05 Agustus 2009

Sedang Mabuk Cinta

Duhai,kekasihku tercinta...
Bisakah kau dengarkan bisikan angin malam yang merona malu susuri kegelapan,
Bisakah kau lihat rembulan blingsatan terburu-buru tuk menyingkap jelaga awan,
Hanya tuk bisa menyaksikan sebuah hati dipenuhi cahaya damai?..

Duhai,kekasih...
Setiap hembusan nafas di dedaunan adalah pujian,
Setiap larikan gerak lelehan waktu adalah perjalanan.

Inilah pandangan hatiku,kekasih...
Luapan asmara ini begitu bergelora memenuhiku penuh cinta,
Manalah aku dalam tubuh lautan indah,
Aku ini lah cinta.

Duhai,kekasih...
Nadi ku membuta,
kesadaranku pun cinta,
Nafasku pun cinta.

Oh..Kekasih...
Beginikah satu dari setitik tetesan cinta tak terukur?..
Beginikah kehilangan diri ter-abadi dari kefanaanku ini?..
Beginikah mabuk dalam samudera karunia-Nya?..

Duhai,kekasih...
Dimana mau ku lagi atas dunia dan gemerlapnya ini?..
Sekarang aku mabukkah,kekasih...
Dimana dunia dan gemerlapnya yang ku ingini selama ini?..

Tak Harus Benci

Jika rasa indah di hati ini tertampik olehmu...
Tak harus ku benci dirimu karena menuruti mauku,
Tak harus pemikiranku jadi gelap mata,
Dan tak harus hatiku pun terus tersakiti.

Apakah seharga rasa yang semula indah harus ternoda?...
Tidak..Tidak...
Sungguh picik diriku menerima kenyataan dan memahaminya,
Hanya karena keinginan tak terpenuhi tuk memiliki,
Aku harus mengorbankan diri jadi terpuruk dan tersesat oleh mauku yang gelap mata.

Bukankah sejak mula rasa ini indah?...
Bukankah sejak mula rasa ini mencita-citakan yang indah bersamanya?...
Bukankah sejak mula rasa ini menjanjikan pada diri sendiri tuk membuatnya bahagia?...

Apa layak hanya karena ketidaksinambungan keinginan ini,aku musti membenci?...
Pantaskah jika ku sebut ini CINTA,jikalau ternyata aku tak bisa rela membuatnya bahagia?...
Dimana kebahagiaan untuknya,jikalau yang terbaik baginya adalah tanpaku?..

Apa pantas aku memaksakan cinta padanya,bila dia tiada bisa menerimaku seutuhnya?...
Apa pantas aku berharap bahagia bersamanya,bila aku lebih peduli dengan keinginanku sendiri?..


Luka Hati

Tuhan...
Maafkan aku yang masih belum bisa mengikis rasa sakit hati ini,
Bukan berarti aku membencinya,
Namun hatiku masih belum bisa menerima sikapnya.

Aku tahu,Tuhan...
Aku tahu aku mencintainya dan dia telah melukai perasaan ini,
Salahkah jika perasaanku kecewa dengan cinta sesaatnya?..
Perasaan siapa kan bisa menerima kenyataan tak terduga ini?..

Maafkan aku,Tuhan...
Tiada maksud hatiku larut dalam kesakitan ini,
Tetapi sepenuhnya aku belum bisa mengendalikan rasa sakit ini,
Jikalau memang ini yang terbaik,aku kan berusaha menerima dengan rela.

Maafkan aku,Tuhan...
Aku hanya manusia yang tak lepas dari keinginan tuk terpenuhi,
Yang dalam pandanganku dia adalah yang membuatku bahagia,
Bila itu ternyata kini telah membuatku tahu seperti apa,
Aku kan berusaha membuatnya bahagia dengan pilihannya sendiri.

Maafkan aku,Tuhan...
Jika luka kecewa ini sempat membuatku salah memahami kehendak-Mu,
Jika luka kecewa ini sempat menyoretkan persangkaan burukku..

31 Juli 2009

Rahasia Hati

Esensi rasa tertinggi yang terlupakan...
Memuat ragam istilah rasa perasaan menjadi satu dalam ruangnya,
Mewakilkan setiap gerak dan suara,
Seperti begitu simpel dalam huruf tetapi agung dalam kerahasiaannya.

Hati...
Suka-duka menjadi inti dari sekian trilyun kata keberhasilan dan kegagalan,

Rahasia...
Sebab ada dalam keberadaan yang tertinggi,
Meski terkadang mudah tersentuh ataupun keras laksana batu,
tetap terahasiakan segenap esensinya.

