29 Maret 2010

Dimana..........

Aku mencari di rerimbunan semak-semak cemas,di tumpukan bebatuan dan kepulan awan.Dimana...Tak ada jejak untuk jadi petunjuk atau memang aku yang belum tahu jejak yang bagaimana yang di tinggalkan untukku.Dimana...Harus ku cari lagi kemana,sedang arah pun belum lah tahu dan bagaimana itu bisa ku ketahui,sedangkan wujud pun aku tak sadar.Dimana...Kemana ku mencari lagi,tubuhku mulai merapuh dan jiwa ku pun kelelahan.

Mengerang Kering 5

.."Oh.."...Sang Maha pengagung atas keagungan-Nya sendiri"...Terlalap lelap pada kuasa,telah Engkau pilih yg terbaik dari segala pilihan,yang mabuk kepayang dalam anggur kenikmatan,yang sirna dalam pertemuan abadi kasih sayang.."Wahai Sang Maha pemberi kelebihan"...Menghayati dan tenggelam di kekekalan rasa,abadi di tengah lautan pilu kerinduan bertemu.."Oh...Sang Maha pengAnugrah segala derita"...Yang tlah menghidupkannya mengamuk dalam rengkuh,hancur dalam tanpa bayang-bayang..

Mengerang Kering 4

.."Wahai Sang Mihrab,yang Maha meng-ada dan meniadakan"...Yang Maha punya kehendak ada atau penyirna segala tiada,yang Maha dalam segala kemurkaan di setiap kebodohan;membisik..menyentuh..merengkuh.."Oh.."...Wahai Sang Maha penggetar dari segala getar...Yang Maha memperdengarkan dan mewujudkan keindahan,yang Maha menghadirkan mendatangkan segala getar,yang meng-uji-kan semua uji dalam naungan kasih sayang..

Mengerang Kering 3

.."Oh.."...Maha tempat terbaik bagi segala pengharapan,tak duduk dan tak telentang karna memang tak kuasaku tak menuntut serta menerima,menelan meski terpaksa;tak seluas ini..tak setinggi ini..tak seagung ini..untuk segala yang telah datang dan hadir mengenangkan,bagai terpenjara dalam kelana di luasnya padang pasir,kering..kering dan terbakar oleh sang surya-Nya.

Mengerang Kering 2

Terjagalah..!!...Telah lelap lena oleh bisik sebuah keselarasan,yang menentramkan pertikaian namun masih mendilema,merangkaikan bait-bait pilu sebuah derita nan lumat,terkulai..sirna di dalamnya.."Oh.."...Yang telah memilih manusia berperasaan begini,dahsya makna-Moe menguburkan segenap segala dari segala,yang tak menyisakan perasaan indah nan agung itu tersisa menjadi sebentuk kematian jiwa dan hati menjadi teramat sangat-sangatnya kecewa.

Mengerang Kering

Adalah kepada-Nya segala hadap dan harap..Segala tumpuan kesenangan dan berbagai dentum luka-luka,yang menggema dan mengakar dalam relung jiwa.Ini adalah satu jiwa yang membisu...Tak tanya namun begitu keluh untuk berpatah kata,sedang ini adalah hati yang terpenjara...Mengerang rintih memendam banyak bara,yang di hasut ego serta diamuk renjana bayang-bayang.

.."selusur mimpi"..

Aku hanya bisa memandang kali ini..terdiam dan hanya kan diam melihat segenap gerak dari pandangan mata ini,tak ada keinginan jiwa tuk menilai apa dan bagaimana jiwa mereka menilaiku dan aku tetap terdiam;menjaga hati ini agar tak rapuh menafsiri perlakuan juga prilaku mereka padaku,tersenyum dan agar mereka tahu..senyum ini adalah ingatan untuk mereka tahu, janji hati itu masih janji yg ada di hati.

.."Restu"..

Sejak menemu di gelap malam...semenjak menuju di kaki langit,pada cakar-cakarnya yang melembayung...Semenjak itu kerap menitipkan asa di geraknya.Kepingan mimpi yang terserak pun memburai,mewujud dalam desah nafas faham mengingati;bahwa di ujung kaki langit ufuk barat,telah terpendam gulungan asa nan berpendar..restu pun lepas bersama kegelapan.

