31 Mei 2009

Sebentuk Asa Cinta

Mulukkah bagi mereka yang jatuh cinta berharap indah?...
Tidak..tidak muluk bagiku,
Sebab setiap hati yang dirasuk cinta,dengan sendiri nya menciptakan asa.

Bukankah asa cinta itu tumbuh ketika pertama kali cinta menyentuh hati?...
Tak di rekayasa jauh sebelumnya dan tak diimpikan jua,
Ia wujud dan terbentuk dari kekuatannya azasnya.

Sebentuk cinta di penuhi harapan indah adalah asa tiap hati...
Tiada seorang pun mampu menyembunyikan diri dari alirannya,
bahkan mampu membutakan seluruh realita pandangannya sendiri,
Mabuk dalam ruang cinta itu sendiri.

Sebentuk harapan cinta adalah mimpi tiap hati yang di lamun perasaan mencinta...
Seperti membius segenap sendi-sendi hidup dalam diri sendiri,
Menjadikannya selalu haus dan terus lapar untuk mewujudkannya dalam kehidupan,
Sebentuk asa cinta yang mendamaikan hati,jiwa dan kelengkapannya.

Yang Tak Seharusnya...

Tak seharusnya menutup hati untuk cinta...
Apapun alasannya untuk menghalangi,
Tak seharusnya menutup hati untuk cinta..

Siapalah kita?..Apalah daya dan kekuatan kita?..
Jangan hanya karena keinginan yang tak terpenuhi,
jangan hanya karena ego sendiri yang tak terpuaskan,
lantas kau meminta hal yang jelas-jelas takkan pernah bisa kau hentikan..

Pengakuanmu dulu tentang cinta adalah anugrah Tuhan,sekarang kemana?..
Pengakuanmu dulu tentang cinta adalah indah,kemana sekarang?..

Apa hanya karena cobaan di rasuk cinta,semua pandanganmu pun berubah?..
Apa hanya karena aral mencinta,segenap indah itu sirna?..
Apa hanya karena ujian dicinta dan mencinta,kesadaran azas cinta pun lenyap?..

Sungguh picik menempatkan cinta diatas dasar kepentingan sepihak...
Apalagi mencerca hitam cinta tersebab kegagalan meraih tujuan memiliki obyek,
Cam kan saja sendiri..
Toh keberadaan Cinta tidak akan berubah,sepicik apapun kau mencelanya..

Ku Simpankan Untukmu...

Walau mungkin tak kau anggap berarti lagi,ku simpankan untukmu...
Sebuah hati yang pernah kau beri kenangan indah dan bahagiakanku,
Sebuah ruang yang tak bisa terusik oleh siapapun,
Sebuah janji pada hati sendiri.

Ku simpankan untukmu...
Kata yang mungkin difahami tak setia lagi pada realita,
kata yang mungkin diartikan pergi meninggalkanmu,
kata yang mungkin memudar seiring lajunya waktu.

Ku simpankan untukmu...
Jejak tapakan cinta padamu menghias kenanganku,
Jejak kerinduan yang berdiri diantara keharusan yang ku pilih,
Jejak ketabahanku jalani kisah kita dulu hingga detik ini.

Ku simpankan untukmu...
Meski tak ada janji sampai kapan ingatan ini kan tersimpan,
Meski tak ada ikrar sebagai kata bukti bagimu,
tetapi ku simpankan untukmu..
perasaan cinta yang tak tertandingi dari sekian perasaan mendekapku.

Untuk Kau Yang Jatuh Cinta

Indah memang,itu yang kau rasa...
Tetapi setiap keindahan di bumi ini mengikuti batasan ruang dan waktu,
Dimana ada kefanaan yang juga kan kau dapati,
Maka pertahankan hatimu semula..

Tak bisa di sangkal...
Indah cinta di bumi akan ada masa nya serasa membosankan,
Dan itu tak lepas dari berbagai evolusi godaan dan cobaan,
Atau mungkin sempat menciptakan kecewa menjalaninya.

tetapi Cinta itu memang indah...
Terlepas dari keinginan diri yang tak terpenuhi,
Cinta selalu menakjubkanmu,
Seperti selalu memberi mu kreasi baru untuk menciptakan sesuatu.

Dan cinta tetaplah cinta...
terlepas dari ego mu yang mengatasnamakan cinta,
Ataupun mengkambing hitamkan cinta demi mencapai kepuasan sendiri,
Maka cinta tetaplah cinta..