Rahasia hati...
Setiap alirannya selalu menciptakan kerahasiaan tiada habis,
Satu rahasia di ungkap,tercipta lagi rahasia-rahasia mengisi kesatuannya.

Rahasia hati...
Lambang tempat tertinggi,
Tentang segala rahasia yang telah terkuak ataupun yang takkan pernah terkuak disini,
Tetap berada di hati rahasianya,
Tetap rahasia nya di hati..

Ini hatiku,kekasih...

Jangan samakan dengan hati seperti hatimu...
Jangan samakan seperti hati yang kamu mau...
Jangan...

Ini hatiku,kekasih...
hati yang mungkin terlalu perasa untuk disalahfahami,
Hati yang mungkin terlalu lemah tuk disakiti,
Hati yang mungkin mudah tersayat.

Dan inilah hatiku,kekasih...
hati yang tak pernah ingin membuatmu kecewa,
hati yang selalu takut menciptakan kedukaan atasmu,
hati yang takut jika kita kan terpisah.

Apakah hatiku ini hatimu juga,kekasih...
Hati yang merasakan rindu beserta besutan laranya,
Hati yang selalu mencari cara terbaik menemuimu,
Hati yang kerap memendam banyak bara tuk bahagiamu.

Inilah hati kekasihmu,kekasih...
hati yang masih saja sampai detik ini mampu menerimamu,
menemanimu tanpa lelah langkahi problema-problema bersama,
hati yang tak berhenti menjaga hati.

Perih..

Siapa yang kan tahu perihku ini...
Sekian tahun mendekam dalam diam-diam,
Menanggung beban yang tiada habisnya,
Siapa kan sangka..

Perihku...
Tiada sebab ku kata dan tiada sangka tuk ku tunjuk,
Biar perihku ini hanyalah hatiku yang tahu,
Ini perihku bukan untuk di dengarkan siapapun.

Perih...
Seberapa perih kau rasakan perihmu,
Dirimu sendiri lah yang lebih memahaminya,
Seberapapun upaya untuk menandinginya,
Itu perih yang tetap kan melaju ikuti kehidupan.

Jangan sematkan perihku karenamu...
karena perihku bukan karna kamu,
Perihku adalah akibat setiap tindakanku sendiri,
Yang kapan saja bisa menciptakan perih untukku sendiri.

30 Juli 2009

Pemahaman Cinta itu,kini...

Menjadi upaya menetapi tanggungjawab karenanya...
Meleburlah badani bersama kelayakan mencinta,
Menjaga keseimbangan dan kesinambungan,
tetaplah kan terjaga.

Pemahaman cinta itu kini...
melarikan setiap semu yang pernah terangkaikan,
Menjadi argumen lemah seiring laju nya kesadaran menjalani kehidupan,
Hidup seperti menjadi wadah keberadaan untuk terus menyadari,
Menjadi sadar akan diri dan sadar akan hidup itu sendiri.

Pemahaman cinta itu kini...
Menggubah satu titik rasa menjadi luberan yang meliputi,
Seperti air lautan merendam dataran pun memenuhinya,
Menciptakan tindakan yang tak berbatas atas cinta dengan kehidupan.

Pemahaman cinta itu kini...
Memenuhi diri dan setiap pandangan senantiasa kasihsayang,
Melaburi pemikiran bergerak menyikapi untuk kemaslahatan,
Untuk Seluruh alam dan esensinya.

Dari Dan Untuk Hati

Dari hati untuk hati...
Tentang skripsi realita nyata diri sendiri beserta gairahnya,
Tentang makalah yang belum jadi tuk diberi kesimpulan.

Dari hati...
Segenap tuntunan terangkaikan dan menetap terujar,
Untuk kemaslahatan hidup pun kesinambungan,
Esensi hidup dan kehidupan telah terkuak,
Cara kembali utuh pada-Nya.

Untuk hati...
Selalu mendengarkan dan menganjurkan,
Tak memaksakan tuk di ikuti namun selalu ditentang kemauan sendiri,
Berapa nikmat keabadian di tunjukkan,tetapi terabaikan..
Berapa nikmat diperbandingkan,namun diingkari?..

Untuk hati dan dari hati...
sucikan kesatuan agar menyatu menjadi satu kesatuan,
Berasal satu terpisahkan nikmat badani,
Menjelma cipta rasa indrawi dan ma'nawi,
Satu..