.."fOrgEt tO eL"..

Tenangkan dirimu,eL..
Segala nya memang tidak untuk di sesali,toh penyesalan pun tidak akan merubah apapun khan..
Fahami dan dapati disana,eL...
Entah bagaimana cara menurutmu yang terbaik untuk bisa memperbaiki,karna dari setiap kesalahan memungkinkan bagi kita bahwa itu menyimpan banyak baik bagi mu pula.
Jangan cengeng,eL..
Kau telah memilih,maka kau pun hrs selalu siap menjalani resiko nya,meski mungkin itu tidaklah mudah.Tapi ingatlah satu hal,eL...
Jangan sekali2 membukakan pintu hatimu atas cinta yang lain sedangkan kau sadar hati mu sudah ada yang lain,karna itu hanya akan menyiksa diri.Ingatlah qodratmu,eL..
Apapun alasanmu menyangkalnya,kau tidak akan bisa membohongi hati mu sendiri..

Tertanda
Yang Kau Lupakan

..eL lagi..

Mengingat kisah kehidupanmu,menepikanku..eL,engkau sepi kan kehidupanmu dari semua ini,siang-malam berupaya mendapati terang cahaya-Nya semata untuk mensejatikan diri dalam kebenaran yang engkau telusuri.Jika saja aku ada waktu itu disana,mampukah ku ikuti jejakmu?menemanimu dalam kelaparan dan munajatmu?..eL,kini baru semua orang mengagumimu,mampu membuka wacana dunia dalam melihat apa yang engkau lihat bukan hanya kata mendogma..

.." to eL "..

Ga saban hari kita bicara,tapi ada saat kita pun membagi cerita dan ceria...aku ingin ada disana,el..di tempat dimana ada aku dan kamu,duduk berdua membagi berbagai kisah yang kita arungi selama ini.Aku juga berharap yang sama,el...meski tak mudah buat kita menerima kenyataan kehidupan kita masing-masing,namun aku dan kamu nyatanya bisa melewatinya.El,ingat khan saat kita pernah tertawa bersama?jujur sembari bercerita pun aku memimpikan itu bukan hanya kata-kata,tapi juga bahasa tubuh kita dalam nyata..

.."Purnamaku.."...

Ini purnamaku...
Terhias kegelapan tanpa gemintang mengelilingi benderangnya,tanpa desir semilir angin malam mengiringi.
Ini purnamaku...
Pernah ku titipkan kenangan dalam cahaya nya,sempat ku arungkan decak kekaguman pada cinta di masa lalu.
Ini purnamaku...
Tentang ilalang liar di tanah lapang..tentang janji setia dalam dekapan..tentang buaian di pangkuan..tentang tetes airmata kebahagiaan..tentang rasa merasa abadi..tentang ketakutan di tinggalkan dan tentang kematian yang kan menjemputku segera.
Di purnamaku ini...
Semoga Dia menjemputku,sebagaimana di purnama ini aku datang ke bumi..

.."Di cinta mu.."...

Aku ingin berlabuh...
Tak ku tahu sampai kapan ku kan melabuh,namun ku pastikan padamu..Di cintamu,ku titipkan asa bahagia.
Di cintamu...
Damai hatiku melangkahi segenap waktuku dan di cinta mu ku ingin selama nya kamu cinta ku di cintamu aku.
Di cintamu...
Jaga kan setia ku dan setia mu tetap menyatu..sisihkan peluh,kita saling merengkuh satu di cinta mu cinta ku mencinta mu dan cintaku menuntunmu tetap di jalan cintaku padamu..

Hatiku..sunyi..selalu..

