam pilar-pilar yang kan berdiri.Usah merasa bersalah...Karena bagiku semua sisa itu tiada guna,biarlah hanya seumur di masanya...
.."Aku dan Cinta"..
Sudah kepalang tanggung aku dalam cinta,semenjak aku di buai cinta dan terdekap di jelaga titiannya..Aku kehilangan kedamaian mencinta...Ketika keinginanku terhempas dan ketika sendirian ku cintai cinta tanpa sambutnya,aku pun terluka..Sudah kepalang tanggung aku di dera siksa,meski siksa ini tak seindah siksa jatuh cinta..Tetapi siksa ini pun akhirnya menjadi keasyikan melarut di cinta,fahami mencinta,fahami dicinta dan berlaku sadar untuk saling menyatukan cinta.
.."Perihal Cinta"..
Manzilahnya cinta bukan di jiwa,meskipun jiwa dipenuhi pengetahuan tentang cinta..Manzilahnya cinta bukan pada tata krama,karna cinta mengajarkan tata krama nya sendiri..Manzilahnya cinta bukan difahami dengan teori-teori ilmu pengetahuan ataupun pengalaman,karna keagungan cinta mampu menembus batas realita pun mengucurkan rahasia nya sesuai kemampuan tiap hati itu sendiri..Jikalau pun pernah teori-teori pengetahuan ataupun pengalaman suatu waktu sama tatkala di prediksikan,bukan berarti lajur jalan cinta seperti yang di persangkakan..Sebab Cinta adalah satu dari sekian puncak rahasia-Nya ter MAHA nya,maka berhenti lah menciptakan persangkaan buruk seolah cinta adalah permainan dadu ataupun rekayasa pengetahuan belaka.
30 April 2009
.."Mencinta bukan untuk Membenci"..
Demikianlah adanya dan yang seharusnya,mencinta bukan untuk membenci apalagi setelah mencinta bukan untuk berakhir benci...Tetaplah mencinta meski mungkin harga dari mencinta begitu mahal untuk jadi kebencian sesudahnya..Biar tetap mencinta meski tak seperti mencinta pada mula nya,sebab yang dicinta adalah pilihan di cintai sendiri.Tak ada paksaan mencinta,sebegitu rela mencinta,mengapa musti di akhiri serta di kotori dengan kebencian pribadi ketika tak terpenuhi?..Bukankah awal mencinta tidak mengajarkan membenci?..Bukankah awal mencinta telah mengajarkan janji pada diri sendiri untuk selalu menciptakan damai pun kenyamanan mencinta dan dicinta?..
Masyuknya Sepi...
Dari selusur-selusur perih,alirkan sepi...Manakala bilur-bilur kelukaan membekas biru di relung hati,manalah mampu rasa diri menghindari sepi?..Kerinduan untuk mengulang,kerinduan untuk terbuai dalam kasihsayang,kerinduan di dekap hangat kedamaian seperti kehausan tak bertepi.Kemana kan terlabuh hati nan bimbang di balik usia?..dibalik tata krama menjalani tuk meraih cinta pada lawan jenis?..Kesunyian itu pun maktub tebal,bak membebat hati tak berdaya berlepas basutannya.Rinduku..rindu mu..rindu tiada terkatakan lagi deritanya..
Rasa jua...
Maka jangan terus terbuai oleh rasa...Karna tak semua rasa mu itu adalah rasa yang sebenar-benarnya membuat hal baik di kemudian waktu,ada kala nya rasa itu menjadi alat penuntutan rumit buatmu untuk membuat keputusan yang benar.Maka jangan mudah di bujuk oleh rasa mu sendiri,sebab di dalam rasa mu bersemayam ego yang bisa saja mengatasnamakan hati serta kebenaran-kebenarannya..
Langganan:
Postingan (Atom)
Archives
-
▼
2011
(114)
-
▼
Januari
(114)
-
▼
Jan 14
(81)
- <[Dari Pengasingan]> c.p 1-12 dewa in Memorial Mob...
- <[2 dArI Pengasingan]>
- <[3 dArI Pengasingan]>
- <[4 dArI Pengasingan]>
- <[5 dari Pengasingan]>
- <[6 dArI Pengasingan]>
- <[7 dArI Pengasingan]>
- <[8 dArI Pengasingan]>
- <[9 dArI Pengasingan]>
- <[10 dArI Pengasingan]>
- <[11 dArI Pengasingan]>
- <[12 dArI Pengasingan]>
- Aku bicara tentang Wanita...
- Bukan Pujangga dengan Puisinya...
- Inilah hatiku,sayang..........
- " PENERIMAAN TANPA SYARAT "
- Sederhana
- Sesaatpun ku mau
- Tak seHarusnya
- Kenangan bersamamu....
- Aku tersenyum...
- Skripsi Hati Sepi
- Masih Muda(tentang CINTA): Dari Wanita itu..
- Sesuatu tentang CintA.........
- Sesuatu tentang...
- Sesuatu tentang CINTA..
- Nyanyian Burung Menjelang Senja
- Jika Tak Cinta dia...
- Berusaha lah...
- AKu dan Kau
- .:: Noktah Sepi ::.
- Dari Hati...
- .:: Berlepas...
- .:: Kilah Hati....
- .:: Tersenyumlah,Cinta...
- .:: Ingatlah,Cinta...
- .:: Dulu dan Kini...
- .:: Dari Hati(caraku)....
- .:: (Kisah)Aku Juga Bisa.....
- .:: Tengok Rapuhnya...
- .:: Aku dan Kenangan..........
- .:: Aku MenCintaiMu......
- .:: Makalah Sepi..........
- .:: Diary Sepi..........
- .:: Maafkan Aku....
- .:: Teruntuk Sebuah Janji..........
- .:: Nanar........
- .:: Ungkapan Tak Jadi....
- .:: Kenangan Tiba...
- .:: Makalah Hati...
- .:: Kilah-Kilah Waktu...
- .:: Perih....
- .:: Membisu....
- .:: Sahabat... ::.
- Harus Ku Terima.....
- Jangan terburu2 membenci...
- .:: Ada Hati di dalam Hati ::.
- :: Aku ingin kau bisa melihat rasamu seperti ku me...
- Aku tak tahu,Maafkan aku..
- Cahaya dan Sepi
- Subhanalloh...Alhamdulillah...Astaghfirulloh
- Sepeninggal kita
- Melihatmu lagi...
- Rasa tak terbantah...
- Berpeluh sangka engkau mendera
- Saat Tertinggal...
- Aku dan Catatanku...
- .:: Rasa Sesuci ::.
- .:: Ceritakanlah... ::.
- .:: Fahami rasaku(Rasa Seorang Wanita) ::.
- .:: Terima ini..(dg hati yg basah/lemah lembut) ::.
- .:: Tentang Kita ::.
- .:: Masih disini.. ::.
- .:: Sudahi perih itu... ::.
- .:: Tentang Perasaan,Rasa,Cinta.. ::.
- .:: Titik.. ::.
- .:: Dari Dan Untuk... ::.
- .:: Cantik ::.
- .:: PerSIAPkan diri..(hai,eL..) ::.
- .:: Aku pernah,apa kau juga pernah..(hai,eL..) ::.
- .:: Sisa Kenangan ::.
-
▼
Jan 14
(81)
-
▼
Januari
(114)