Perjalanan Sendiri

Ini perjalanan sendiriku...
Diantara rentetan dilema yang menghujam,
Dibalik sisiran penat serta perasaan tak mampu,
Aku mengambil satu keputusan..

Entah apa yang nantinya terjadi...
Aku coba menempuhnya dengan segenap tekad,
Meski ku tak tahu realitanya kelak,
Siapa yang peduli?..

Ini perjalananku sendiri...
Aku menggenggamnya erat-erat,
Tanpa ku ragukan diriku sendiri,
Aku tetap harus menjalaninya.

Dan jika kelak segala perjalanannya tak indah...
Semoga Aku selalu diberi kesabaran dan ketabahan menempuhnya,
Hingga tiada lagi nafas derita dalam hidupku.

28 Mei 2009

Umpama Mimpi diatas Mimpi

Jika pernah angin tak sempat menitipkan kerinduan pada awan..
Jika pernah awan tak sempat menyampaikan pada hujan..
Aku justru tak sanggup sampaikan tiap tetesan rindu itu mengaliri hatiku padanya..

Dia mengetuk setiap relung...
Bila resahku sudah tak lagi dapat ku bendung,
Bila kehampaan itu kian merengkuh,
Bila ketidakberdayaanku mengikut kata tanpa bicara.

Umpama mimpi diatas mimpi...
Mampukah aku bangun tak terhenyak?
Ataukah aku kian pulas di buai mimpi tanpa peduli itu hanya mimpi?
Ataukah mimpi diatas mimpi ku hanyalah mimpi sekejap lantas pergi?..

Umpama mimpi diatas mimpi...
Aku ingin bermimpi abadi,
Dimana aku yang tak abadi tetap tak abadi,
tapi aku abadi..

Bahasa Hati

Inilah bagian bahasa itu...
Tiada bentuk,warna,pun aroma,
Hanya suara-suara menggema di sekujur badan,
Seperti mengisi tiap sendi hidup tak terbantah.

Inilah bagian bahasa itu...
Dimana tak ada tempat tuk disebut sebagai ruang,
Dimana tak ada jarak tuk disebut jauh ataupun dekat,
Dimana tak ada pengakuan untuk di dasarkan.

Inilah bagian bahasa itu...
Bahasa yang terucap tanpa lisan,
Di dengar bukan oleh telinga jasad,
Ataupun di rasa dengan rasa kulit pun lidah.

Inilah bagian bahasa itu...
Bahasa tertinggi dari semua bahasa dunia,
Tak di pelajari tetapi di rasa dan di mengerti,
Abadilah rasa hati..

Hujan Malam itu...

Adalah hujan yang kesekian kalinya mendinginkan tubuhku..
Percikkan butir-butir dinginnya tersirat angin menoreh lembut,
Sapakan dingin ulurkan sunyi.

Hujan malam itu...
Seperti menjadi ruang tersendiri atas jiwaku merasuk dalam waktu,
Menyusuri gelapnya malam beriring rinai nya,
Bersama kilatan juga gelegar menggetarkan dada.

Hujan malam itu...
Meringkuk aku memeluk benci,
Mengusir arah gelap hatiku biar tak berjelaga,
Menghempaskannya jauh ke dada langit.

Hujan malam itu...
Menyanjung hatiku menyibak perih,
mengobati nelangsa berlaksa-laksa,
Dan pergi berselubung tudung curiga.

Hujan malam itu...
Pengusir sepi di lelap mati.

Di Pucuk-Pucuk Sepi

Menebas haru berpangku tangan...
Hendak ku seka sudahi jua airmata,
Mimpi biar berarung mimpi,
Sepi-sepi tetaplah sepi.

Di pucuk-pucuk hening...
Di ingatan usang waktu berdebul,
Lepaskan tanganku jangan di raih,
Aku tak mau terpuruk lagi.

Di pucuk-pucuk sepi...
Usir aku kembali nyata,
Biar terangkat jiwa dari selimutnya,
Biar lerai segala sangka memburai,
Sepi..

Ketika Harus Memilih

Meski pasti akan ada yang terluka...
Apalah daya jalan musti di pilih,
Sebagai realita yang tak bisa di hindari,
Walau tiada hendak menebar luka.

Memilih bagiku tidaklah mudah...
Apalagi harus mengorbankan cinta,
Biarpun tangan telah tebakar,
Teramat berat aku musti memilih.

Aku mencintainya..
Membutuhkannya lebih dari apa yang pernah dia tahu tentangku,
Menyayanginya lebih dari apa yang ku fahami sendiri,
Teramat berat bagiku..