Terbujur lesu di kamar ini...lentuknya gairah menawan berjuta mau merampas belulang dari jaga nya,lemah lemah serapuh tak bertulang.
Hanya mata nanar menatap langit-langit kamar...Pagi sudah terang mengiring sang surya berpendar..di pucuk-pucuk dahan pepohonan,bahkan di sebuah hati yang merindukan buai sinar paginya.
Pagi ku sunyi...Aku sendiri menatap bubungan arak-arakan mega,melaburinya tanpa berpatah sepatah kata..memandangnya jauh,menembus jiwa serta dada lara..

puisi tanpa nama

Lagi...Siapa yang mengetuk pintu itu?buka kan saja dan suguhkan kerlip bintang di hati.
Ada benang yang terulur,kenapa tangan meraihnya..bisa kah kau raup segenggam cinta untuk penawar luka di sekujur jiwa?..lihatlah..hati itu berdarah..kerjap pandangan mata,mengaliri mimpi..Apa hati nya di ikat pada tiang panjang dan di tinggalkan dalam kamar hingga cakar nya begitu membeku?..
Dia apa punya hati untuk menyapa..sisa nya jiwa berbalur ego..mencari cinta dan menebar pesona..untuk di cinta..

.."aku tak tahu,eF.."..

Apalagi yang harus ku katakan kepadamu,eF..kau sadar atau tidak,aku lelah berusaha memahami apa yang kau mau,aku lelah harus setiap saat meluruskan ekspresi jiwaku tentangku manakala ku tahu kau asyik dengannya.
Aku ingin pergi,eF...Aku ingin menjauh dari kehidupanmu dan biar aku kembali buta tentangmu,daripada setiap waktu aku harus bergelut dengan jiwa juga hatiku melihat keramahanmu dengannya.Aku memang bodoh kenapa aku begini,harus merasa kau tak pernah ada di antara kita,aku dan kamu saja.Kau ada bukan hanya untuk aku,tapi untuk lelaki-lelaki yang kau ingin miliki semua...

"sudahlah,eF.."..

Aku hanya seorang lelaki biasa...Aku hanya pingin punya hati yang bisa di sentuh seperti hal nya hati wanita tersentuh,aku ingin memiliki kesetiaannya,ketegasannya memilih..itulah wanita yang ku kenali...
Adakah wanita seperti itu sekarang,eF...
Yang aku tahu mereka kini berlomba dengan mimpi,mengejar status dan meragui hatinya sendiri..mengejar untuk puluhan juta perhatian dari banyaknya sanjungan.Kepedihan adalah rayuan...Manja adalah lidah hitam,pujiannya adalah persembunyian,lidah hitam..

.."penuhi aku ya robb.."..

Penuhi aku,robb...
Dengan setetes saja dari anggur cinta-Moe agar indah setiap pandanganku menjadi lebih terindah,biar hatiku menjadi hati anggur cinta-Moe.
Penuhi aku,robbiy...
Jangan lipat lidahku mengabarkan keindahannya dlm peliputan cinta-Moe dan biarkan mereka menemukan kebenaran cinta itu,meski harus mengambil nyawaku.
Penuhi aku dengan cahaya cinta-Moe,robb...
Biar tak lagi ku rasa getar dogma dari cinta selain-Moe,biar pupus cinta pada makhluk terindah-Moe,biar tak ku rasakan lagi luka nya terbenam dalam lidah ular dunianya..

Puisi tanpa koma

Oh..Sang pencari kasih sayang dalam landaan luka...
Pengorbanan raga melagukan bahasa mau
Pengorbanan rasa mengumandangkan bahasa getaran hati
Agar tergetar untuk di miliki.
Menggelepar liar di bakar haus rindu
Menggeliat menahan perih di amuk benci
Bertepuk sebelah tangan menghanguskan asa merenjana
Mengamuk bathin dlm ruangnya meminta ronta.
Bagaimana........
Titik-titik menjadi garis baris
Baris-garis menjadi bentukan wujud membentuk rupa dan dalam rupa-rupa pun membuah rasa.
Maka.....
Yang mengalir bukan hanya air
Yang membakar bukan hanya Api
Yang bersama tidak saling memiliki
Yang memiliki tidak satu dalam rasa dan mau

Anekdot Shufi

.."Seseorang harus di bakar dulu dalam API CINTA untuk ber hak memandang KEKASIH ABADI.
Nama dan kedudukan sama sekali tak berarti dalam AJARAN CINTA sebelum ia bisa memandang kebenaran debu eksistensi harus di bersihkan dari cermin jiwa.Sesudah itu,baru lah ia bisa melihat pantulan KEKASIH ABADI dalam cermin itu"..

