01 Juni 2009

Cinta itu Kini...

Seperti menuai dilema dalam diri...
Tampak mudah untuk dipetik,
Indah memang tetapi rumit tuk di lepaskan.

Aku ingin memberikan cinta...
Tapi kini ku tak tahu lagi cintakah ini?..
Begitu bersahaja nya..
Mengharuskan ku memilih dan tetap memilih..

Apakah yang ku fahami benar?..
Ataukah memang ini hanya pemikiranku?..
Ataukah ini pemahaman yang ku tahu dari seluruh rangkaian kehidupanku?..

Apakah cinta memang menghasilkan tanggungjawab besar?...
Tanggungjawab untuk merealisasikan perwujudan cinta dalam ujud yang beda?..
Cintakah aku?...
Aku tak tahu lagi..

31 Mei 2009

Sebentuk Asa Cinta

Mulukkah bagi mereka yang jatuh cinta berharap indah?...
Tidak..tidak muluk bagiku,
Sebab setiap hati yang dirasuk cinta,dengan sendiri nya menciptakan asa.

Bukankah asa cinta itu tumbuh ketika pertama kali cinta menyentuh hati?...
Tak di rekayasa jauh sebelumnya dan tak diimpikan jua,
Ia wujud dan terbentuk dari kekuatannya azasnya.

Sebentuk cinta di penuhi harapan indah adalah asa tiap hati...
Tiada seorang pun mampu menyembunyikan diri dari alirannya,
bahkan mampu membutakan seluruh realita pandangannya sendiri,
Mabuk dalam ruang cinta itu sendiri.

Sebentuk harapan cinta adalah mimpi tiap hati yang di lamun perasaan mencinta...
Seperti membius segenap sendi-sendi hidup dalam diri sendiri,
Menjadikannya selalu haus dan terus lapar untuk mewujudkannya dalam kehidupan,
Sebentuk asa cinta yang mendamaikan hati,jiwa dan kelengkapannya.

Yang Tak Seharusnya...

Tak seharusnya menutup hati untuk cinta...
Apapun alasannya untuk menghalangi,
Tak seharusnya menutup hati untuk cinta..

Siapalah kita?..Apalah daya dan kekuatan kita?..
Jangan hanya karena keinginan yang tak terpenuhi,
jangan hanya karena ego sendiri yang tak terpuaskan,
lantas kau meminta hal yang jelas-jelas takkan pernah bisa kau hentikan..

Pengakuanmu dulu tentang cinta adalah anugrah Tuhan,sekarang kemana?..
Pengakuanmu dulu tentang cinta adalah indah,kemana sekarang?..

Apa hanya karena cobaan di rasuk cinta,semua pandanganmu pun berubah?..
Apa hanya karena aral mencinta,segenap indah itu sirna?..
Apa hanya karena ujian dicinta dan mencinta,kesadaran azas cinta pun lenyap?..

Sungguh picik menempatkan cinta diatas dasar kepentingan sepihak...
Apalagi mencerca hitam cinta tersebab kegagalan meraih tujuan memiliki obyek,
Cam kan saja sendiri..
Toh keberadaan Cinta tidak akan berubah,sepicik apapun kau mencelanya..

Ku Simpankan Untukmu...

Walau mungkin tak kau anggap berarti lagi,ku simpankan untukmu...
Sebuah hati yang pernah kau beri kenangan indah dan bahagiakanku,
Sebuah ruang yang tak bisa terusik oleh siapapun,
Sebuah janji pada hati sendiri.

Ku simpankan untukmu...
Kata yang mungkin difahami tak setia lagi pada realita,
kata yang mungkin diartikan pergi meninggalkanmu,
kata yang mungkin memudar seiring lajunya waktu.

Ku simpankan untukmu...
Jejak tapakan cinta padamu menghias kenanganku,
Jejak kerinduan yang berdiri diantara keharusan yang ku pilih,
Jejak ketabahanku jalani kisah kita dulu hingga detik ini.

Ku simpankan untukmu...
Meski tak ada janji sampai kapan ingatan ini kan tersimpan,
Meski tak ada ikrar sebagai kata bukti bagimu,
tetapi ku simpankan untukmu..
perasaan cinta yang tak tertandingi dari sekian perasaan mendekapku.

Untuk Kau Yang Jatuh Cinta

Indah memang,itu yang kau rasa...
Tetapi setiap keindahan di bumi ini mengikuti batasan ruang dan waktu,
Dimana ada kefanaan yang juga kan kau dapati,
Maka pertahankan hatimu semula..

Tak bisa di sangkal...
Indah cinta di bumi akan ada masa nya serasa membosankan,
Dan itu tak lepas dari berbagai evolusi godaan dan cobaan,
Atau mungkin sempat menciptakan kecewa menjalaninya.

tetapi Cinta itu memang indah...
Terlepas dari keinginan diri yang tak terpenuhi,
Cinta selalu menakjubkanmu,
Seperti selalu memberi mu kreasi baru untuk menciptakan sesuatu.

Dan cinta tetaplah cinta...
terlepas dari ego mu yang mengatasnamakan cinta,
Ataupun mengkambing hitamkan cinta demi mencapai kepuasan sendiri,
Maka cinta tetaplah cinta..

Perjalanan Sendiri

Ini perjalanan sendiriku...
Diantara rentetan dilema yang menghujam,
Dibalik sisiran penat serta perasaan tak mampu,
Aku mengambil satu keputusan..