Tuhanku...
Apa aku salah jika memilih?..
Apa aku salah tetap mencintainya?..
Apa aku salah jikalau tak mampu meninggalkannya?..

Tuhanku...
Di ketika harus memilih,
Bersalahkah aku dengan pilihanku ini?..
Mengapa musti dilema ini yang Engkau pilihkan untukku?..
Aku perih..

Dalam diam terbeban

Ku tengadahkan kepala...
Berharap penat-penat ini kan melepuh beriring rebahnya tubuhku,
Berharap terangkaikan satu kata damai tuk merengkuh,
Menebas sepi ku bertalu-talu.

Aku gelisah dalam diam ini...
Bukan semata perih ataupun cinta ku pertanyakan,
Ekspresi ku ini adalah sepi,
Kata tersunyi.

Apa itu sepi...
Bila penat ku adalah keindahan,
Apa perihku...
Bukan cinta tak bertaut.

Aku ingin hilang...
Tak ada tubuh yang ku sesal salah,
Tak ada rintih karna ku buat luka,
Tak ada perih ku sangka penyebabnya.

Sepi..sepi...
Mata cahaya mata cahaya
Terang gelapi aku

23 Mei 2009

Sahabat

Beberapa tahun kita bersama semenjak bertemu...
Banyak hal manis kita alami,
Saling mempercayakan sesuatu,
Dan itu pun tak kita ingkari.
Masa demi masa membawa kita...
Menciptakan kurun dalam kedewasaan bersama,
Membagi dan memberikan apa yang tak kita punya,
Bersama beriring dalam hati.
Sahabat...
Musim telah berulang ganti,
Telah menitipkan berbagai rintangan dalam nurani,
Sampai kini di persimpangan,
Di antara kita musti memilih tujuan.
Sahabat...
Tak ada pesan dan beserta salam,
Semua berlalu bak musim semi,
Atau mungkin kelak bagai angin,
Saat kau kembali dan pergi lagi.
.."Selamat jalan,sahabat terkasih.."...
Beriring derai kerinduan hatiku menantikan kembalimu,
Bersama terbuka nya slalu pintu maafku,
Meskipun nantinya bukan untuk seperti masa silam,
Masa persahabatan yang indah penuh kenangan.
.."Selamat jalan,sahabat tersayang.."...
Semoga dengan jalan kita kini sama saling menyadari,
Bahwa tiap sesuatu selalu membutuhkan pengorbanan,
Sekecil apapun sesuatu itu.

Sekedar Nanar di Hati

.."Hari telah pagi.."...
Beriring suara adzan mengumandang,
Detik demi detik pun telah mengantarkan aku,
Rebah lemah menggoreskan untaian rasa hati.
.."Oh..Bayang-bayang di kegelapan malam.."...
Ku tarikan irama-irama kenangan,
Aku sanjung butir-butir damai disana,
Tentang sejarah yang mendamparkanku begini.
.."Disini.."...
Telah tercipta lagu-lagu indah sebuah cinta,
Gelisah resah menjadi satu sentuhan retak,
Aku di rayu-rayu dan di puja-puja.
.."Tetapi.."...
Butir-butir peluh yang pernah menetes,
Telah menyisakan sebuah derita panjang,
Pernah merangkaikan aku sebuah gelora..
Sebuah niat yang akhirnya tumbang..
Sinaran mata yang teduh..
Logat-logat khas penuh manja..
Halus budi bahasa..
.."Sungguh menghanyutkan.."...
Membuat bathin tak berdaya membenci,
Sekedar nanar yang kemudian berair di hati,
Pergi dengan segala yang bertentang di hati..

Skripsi Hati Sepi

Di dek ini bergerak jari-jemari...
Di galangan ini terikat satu tali-temali,
Di anjungan ini sama seperti waktu dulu,
Duduk bersandar pada sebuah tonggak,
Sembari sesekali melayangkan pandangan ke tengah samudra.
Pada lembayung senja di kaki langit...
Camar-camar putih berpasangan terbang tinggi,
Membelah mega yang di keliling butiran bintang-bintang.
Ada yang tak dapat di lupakan...
Deburan ombak lautan terus saling kejar-mengejar,
Yang seolah berlomba menuju tepi itu,
Mengingatkanku pada seseorang..
Entah kini dia dimana...
Entah apa pula yang kini di perbuatnya..
Sekedar salam perpisahan berujung sepi,
Bersisa sekali dengan kesan-kesan manis,
Rasa kasih sayang yang begitu menakjubkan,
Mampu menidurkan jiwaku yang di rejam kerinduan.
.."Oh.."...
Mana aku mampu memanggilnya datang tanpa kabar?..
.."Ah.."...
Apa memang ini kebijakan Tuhan?..
.."Ya.."..Jawabku dalam diam dan hilang.