Tuk ke sekian kalinya

Jiwa mempertanyakan,seberapa besar hati bisa menjalani ketetapannya dalam menyusuri titian rasa kala jatuh cinta dan mempertanyakannya ketika harus melewati satu jalan kejenuhan menjalani kebersamaan nan sepi rintang aral..
Sejauh mana hati kan selalu bisa mengabdikan kesabaran menemani tiap tetes rasa cinta yang telah menciptakan kesenjangan setelah hati harus me-rela untuk sedia memaafkan di saat kita selalu menjadi seseorang yang manis untuk kekasih kita..
Sepi...

Kenangkanlah

Karna mungkin itu sisa terindah yang pernah terlewati...
Kenangkanlah..
Tak usah ambil kesedihan di dalamnya,walau mungkin itu teramat menyakitkan..toh tak ada guna nya ber asyik-masyuk pada kebencian lama.
Kenangkanlah...
Toh di lupakan pun tiada bisa,segala yang di ingat akan tetap teringat.
Nikmati saja alur nya...
Mungkin dengan begitu segalanya tetaplah berjalan apa adanya.Sebenci apa,waktu kan membuat jiwa tersadar jua akhirnya bahwa kehidupan tetap berjalan sampai batas yang telah di tentukan-Nya.Akan jua di mengerti,suka-duka kehidupan adalah kabur tidaknya sudut pandang terhadap-Nya.

Dengarkah

Bahwa di hembus hempasan angin pagi...
Bahwa di balik lipatan mega-mega menyingsing surya...
Bahwa di kerapatan kulit,tulang-belulang yang terasuk dingin...
Bahwa di gumam bathin terlengang jiwa kosong mata nanar memandang sepi diri...
Bahwa di antara gelegak asa memaut terpendam resah menahan perih...
Bahwa hati itu ternyata...
Sendiri menepi.

Di tepian hati

Tak ada penghargaan apapun tuk di banggakan,pun gegap pujian tergema menyanjung...
Hati itu telah menyemayamkan kebencian dari sebuah keegoisan...
Adalah cinta menjadi satu suara yang di pilih mewakili segenap rasa ego diri untuk mendapatkan kepuasan sendiri,adalah cinta menjadi pusat perhatian yang menentukan betapa cinta tlah mengalahkan ambisi memiliki menjadi kesadaran dan ketabahan menerima realita dalam mencinta.
Cinta memang telah membuat diri menjadi lebih egois,namun meskipun demikian...Cinta tidak pernah memaksakan diri untuk memiliki apalagi menciptakan kekecewaan...
Ego sendiri lah pemaksa nya,maka cinta hanyalah alasan.
Cinta yang seharusnya menjadi perwujudan keindahan,kenyamanan,kesadaran dalam merasakan betapa cinta adalah kesabaran hati menerima dan bukan memaksa tuk memiliki.

MeRasa Sendiri

Pada dinding-dinding kamar yang mengembun...
Pada gelisah jiwa melipat rasa sendiri dalam hati...
Pada keluhnya lisan tercerca muram cahaya wajah...
Pada beban berat rasa terpanggul hati memasung perih...
Sempatkah dia tanya pada hati sendiri,Seberapa berat hati sendiri memikul rasa kasih sendiri?hanya sendirian?..
Sempatkah dia memikirkan,Seperih apa realita hati merasakan duka mendalam..ketika harus terpilih tuk tersingkir dari hujaman ketakutan bathin terluka lagi tuk kesekian kali?Seperih apa rindu menghantam sebuah hati yang tlah luka oleh rindu itu sendiri,setelah sekian lama merindu di antara tikaman perihnya?