Entah apa yang nantinya terjadi...
Aku coba menempuhnya dengan segenap tekad,
Meski ku tak tahu realitanya kelak,
Siapa yang peduli?..

Ini perjalananku sendiri...
Aku menggenggamnya erat-erat,
Tanpa ku ragukan diriku sendiri,
Aku tetap harus menjalaninya.

Dan jika kelak segala perjalanannya tak indah...
Semoga Aku selalu diberi kesabaran dan ketabahan menempuhnya,
Hingga tiada lagi nafas derita dalam hidupku.

28 Mei 2009

Umpama Mimpi diatas Mimpi

Jika pernah angin tak sempat menitipkan kerinduan pada awan..
Jika pernah awan tak sempat menyampaikan pada hujan..
Aku justru tak sanggup sampaikan tiap tetesan rindu itu mengaliri hatiku padanya..

Dia mengetuk setiap relung...
Bila resahku sudah tak lagi dapat ku bendung,
Bila kehampaan itu kian merengkuh,
Bila ketidakberdayaanku mengikut kata tanpa bicara.

Umpama mimpi diatas mimpi...
Mampukah aku bangun tak terhenyak?
Ataukah aku kian pulas di buai mimpi tanpa peduli itu hanya mimpi?
Ataukah mimpi diatas mimpi ku hanyalah mimpi sekejap lantas pergi?..

Umpama mimpi diatas mimpi...
Aku ingin bermimpi abadi,
Dimana aku yang tak abadi tetap tak abadi,
tapi aku abadi..

Bahasa Hati

Inilah bagian bahasa itu...
Tiada bentuk,warna,pun aroma,
Hanya suara-suara menggema di sekujur badan,
Seperti mengisi tiap sendi hidup tak terbantah.

Inilah bagian bahasa itu...
Dimana tak ada tempat tuk disebut sebagai ruang,
Dimana tak ada jarak tuk disebut jauh ataupun dekat,
Dimana tak ada pengakuan untuk di dasarkan.

Inilah bagian bahasa itu...
Bahasa yang terucap tanpa lisan,
Di dengar bukan oleh telinga jasad,
Ataupun di rasa dengan rasa kulit pun lidah.

Inilah bagian bahasa itu...
Bahasa tertinggi dari semua bahasa dunia,
Tak di pelajari tetapi di rasa dan di mengerti,
Abadilah rasa hati..

Hujan Malam itu...

Adalah hujan yang kesekian kalinya mendinginkan tubuhku..
Percikkan butir-butir dinginnya tersirat angin menoreh lembut,
Sapakan dingin ulurkan sunyi.

Hujan malam itu...
Seperti menjadi ruang tersendiri atas jiwaku merasuk dalam waktu,
Menyusuri gelapnya malam beriring rinai nya,
Bersama kilatan juga gelegar menggetarkan dada.

Hujan malam itu...
Meringkuk aku memeluk benci,
Mengusir arah gelap hatiku biar tak berjelaga,
Menghempaskannya jauh ke dada langit.

Hujan malam itu...
Menyanjung hatiku menyibak perih,
mengobati nelangsa berlaksa-laksa,
Dan pergi berselubung tudung curiga.

Hujan malam itu...
Pengusir sepi di lelap mati.

Di Pucuk-Pucuk Sepi

Menebas haru berpangku tangan...
Hendak ku seka sudahi jua airmata,
Mimpi biar berarung mimpi,
Sepi-sepi tetaplah sepi.

Di pucuk-pucuk hening...
Di ingatan usang waktu berdebul,
Lepaskan tanganku jangan di raih,
Aku tak mau terpuruk lagi.

Di pucuk-pucuk sepi...
Usir aku kembali nyata,
Biar terangkat jiwa dari selimutnya,
Biar lerai segala sangka memburai,
Sepi..

Ketika Harus Memilih

Meski pasti akan ada yang terluka...
Apalah daya jalan musti di pilih,
Sebagai realita yang tak bisa di hindari,
Walau tiada hendak menebar luka.

Memilih bagiku tidaklah mudah...
Apalagi harus mengorbankan cinta,
Biarpun tangan telah tebakar,
Teramat berat aku musti memilih.

Aku mencintainya..
Membutuhkannya lebih dari apa yang pernah dia tahu tentangku,
Menyayanginya lebih dari apa yang ku fahami sendiri,
Teramat berat bagiku..

Tuhanku...
Apa aku salah jika memilih?..
Apa aku salah tetap mencintainya?..
Apa aku salah jikalau tak mampu meninggalkannya?..

Tuhanku...
Di ketika harus memilih,
Bersalahkah aku dengan pilihanku ini?..
Mengapa musti dilema ini yang Engkau pilihkan untukku?..
Aku perih..

Dalam diam terbeban

Ku tengadahkan kepala...
Berharap penat-penat ini kan melepuh beriring rebahnya tubuhku,
Berharap terangkaikan satu kata damai tuk merengkuh,
Menebas sepi ku bertalu-talu.

Aku gelisah dalam diam ini...
Bukan semata perih ataupun cinta ku pertanyakan,
Ekspresi ku ini adalah sepi,
Kata tersunyi.

Apa itu sepi...
Bila penat ku adalah keindahan,
Apa perihku...
Bukan cinta tak bertaut.

Aku ingin hilang...
Tak ada tubuh yang ku sesal salah,
Tak ada rintih karna ku buat luka,
Tak ada perih ku sangka penyebabnya.

Sepi..sepi...
Mata cahaya mata cahaya
Terang gelapi aku

Archives