22 Mei 2009

Sajak-Sajak Sepi

Kau lantunkan tembang-tembang kenangan
Seiring dadamu mengenyam rasa jiwa yang terbayang
Seraut wajah elok dan menyimpan banyak duka lara.
Berapa banyak yang tak terhitung lagi...
Suka dan duka yang mengaliri harapan cinta
Semenjak awal jatuh cinta itu melanda.
Terkadang engkau merintih menahan perih
Terkadang pula kau tersenyum menutupi
Meski kepahitan lah yang kau rasa.
Sungguh teramat besar cintamu padanya
Hingga kau tak rela menyakitinya
Sampai engkau ridho mengorbankan rasa hati mu sendiri.
Sesekali kau sesalkan waktu...
Kenapa terlambat kau dipertemukan?..
Kau selalu sembunyikan hatimu darinya...
Hingga selalu kau bungkam dan bimbang
Kau pendam cinta dan rindumu begitu dalam
Karna kau takut segala nya kan semakin melara
Dan membuatnya menjauh
Kau takut keakraban itu sirna
Yang akhirnya membuat luka-luka lagi
Di antara hatimu dan dirinya.

21 Mei 2009

Telaga Sendiri

Kau langkahkan kakimu di telaga tua dan kau pun duduk melepas lelah disana...
Kau terlalu hanyut dalam rimba kisah kasihmu
Jiwa realismu telah merenggut kekuasaan hatimu
Lalu engkau berduka sendirian
Duduk terdiam dengan jiwa yang nelangsa
Amarahmu mendidih namun tiada kunjung tumpah ruah
Terlalu dalam perasaanmu tertikam.
Gelapnya perasaan kau rasa
Seolah getir kehidupan selalu terkecap
Tak ada titik temu dalam bahagia hati
Sampai akhirnya kau pun tertunduk lesu.
.."Mana yang harus kau tuju?"...
Tak kau temui dermaga hati untuk tambatan harapmu
Terlalu mudah segalalanya terucap
Dan terlalu mudah segalanya terjadi.
Sampai akhirnya kau pun tak sanggup tuk membawa nya pergi
Dan jauh berlari..
Telaga tua yang menyimpan berlaksa kenangan...
Sakit yang terasa,diam beribu basah
Tak ada sapa dan tanya seiring ucap engkau tinggalkan;
.."Selamat malam dan selamat tinggal,sayang.."..

Ketika Cinta Menjadi Awal Aku Memuji

Sebaris senyummu yang merumpun di senja itu
Aku nikmati seteguk demi seteguk buat mendulang rindu
Awal manis aku bersamamu merenda pagi dalam kasih.
Damai nian aku merasakan...
Betapa nikmat hati merasai sisa nian senyum dikau
Tatkala di rundung rindu terhilang gelak tawa.
.."Duuh..Senja kian elok menyimpan warna.."...
Tak jua melembayung tua di kaki langit
Tak sadar daku pun melayahkan pandang
Seiring dikau menawari hati tuk memuji.
Elok nian dikau dengan lembutmu...
Begitu kilatan sinar matamu menyemai perasaan ini
Tak dapat kian aku menahan pekik lirih hati
Cantik nian dikau menemban hatiku.
Cinta...
Ku sebut seiring pulas dibuai bayu
Beriring bawakan bayang-bayang serta tuk setia
Bertahan dalam ruang waktu yang jauh memisah
Namun kian memadu di antara gelisah dan damba

Salam Membumi

Apabila pagi begitu dini di rasuk embun
Dan sisa tirai malam masih samar membentang
Namun di kaki langit lengkung tampak kerlip
Biasan surya dengan cakar-cakar ultra pagi buta.
Tersisa sisip dalam gerak edarnya...
Secercah derita dari dosa-dosa tak terhenti
Tampak gamang hati menafsirkan
Sebab kebekuan telah menjadi gunungan gelap.
.."Selamat.."...
Salam sejahtera mengawali sapa mengenalmu
Sembari mengenangkan bias pias raut wajahmu
Dengan sesungging senyum yang mengusik niat hati,
Mengulurkan tangan bertaut membagi beban dan kedamaian.