Bayangan Ironi

Ah..duduk disini,tanpa menanti kau pasti menemukanku disini.tapi aku musti kmana mencari mu,bila tiada disini...
Aku membayangkanmu teramat indah...
Kau duduk disini,disampingku tepat di bibir telaga sambil memandang lepas luas samudra beserta gemuruh gelombangnya..Sejenak dengan sengaja ku pandangi dari sisi ku,wajah indah mu yg lurus menapaki jauh nya pandangan mata..
Ingin aku menyentuh halusnya kulit pipi mu dengan kedua tanganku..
Ingin aku membelai jurai-jurai rambutmu yang tergerai..
Ingin aku menyentuh bibir mu dengan jemari ku,sekejap saja...
Sambil ku pejam mata ini menikmati getar-getar girang yang mengaliri rongga dadaku,menyentuh hatiku dan seolah mensegalakan rasa bathinku menggumam...
Oh..Indahnya kesempurnaan perasaan kasih ini membunuhku dengan bayang-bayangnya..

Sampai Kini

Hingga terlupa berapa waktu sudah terjalani dan berapa waktu dulu mendulang kisah satu pun bersama merajut mimpi..
Di kisahkannya pada ku tentang negeri rantau yang indah dan yang mampu membuatnya tetap bertahan menjalani...
Menunggu bagai tak lelah meski hanya suara tawa canda di kejauhan sana,namun percikan bahagia pun kurasakan kau telah mengenyamnya.
Malam itu kau sempat kecewa dengan realita,berkhayal indah di pelukku mengusir kesedihan menjadi penawarnya.
Betapa jarak telah menyatukan dua rasa hati terbuai keindahannya...
Bagai sirna beban di pundak dan di dada tatkala lingkar setia memayungi rasa saling percaya..erat terdekap bagai terikat sutra dewangga..Indah tergolek pasrah,damai beserta cinta.

Meniti Jalan Sepi

Memejam mata merasai diri..tiap aliran darah,detak jantung,denyut nadi dan tarik-hempasan nafas,ku hargai...
Dimanakah bersemayamnya...
Garis suci sebuah anggapan mengosongkan diri dari segenap kenyataan,garis bening dari segala bentuk persoalan.
Hendak ku berlepas sangka...
Memupus seluruh keinginan sendiri dan menghanyutkannya pada setiap guliran waktu,membiarkannya terus berjalan dan takkan ku hentikan.
Biarlah pergi apa yang seharusnya pergi,toh di halang pun tiada mampu..Biarlah berlalu apa yang memang bukan hak diri,toh yang memang milik diri takkan kemanapun tiada kan pergi.

Airmata Kerinduan

Memejam mata merasai aliran kesadaran bathin di tengah gelegak rindu nan menggebu..
Dada bidang kecil ini serasa kian sesak saja,tatkala gelayut bebannya menghimpit seolah jantungku,menarikan luka kesenangan yang merana membaur satu.
Oh..rinduku...
Mengapa kau guncang satu dada ini hanya dengan bayang-bayang kelukaan..Mengapa pula kau geruskan pada akar asa kasihku pada pekatnya hawa di jantungku?..
Oh..rinduku...
Haruskah ter tetes mata air yang lama kering dengan menancapkan ketidakberdayaanku menanggung kehampaan ini?..Kenapa aku musti merasa kehilangan pada hati ku sendiri,sedangkan aku tak berdaya tuk pergi dari kepedulianku sendiri terhadapnya?..

Nama Ku pun Kau sebut

Lirih kau sebut...
Hiasi perasaan mu yang kadung mendulang rindu,menyibak tirai peluh asa hati mu terajut.
Nama ku itu pun kau sebut...
Sekedar harap tuk mengusir kesepianmu yang kesekian kali nya dan berharap aku tahu tlah kau sebut nama ku untuk hati mu yang bimbang berkalang resah.
Nama ku pun kau sebut...
Berulang kali kau damparkan pengharapan labuhan cinta dan berkali pun kau usir hempas jua.
Nama ku,bagimu...
Adalah sejarah tak terhapus yang masih menyisakan ketulusan mu mengharap ku datang hanya dengan satu pengorbanan cinta,sampai tak tersisa lagi keberadaan yang lain..hanya aku dan kamu..
Nama ku pun kau bawa serta...
Dalam isak renta hati yang letih menanggung sepi,dalam ratap sendiri rindu hati nan perkasa meng ibui jiwa raga.

