24 Februari 2010

<[Hatiku..Hatimu dan Hatinya]>

Suka kah kau menyisakan sedikit waktumu dengannya?...
Aku tahu kau bahagia bersamanya,
Terpancar dari binar tatapan mata dan tiap kata yang kau tuliskan,
Suka kah kau bila hatinya pun sama seperti hatimu?..

Sudah terlanjur perih ku dekap kini...
Ku lalang setiap rembesannya mengaliri hatiku,
Ku jelang tiada henti,
Tak peduli sesuka apa kau terus menjalani waktumu dengannya.

Tak ku ratap kebahagiaanmu...
Meskipun tak ku tahu sejujur apa hatimu ketika kau ucap rindu padaku,
Hingga ku sisakan senyum ketabahan tuk menutupi retaknya percayaku,
Hanya karna ku ingin kau tetap menikmati bahagiamu dengannya.

Apa kau kira aku tiada memperhatikanmu?...
Apa kau kira ku diam dan itu karna ku tak melihatmu?..
Apa kau sangka kesabaranku adalah tempat mudah tuk kau datang dan pergi?..
Apa kau duga hatiku selalu bisa menerimamu sedalam apa kau tikam?..

Meski ku tiada membencimu..
Meski ku takkan pernah melupakanmu..
Meski ku takkan membiarkanmu kecewa..
Namun tidak untuk kembali dan melukaiku lagi.

<[Lembah Perih]>

Ku seka laburan basah rintik hujan malam ini...
Sebagaimana ku seka desah peluh yang ku tanggung,
Seperti berlaksa-laksa menghujam lirih,
Pedih dan memerih.

Aku memekik sesak...
Ku cakarkan asa pada langit kelam,
Ku seruak rimbunan malam dengan doa-doa tak kunjung lelah,
Dan ku tahtai geliat sepi merengkuh hati.

Jiwaku gamang...
Mudah nian terbius dalam keniskalaan,
Merajut indah seolah tak pedulikan perjalanan juga curam,
Tak meretas pualam menjadi emas.

Sukarkan aku...
Hingga kemudahan menjadi awal kemenangan,
Sadari peluh dan perih adalah pengorbanan,
Hingga Azali kebahagiaan kan termiliki.

<[Yang Terlupakan]>

Tak perlu ada pengakuan lagi sebagai bukti...
Kesibukan telah membuatmu melupakan,
Hal yang sempat kau anggap sangat berarti,
Pun nyatanya tak ada tegur sapa.

Apa Aku yang musti memulai menyapa...
Jika ku tahu kau takkan suka berlama-lama,
Atau mungkin ada yang lebih berarti dari bersamaku,
Dan aku pun tetap menyenyuminya.

Aku tak benci padamu...
Aku sadar benar jikalau suatu saat kau pun melupakanku,
Aku memang pernah berarti dalam hidupmu,
Tetapi...hanya saat itu.

Kini ku sadar...
Tak salah bila ku sebut itu adalah nuansa rasa hatimu,
Pernah berharap dan kan terabaikan kembali,
Mungkin juga sekedar kekaguman sesaat lalu pergi meraih mimpi.

Kini...
Aku yang terlupakan,
Aku juga tak pernah meminta tuk slalu kau ingat,
Namun memang ku selalu berharap,
Kau kan tersadar dan bisa merasakan seperti apa juga bagaimana,
Jika kelak itu kau..

Archives