Di cintamu,kekasih...

Sentuhanmu,kekasih...
Mengingatkan aku pada cinta yang dahulu
Kau dengungkan dan kau ucapkan malam itu
Merasa sangat tersanjung diriku menerima
Besar cinta dan penantianmu
Dan ku akui aku pun terlena karenanya.
.."Oh..kekasih...
Tak pernah aku dapat membayangkan akhirnya
Bagaimana hati dan jiwa jika berpisah
Sedang aku masih di mabuk cinta begini
Sangat-sangatnya itu ku pendam dalam-dalam
Hingga tak terusik oleh yang lain.
.."Oh..kekasih.."...
Jika kini banyak yang mengatakan aku berpaling,
Sungguh itu sangat bertentangan dengan hatiku,
Mereka justru menciptakan ironi diantara kita,
Meski itu tak mampu membuatku bergeming.
.."Oh..Kekasih.."...
Aku mempercayakan cintamu dalam hati
Aku begitu memilikinya utuh
Seburuk apa sangka mereka
Aku tetap menentramkan rinduku
Dengan cinta dan kasih sayangmu dulu..

Bahana Pesta Alam

Keemasan lembayung mewarnai langit
Di ufuk barat cakar-cakarnya menyusup
Di balik perbukitan diantara pepohonan
Maka tampak hampir usai senja bertahta
Untuk menyambut kelam dalam ruang malam.
Bayu senja pun mengikut...
Menebarkan kuasa tuk memeluk turut waktu,
Berbagi karunia untuk saling berpaut.
Sedangkan mendung...
Dengan warnanya mewarnai awang-awang
Bagai sebuah arsir lukisan
Bersama bintang-bintang bak berkelip oleh angin
Laksana kristal-kristal dalam kata pembatas
Nampak keindahannya berserak-serak
Memeriahkan keramaian warna pesta alam
Dengan iringan riuh rendah irama
Berlagu hening dan lengang dari hayawan malam
Beruntai dan berjurai-jurai dedaunan
Begitu khidmat juga penuh takdzim
Sangat ta'ajub untuk dimaknai
Apalagi untuk di kecap alam bathini;
.."Syurgawi bumi harum mewangi"..

20 Mei 2009

What you get from the Business Online? ..

For internet users, especially those interested in starting the business world will do business with a variety of bids offered, especially referring to the online business for free, existence is not in avoiding more ..
What you get from online business? ..
This can not be separated from your desire to earn money online with a pc or laptop through, of course, simple, simple for those of you who have much to cyber world, but not for users who are just not interested in cyber world? ..
For that, you-make you a beginner in online business or want to know more about online business, you better find first what and how many are online gratis.Kamu can do a search through the search sites that you have spread in various online services, so what you do ...

Apa yang kamu dapat dari Bisnis Online?

Bagi pengguna internet terutama yang mulai tertarik dunia bisnis pasti akan penasaran dengan berbagai tawaran bisnis yang ditawarkan terutama yang mengacu pada bisnis online gratis,keberadaannya memang tidak bisa di hindari lagi..
Apa yang anda dapatkan dari bisnis online?..
ini tidak lepas dari keinginan anda untuk mendapatkan uang dengan cara online melalui pc ataupun laptop,tentu saja mudah,simple bagi anda yang telah jauh mengenal dunia cyber,tapi tidak bagi pengguna yang baru saja tertarik dunia cyber bukan?..
Untuk itu,buat kamu-kamu yang pemula dalam bisnis online ataupun ingin mengenal lebih jauh tentang bisnis online,lebih baik anda mencari lebih dahulu apa dan bagaimana cara berbisnis online yang gratis.Kamu bisa melakukan pencarian melalui situs-situs pencari yang sudah anda tersebar di berbagai layanan online,so apa kamu penasaran?...

Start a Publisher

When I was at home, relax and chat .. a habit if I do not have a job or a sudden bid for discussions about many hal.Tiba up my mobile phone ring sms alert comes in, I take my phone and open that sms from friends I usually play the work in the rental computer.teman I preach to me if he participated in the PTC program, a business online for free but pay for only the clicks on ads that are displayed.
Originally I was not so interested until there Any school friend used to inform the same without me, and he has to register to become my member ptc.Meskipun no intention at all, I also want to know how to work a business friend who offered me that.
So .. the result is even more inflame me with affiliate programs is also available in conjunction with the online business, especially after I read a lot of online business sites with a variety of info that tantalize.
I also find out more, even with me for a madman from my friends before now I have become a publisher, although only have capital of the subdomain.
I honestly still do not dare buy the domain or server as the publisher basic personal, because I was a baby in the online business and I also have to really selective to determine my next step.
So .. do you? .. What should I continue or just simply through a subdomain? ..
How about you ...