Berpendar lagi

Waktu terasa begitu lama memisah,hingga perjumpaan itu menggoreskan satu atma indah mengenangmu...
Jika saja ada kata yang bisa mewakili pendaran gelegak hati rindu ini,tentu itu adalah kata yang selayaknya ku ucapkan dan kau dengarkan tentangmu.
Aku tahu...
Mungkin segala hal di masa itu pernah membuatmu teramat kecewa,namun itu tiada pernah ku pinta.Teramat sulitnya tuk ku jelaskan pada mu tentang segala nya,itu sebabnya tiada kata yang mampu ku ucap tuk menenangkan kebimbangan mu tentangku.
Kini...
Meski banyak yang berubah dan membuat mu makin lebih bijak,aku percaya kau telah bisa menerima meski masih tersisa kebimbangan apa dan bagaimana pertentangan kita di masa itu.
Maafkan aku...
Maaf atas segala di lalu itu.

Semestinya

Tak seperti ini...
Setiap waktu,kapan saja perasaan silih berganti bak musim.Manakala nuansa hati terombang-ambing,lebih baik diam sejenak membekukan pengakuan,agar tiada di telan lagi apa yang telah salah terucapkan.
Semestinya...
Untuk ku tak perlu bersilat lidah,berdalih menyenangkan hati namun sebenarnya justru akan lebih menyakitkan.Untuk apa musti menipu perasaan sendiri,jika ku tahu kerinduan itu kerap menyiksa mu?..
Semestinya...
Tak kau lupakan bagaimana berlaku padaku,agar tak ku ulang lagi apa yang pernah kau mengerti dan fahami harus bagaimana terhadap diriku.
Semestinya...
Ingatan itu tetap ada terhadapku,agar tiada kesalahfahaman dan rasa cemas melukai satu sama lain.Bukankah kita jauh lebih terbuka dan terahasia di hati kita masing-masing?..

Titik terlupakan

Ada saat kita bisa tertawa sampai lupa diri...
Ada saat kita jadi sedemikian banyak bicara,sampai-sampai pembicaraan menjadi tidak terkendali lagi.
Ada saatnya pula kita bersedih dan lupa diri...
Ada saat pula hati kita jadi begitu kering dan merindukan kasih sayang,sampai-sampai kita menjadi buta untuk memiliki.
Saat-saat itulah...
Berikan WAKTU DI TENGAH MALAM menemui diri mu sendiri,menemui hati mu dan memutarkan kembali..Gerangan kebaikan apa yang kau dapatkan dari sisa hidup yang di jalani?..
Tidak akan menunjukkan apapun keangkuhan diri,justru hanya akan seperti ruang kosong tanpa isi.
Bualan-bualan hanya kan jadi satu dari sekian banyak jalan yang membuat kita jatuh tergelincir dalam kehampaan hati.

Senja Menepi

Duduk bersandar sambil memandangi kilau lembayung di kaki langit ujung barat,menemaniku dalam penat,gerah dan guman sendiri menepikan diri.
Lolos nanar mataku melanglang,sesekali ku pandangi kata-kata yang ku tulis dan ku rangkai ini,pantaskah ku pertanyakan hatiku pada setiap selusur guratan kalimatnya tentang jiwa nan merintih di kejauhan sana..tentang hati yang rindu di guncang cemburu..tentang tetes-tetes airmata menanti kepastian..tentang gejolak parau hati membimbang di antara kecewa lagi rindu..tentang kesendirian yang memuncakkan jiwa meratap ronta..tentang kesenangan yang jua berujung jelaga..tentang kata yang telah mendamparkan kesetiaan dan tentang kisah indah cinta dua manusia yang di mabuk asmara yang terpisah jarak terlarung waktu..tentang hati menyendiri,sepi..