Rasaku Tak Abadi...

Memang rasaku tak abadi...
Demikian ku jujurkan sebab aku tak mau naif dengan realita kehidupan dalam hal ini..

Rasaku memang tak abadi...
Ingkar benar jika ku katakan rasa ku abadi,bukan..
Sebab realita kehidupan menyembunyikannya,
Walaupun rasa itu mungkin telah menyatu dalam diri tanpa ku tahu.

Rasa ku tak abadi,sayang...
Mengikuti setiap horison waktu,
Biarpun ada yang abadi,tetapi itu bukan atas dunia ini..
Yang abadi hanya milik Yang Maha Abadi.

Tabahkan dirimu,kekasih...

Bersabarlah,sayang...
Bersabarlah untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita,
Tidak ada kebahagiaan yang kan kita dapat tanpa kesabaran,
Apalagi menyisihkan ketabahan hanya tuk keinginan indah sekejap.

Tabahkanlah dirimu,sayang...
Kita syukuri apa yang telah kita tempuh dan yang telah kita dapatkan,
jangan butakan diri hanya sebab rindu tak henti meski dituruti,
Bukankah rindu itu tetap selalu kan meminta tuk bertemu?..

Lihatlah masa lalukita,sayang...
Mari kita belajar memperbaiki ketidaksabaran di masa lalu kita,
Agar senantiasa terjaga kebersamaan itu utuh,
Meski mungkin akan banyak kecewa yang tertanggung di pundak,
Namun lihatlah...kita tetap bersama,bukan...

Di balik Dinding Sepi...

Aku sendirian...
harus lantang ku tegakkan setiap langkahku pada lajur yang ditentukan,
Hanya karna aku berharap tidak ada insiden tercipta karna kesembronoanku sendiri,
Setidaknya itu memperkecil setiap kemungkinan buruk yg bisa terjadi kapan saja.

Aku diam memajamkan mata...
Meresapi dan mengaliri setiap detakan jantungku yang mendegup,
Mencoba menyatu pada ketenangan diri pun mencari nyala beningnya,
Putihkan aku tuk tetap tenang mengamati jalur hidup dan kehidupan.

Aku membuka mata perlahan...
Menelisik pandanganku ke seluruh ruangan sunyi,
Mencari makan di balik segenap makna yang terselubung,
Dari sepi ku cacah perih menuju hati sendiri.

Dan aku pun tetap terdiam...
Merabai hati sendiri tuk menemukan ketidaktahuanku tentang semua lajur ini,
Walau tak mudah tetapi aku tetap terus mencari,
Sebab ku yakin tidak ada yang mudah untuk mendapatkan cahaya bening itu,
Untuk diri sendiri dan siapapun nantinya..

Sisa Kata...

Setiap kata ku sudah kau dengarkan...
Jika itu menjadikan satu pemahaman yang berbeda darimu,maafkan aku..
Tiada sedikitpun hendak tuk berlalu,
Sebab aku masih melabuhkan perasaan ini padamu.

Tetapi,akankah hal itu bisa kau terima...
Kau menuntutku harus bisa sperti yang kamu mau,
Sedangkan aku berusaha sebaik mungkin menjaganya demi kita,
Apa kau bisa mengerti sejauh mana cara berfikirku menjaga ini semua?..

Mungkin mudah bagimu untuk selalu bercerita tentang mau mu sendiri...
Walau tiada kata terucap dan sekedar catatan yang kau tuliskan,
Aku bisa membaca kejenuhanmu dan mngoreksinya,
Tidakkah berharga kecewa kita menjaga semua ini hanya karna untuk keutuhan?..

Manalah bisa kita tak kecewa,bila memang keadaan yang mengharuskannya demikian?..
Manalah sanggup kesabaran khan menuai tetapnya kebersamaan tanpa ketabahan?..

Aku bicara tentang hati kita dan kebersamaan kita...
Aku bicara bagaimana sulitnya menjaga daripada merusak apa yang sudah terjalani,
Aku bicara bagaimana susahnya menahan diri demi untuk kebaikan bersama,
Aku bicara ini tuk menetapi apa yang menjadi mau kita bersama sejak dulu.

Apa kau kira aku tiada kecewa...
Apa kau duga aku hanya bersenang-senang di atas upaya ku ini?..
Sungguh itu salah besar..sangat sangat salah..
Aku hanya seorang kekasih yang terus berusaha menjaga segalanya tetap terjaga.

Archives