Awal menjadi Sponsor

Awal menjadi Publisher

Ketika itu saya sedang berada di rumah,bersantai sambil chatting..suatu kebiasaan saya kalau tidak ada pekerjaan mendadak atau sekedar tawaran untuk berdiskusi tentang banyak hal.Tiba-tiba handphone saya berbunyi tanda sms masuk,saya ambil hp dan saya buka ternyata sms dari teman main saya yang biasanya bekerja di rental computer.teman saya mengabarkan pada saya kalau dia ikut dalam program ptc,sebuah program bisnis online yang gratis tapi di bayar dengan hanya mengklik iklan yang ditampilkan.
Semula saya tidak begitu tertarik sampai ada salahsatu teman sekolah dulu menginformasikan hal yg sama tanpa saya tahu,dia sudah mendaftarkan saya menjadi member ptc.Meskipun tidak ada niat sama sekali,saya pun ingin tahu bagaimana cara kerja bisnis yang ditawarkan teman saya itu.
So..Hasilnya malah saya yang kian terangsang dengan program-program affiliasi juga yang sehubungan dengan bisnis online,apalagi setelah saya membaca banyak situs bisnis online dengan berbagai info yang menggiurkan.
Saya pun lebih mencari tahu,bahkan dengan ketertarikan saya yang lebih gila dari teman-teman saya tadi kini saya telah menjadi seorang publisher meskipun hanya bermodal subdomain.
Jujur saya masih belum berani membeli domain atau server sebagai basic personal publisher,karena saya masih bayi dalam hal bisnis online dan saya pun harus benar-benar selektif untuk menentukan langkah saya selanjutnya.
So..Bagaimana menurut pendapat kamu?..Apa saya harus melanjutkannya atau cukup hanya melalui subdomain?..
Bagaimana dengan kamu...

18 Mei 2009

Atma Hati

Sebuah atma melayang layah...
Mencari dari sembunyi untuk tahu,
Diam menunggu waktu ikut merubah,
Berbagi diam dan memendam jawaban.
Sebuah atma telah terbang...
Mengutus dawat wujudkan suara hati,
Meski bekal kian menipis.
Tapi hati terus mengejar kemauan...
Mengais di tengah musim,
Mengejar pribadi dari balik mendung,
Menyibak tirai menghapus parah.
Gugur tanpa penunjuk...
Hidup dengan topangan sadar,
Tampak kemilau bunga-bunga perdamaian,
Berkas hati yang tulus dan putih,
Dari sinaran abadi sang insani.

Ini hati...

Saat surya beranjak menuju horison
Kuning lembayungnya disaput mega-mega
Di hias lembut semilir bayu
Di iring riuh rendah gesekan daun..
.."Jangan kau tanya padaku.."...
Mengapa ia tersenyum dan tersipu,
Jangan pula kau tanyakan lagi,
Mengapa itu juga jadi perhatianku.
Hatiku lah yang tahu...
Yang slalu berkata dalam diam,
Yang selalu tersenyum dalam luka-luka,
Yang juga pernah terluka dalam senyuman,
Yang berbahagia dalam luka,
Dan luka-luka dalam bahagia.
.."Ini hatiku.."...
Yang takkan pernah kau tahu..

Ungkapan Tak Jadi

Duduk bersandar seperti ini...
Aku jadi ingat ketika kecil disini,
Memainkan seruling sambil mengawasi padi,
Sesekali bermain layang-layang.
Lucu juga...
Banyak kepolosan yang membuatku merasa bodoh,
Tak pernah berfikir nantinya bagaimana,
Yang ku tahu waktu itu hanyalah;
.."Aku ingin layang-layangku terbang tinggi"..
Dan...
Pernah juga suatu waktu di bawah pohon ini,
Aku meringis menahan perih karena tercubis duri,
Darah yang mengalir makin membuatku takut,
Cemas kalau-kalau nantinya aku tak bisa berlari lagi.