Kesederhanaan Mencinta

Tak muluk dalam janji mencinta,menjaga kebersamaan sedapat mungkin dan melapangkan dada dalam memberi serta ridlo menjalani segenap pilihan sang kekasih.
Mengajarkan kasih dalam tata krama menyikapi dan me-nurani-kan sayang bukan semata untuk kepentingan ego sendiri.
Mensederhanakan diri dalam apa yang di miliki dan tak menjejali kekasih dengan glamour nya teknologi,harta benda,kedudukan dan popularitas.
Mensederhanakan cara pandang kekasih dengan sama-sama saling belajar mengingatkan cara baik tuk berfikir baik di setiap persoalan,bukan mengkonsumsikan pemikiran picik dan meracuninya dg cara pandang yang negatif terhadap sesuatu yang di hadapi.


Kekasih yang baik adalah apabila duka,dia menemani dan suka,dia berbagi..

Kesadaran Mencinta lah..

Yach..kesadaran akan cinta lah mampu membuat yang PERGI menjadi KEMBALI..yang JAUH menjadi terasa DEKAT dan LEBIH DEKAT..yang membuka KEBENCIAN menjadi PERMAAFAN nan bijak.Kesadaran MEN-cintai,DI-cintai dan kesadaran akan KEAGUNGAN CINTA lah yang kan memberi cahaya terang manakala jiwa tersesat pada bengisnya penilaian-penilaian atas ego yang tak terpenuhi.Kesadaran akan MAKNA HAKIKAT CINTA lah yang membuat dada lapang,berjiwa besar dan selalu ber-i'tikad baik dalam naungan kasih sayang...

Kidung Suara Cinta

Mengalun lirih dari muara keabadiaan...
Mengalir lembut menembus palung terdalam,pada suci nya hati nan tak terjamah.
Pengabadian pun merasuk...
Cinta telah memilih singgah dan melebur diri dalam sifat pun dzat,maka segenap pandangan mata pun bak sempurna dari dan dalam cinta.
Kidung suara cinta...
Bagai laksa rasa tak terjamah,suci nan abadi..Jika saja aku adalah abadi,maka air cinta lah peng abadi nya beserta pembuai kesempurnaannya.
Kidung suara cinta...
Tembang jiwa tak terjamah..tembang peng abadi rasa terahasia..lembut melantun mengaliri setiap tetes air mata dan darah pengabdian,atas cinta yang terasakan menjiwa,berpengabdian tanpa lelah tuk tetap mencinta..

Menunggu tanpa Harap

Ketika bias penantian memetik rundungnya kecemasan di balik bayangan indah,cemas-cemas bagai lilitan temali kepastian yang tiap detik telah menggerogoti kepercayaan.
Menanti tanpa harap...
Tak mudah mengesampingkan besarnya ambisi terwujud di antara kenyataan yang belum terjawab,begitu tak pasti dan membangkitkan beragam ke"andai"an.
Sudah ridlo kah menerima realitanya...
Karna segala tunggu tak selamanya nyata,sebab segala nanti menyesakkan dada bila penuh harap.
Maka izinkan lah tuk menunggu tanpa berharap,agar tak hujamkan kesakitan bagai nan abadi.

Di Lalu Waktu

Biar membisu dan terkubur tanpa tahu mengapa serta bagaimana.
Di lalu waktu...
Tempat tersemai larungku mendiamkan gairah menunggu,walau tak tentu pun tlah ku tunggu dari sekian waktu yang terlewati.
Di lalu waktu...
Guratkan kenangan manis itu bak berdarah,hidup dan diam di sela helas nafas..detak jantung..mengusik lirihnya perih mencubis-cubis.
Di lalu waktu...
Tempat ku paparkan cerita kecil tentang sebuah hati yang menanti di antara riak bimbang dan gelombang perasaan terluka diam-diam,menaifkan pandangan tuk selalu tersenyum dan menafikan rasa perasaan agar terkubur pelan-pelan..mati dan tak kan ada lagi pengharapan..tentang memiliki..tentang merajut hari..tentang kepuasan berdua..tentang nurani yang terbebat luka sendiri tuk tetap menanti.

Archives