05 Agustus 2009

Buat Aku Percaya

Jika memang kau benar-benar menjaga hatimu untukku...
Maka,buat aku selalu percaya padamu.

Bukan aku tak butuh kata-kata mu tuk meyakinkanku,
Bukan aku tak mempercayaimu seperti yang kau pertanyakan lagi,
Tetapi waktu dan kisah-kisah baru terjdai pun juga berperan tuk kau jalani,
Apa aku salah jika aku mencemaskanmu bila meninggalkanku?..

Setiap perkenalan pasti kan menciptakan perhubungan bukan...
Setiap itu pula tak menutup kemungkinan kau atau mereka kan merasa akrab,
Setiap itu juga bisa mendasari tumbuhnya rasa baru dalam hatimu,
Apa pemahamanku ini salah?..

Tetapi meskipun begitu,perlu kau garisbawahi...
Aku tidak pernah melarangmu bergaul dengan siapapun,
Sebab kau musti mengekspresikan dirimu dg kehidupanmu,
Namun bukan berarti kau salahgunakan kebebasan yang ku percayakan padamu.

Aku hanya meminta kau bisa batasi kedekatanmu...
Karena aku tak mau kau terlibat dengan perasaan baru atas orang lain yang kau tak bisa menolaknya,
Hanya karna kau sudah merasa dekat dengannya,
Atau mungkin hanya karena kau tak bisa membuatnya kecewa tuk menampik perasaannya.
Kalau kau memang bisa menerimanya,aku bisa terima jika kau tinggalkan...
tetapi jika itu justru menyakitimu dan membuatmu terpuruk,aku tak bisa biarkan itu terjadi padamu.

Bagaimana bisa kamu melibatkan aku sebagai kekasihmu diantara perasaan baru mu pada yang lain dan menempatkan aku pada pertentanganmu tuk memilihnya?...
Lantas,siapa aku sebelum dia bagimu?...
Aku kekasihmu kah sebagai orang yang kamu cintai?..
Ataukah aku hanya pelengkap waktu mu tuk mendapatkan perhatian orang lain,cinta orang lain atau hanya pelengkap mu tuk di kagumi banyak pengagum lainku?..

Hanya itu yang ingin ku katakan,agar kau tahu bahwa tidak ada maksud burukku padamu...
Aku yang kau cinta dan kau pun ku cinta,sebisa mungkin aku berusaha menjaga mu dari hal itu.
Coba saja bayangkan bila hal itu terjadi dan bila aku ditempatkan dalam posisimu,apa bisa kau terima aku seperti aku menerima mu?..
Apa bisa kau percayai aku seperti aku mempercayaimu selama ini?...
Apa bisa kau menjaga perasaanmu seperti aku menjaga perasaanku tuk selalu membuatmu nyaman bersamaku?..

Sedang Mabuk Cinta

Duhai,kekasihku tercinta...
Bisakah kau dengarkan bisikan angin malam yang merona malu susuri kegelapan,
Bisakah kau lihat rembulan blingsatan terburu-buru tuk menyingkap jelaga awan,
Hanya tuk bisa menyaksikan sebuah hati dipenuhi cahaya damai?..

Duhai,kekasih...
Setiap hembusan nafas di dedaunan adalah pujian,
Setiap larikan gerak lelehan waktu adalah perjalanan.

Inilah pandangan hatiku,kekasih...
Luapan asmara ini begitu bergelora memenuhiku penuh cinta,
Manalah aku dalam tubuh lautan indah,
Aku ini lah cinta.

Duhai,kekasih...
Nadi ku membuta,
kesadaranku pun cinta,
Nafasku pun cinta.

Oh..Kekasih...
Beginikah satu dari setitik tetesan cinta tak terukur?..
Beginikah kehilangan diri ter-abadi dari kefanaanku ini?..
Beginikah mabuk dalam samudera karunia-Nya?..

Duhai,kekasih...
Dimana mau ku lagi atas dunia dan gemerlapnya ini?..
Sekarang aku mabukkah,kekasih...
Dimana dunia dan gemerlapnya yang ku ingini selama ini?..

Tak Harus Benci

Jika rasa indah di hati ini tertampik olehmu...
Tak harus ku benci dirimu karena menuruti mauku,
Tak harus pemikiranku jadi gelap mata,
Dan tak harus hatiku pun terus tersakiti.

Apakah seharga rasa yang semula indah harus ternoda?...
Tidak..Tidak...
Sungguh picik diriku menerima kenyataan dan memahaminya,
Hanya karena keinginan tak terpenuhi tuk memiliki,
Aku harus mengorbankan diri jadi terpuruk dan tersesat oleh mauku yang gelap mata.

Bukankah sejak mula rasa ini indah?...
Bukankah sejak mula rasa ini mencita-citakan yang indah bersamanya?...
Bukankah sejak mula rasa ini menjanjikan pada diri sendiri tuk membuatnya bahagia?...

Apa layak hanya karena ketidaksinambungan keinginan ini,aku musti membenci?...
Pantaskah jika ku sebut ini CINTA,jikalau ternyata aku tak bisa rela membuatnya bahagia?...
Dimana kebahagiaan untuknya,jikalau yang terbaik baginya adalah tanpaku?..

Apa pantas aku memaksakan cinta padanya,bila dia tiada bisa menerimaku seutuhnya?...
Apa pantas aku berharap bahagia bersamanya,bila aku lebih peduli dengan keinginanku sendiri?..


Luka Hati

Tuhan...
Maafkan aku yang masih belum bisa mengikis rasa sakit hati ini,
Bukan berarti aku membencinya,
Namun hatiku masih belum bisa menerima sikapnya.

Aku tahu,Tuhan...
Aku tahu aku mencintainya dan dia telah melukai perasaan ini,
Salahkah jika perasaanku kecewa dengan cinta sesaatnya?..
Perasaan siapa kan bisa menerima kenyataan tak terduga ini?..

Maafkan aku,Tuhan...
Tiada maksud hatiku larut dalam kesakitan ini,
Tetapi sepenuhnya aku belum bisa mengendalikan rasa sakit ini,
Jikalau memang ini yang terbaik,aku kan berusaha menerima dengan rela.

Maafkan aku,Tuhan...
Aku hanya manusia yang tak lepas dari keinginan tuk terpenuhi,
Yang dalam pandanganku dia adalah yang membuatku bahagia,
Bila itu ternyata kini telah membuatku tahu seperti apa,
Aku kan berusaha membuatnya bahagia dengan pilihannya sendiri.

Maafkan aku,Tuhan...
Jika luka kecewa ini sempat membuatku salah memahami kehendak-Mu,
Jika luka kecewa ini sempat menyoretkan persangkaan burukku..

Archives