Hilang Mengelak Jejak

Kau dendangkan lagu kenangan disana...
Tatkala ilalang itu mengikut dalam iringan ritme angin yang berdenyar.
Pada detik-detik terlupa tak terhitung...
Waktumu habis dalam kancah perdebatan di tengah kurun,
Tanganmu yang lembut merebut helai-helai rambut,
Seolah tak ingin kau biarkan helai-helai itu menghalangi setiap rentetan dari logat-logat lugas suara hati dan jiwamu.
Semakin lama kau membenamkan diri,makin engkau tak tahu kesalahan dan menegur diri..
Tak ada isakan...
Yang tersisa hanya gumpalan beku atas ketidakberdayaanmu merubah kenyataan,
Engkau menyesal..
Tetapi mega-mega pun kian merundung,
Tak ada titik-titik hujan lagi mengembun sisa di atas dahan.
.."Ah.."...
Senja tak juga luntur direndam malam,
Bintang gemintang pun tak jua mengelus dalam rangkuman kelam,
Dan engkau masih saja duduk terpegun diam..
Bibirmu pun terkatub rapat ditengah kerisauan dan ketabahan menanti harapan pulang.
.."Kembalilah..kembalilah.."..Panggilan hatimu...
Ingin kau raih rasa sentuh masa lalu itu mengikut,
Menjadi bagian dari kurunmu menunggu,
Namun kau selalu menemukan semuanya tak tuju tentu,
Dan akhirnya hilang tak mengelak tapak.

Percayalah padaku..

Jangan kau tanya aku akan kesetiaan ini..
Dan jangan pula kau tanyakan janji-janji padaku..
.."Percayalah.."...
Aku tak mau janji-janji itu menjadi tugu,
Dimana nanti hanya kan menambah luka.
.."Yaqinlah.."...
Aku berusaha yang terbaik untuk kita,
Bukan janji-janji yang kan dirubah waktu,
Di hapus takdir ataupun dipisah jarak.
.."Percayalah.."...
Jangan pernah ada airmata karena kecewa,
Jangan pernah ada cemas dan buruk sangka.
.."Yaqinlah.."...
Aku ingin yang terbaik untuk kita,
Untuk cita cinta dan semua indah.
.."Biarkanlah sejenak.."...
Biarkan semuanya berjalan apa adanya,
Biar bentangan waktu tak menjadi sesal,
Biar waktu yang jua turut merubah,
Untuk bahagia kita semua..

17 Mei 2009

Kala Cinta Menggoda

Indahnya tiada duanya...
Ragam kesiksaan menjelma tanpa bisa di bantah,
Kesepian merebak tiada sangka,
Rindu bagai tak terukur agungnya.
Kala cinta menggoda...
Bisik-bisiknya adalah syair terindah,
Mimpi-mimpi nya adalah ingatan termanis mendulang jiwa,
Harapannya adalah jiwa dari segenap jiwa cintanya.
Kala cinta menggoda...
Kesepian adalah lautan termegah,
Gejolak tanpa tepi..

16 Mei 2009

Asa untuk Cinta

Sekedar mataku menatap langit...
Ku saksikan gemerlip bintang gemintang,
Coba ku sentuhi satu demi satu lewat bayangan,
Demi untuk menyibak perlahan-lahan.
Rentetan-rentetan panjang aku kupas lagi...
Berharap jumpa hal yang tak ku ketahui dulu,
Untuk sekalian menghapus pengharapan hati,
Buat seseorang yang menerbitkan syarat kasih.
Benih ini aku temukan disini kembali...
Dari tahun musim pula yang berpulang ganti,
Benih ini kini hadir dalam cakrawala sepi,
Dalam ujud yang hampir sama tak serupa.
Dan bangkitlah hati ingin meraih kasih...
Meraih kata mesra cinta hati,
Buat ku basuh harapan yang kini hidup,
Meski sebenarnya tiada mengenalku.
Namun begitu yakin benar hatiku...
Meski hanya sekejap ku pandangi hal nya,
Ku temui arti kebenaran kasih itu disana..
Di dalam dirinya dan dirinya.

Menangislah...

.."Menangislah,adikku..Menangislah.."...
Pabila memang hal itu meringankan beban hatimu,
Toh tak ada salahnya itu kau lakukan.
Percayalah...
Mataku ini masih membawa bayangan yang sama,
Seperti ketika aku baru mengenal dirimu,
Memaknai arti senyummu yang slalu manis mengembang itu.
.."Jangan kau berduka,adik kecilku...
Masih banyak kenyataan yang ada di depan sana,
Banyak pula perbuatan tuk dilakukan,
Jadi jangan engkau merasa riskan..
Semua ini hanyalah luka kecil dari bagiannya,
Kecil tetapi berat pula dalam keberdayaan kita.
.."Menangislah,adik kecilku.."...
Kalau memang itu tuk mengikis dukamu,
Namun jangan biarkan semua itu berlarut-larut,
.."Terimalah kenyataan ini lapang dan santun"..
Meski nanar terak kenyataan yang ku panggul,biarlah..

Kenangan yang tersisa..

Masih ku ingat disini...
Ruang kamar ini membekaskan cerita indah dalam hatiku,
Bekas kau tinggalkan untuk menempuh kehidupan baru dalam realita mu.
Aku tahu...
Aku masih mengharapkan semuanya kembali,
Walau toh jikalau memang engkau tak pernah menginginkannya.
Aku akan memendam harapan ini...
Meskipun disana..
Tanah lapang dan juga dinding-dinding itu mengguratkan bisikan-bisikan hati kita,
Membagi rasa jiwa dalam remang purnama indah.
.."Aku akan selalu mencintaimu,mas.."...
.."Walau bagaimanapun dan dimanapun,hanya untukmu.."..Ucapmu..
.."Aku akan slalu setia padamu.."..Tandasmu lagi.
Ah...Tak ada yang mampu aku pertahankan sebenarnya,
Jika saja engkau tak pernah berjanji demikian.
Aku begitu merindukan semua kita..
Tetapi,sudahlah...
Biar bagaimanapun aku tak akan membenci semua kita,
Bahkan aku berterimakasih atas segala yang pernah kau berikan padaku.
Sungguh..Aku bangga padamu...
Karena kau jujur mengatakan apa yang sebenarnya kau rasakan dan yang kau ingini dari kebersamaan kita selama ini.
Terimakasih,Tuhan...
Telah kau pertemukan aku dengannya meskipun Engkau mengambilnya kembali.
Terimakasih,sayang...
Untuk cinta dan kejujuranmu selama ini,
Sebelum kau pergi..

Lara yang Indah

Kilah-kilah rapsody lalu mengembang...
Kuntum-kuntum bunga nya berduri,
Semakin dirasa makin terasa memerih rintih,
Menjadi pendaman tak henti.
Aku telah gagal lagi...
Gagal menghidupi kehidupan cinta kasih.
Ah..Bahtera ini terlalu luas tuk ku arungi sendiri,
Teman sehamba mana yang peduli..
Duh..Keagungan ini kian tiada,
Nikmat duka lara ini terlalu indah,
Aku merasa terkesan..
Betapa kecewa ini membahagiakan hatiku.
Pesta malam pun bak terhidang siksa...
Luka-luka tak jua menghabisiku..
Kemana..
Kemana..
Tuhanku yang Maha aku mencari Mu,
Pekak lagi buta nya aku tak melihat-Mu..

Padamu,Tuhan...

Tuhan..Kemana aku kini berlari nan labuh?...
Sekelilingku penuh dengan kobaran api cinta-Mu,
Yang siap melalap kemana ku menuju.
Tuhan...
Kini sebagian api cinta-Mu memerciki diriku,
Melepuh kulit kesadaranku terbakar,
Tulang belulangku pun terasa tersengat panas.
Tuhan...
Panasnya api cinta-Mu tak terpadamkan,
Demikian kembali menghidupkan kesadaran ini.
Aku menjadi buta dengan diriku sendiri..
Aku menjadi pekak dalam kata-kataku sendiri..
Tuhan...
Hampir terbenam rembulan berganti,
Namun kobaran api cinta-Mu makin membara,
Gelisah hatiku tak temu,
Rindu-rindu tertelan seluruh kesalahanku.
Tuhan...
Menangisku dalam bakaran ini,
Semakin menjadikan diriku tak berdaya.
Tuhan...
Terlelap aku terlalap.

Maafkan...

Maafkan aku...
Bila segala lalu dariku,menyakitimu.
Aku sadar...
Begitu terlalu paginya kita menyulam ini semua,
Hingga persoalan-persoalan acapkali menyakiti hati kita masing-masing.
Namun toh akhirnya kita pun sanggup menghadapi semua itu dengan tabah,
Meskipun banyak beda masih saja menjadi bagian segenap yang kita bina.
Biarlah...
Masih ada air segar dari apa yg kita terima,mengobati segala luka dari luka-luka hati kita ini.
Bagaimanapun juga...
Aku berlapang dada dan santun menerima,
Tak ada peristiwa selamanya bahagia seperti yang kita cita-citakan.
Aku menyayangimu...
Ini sisa dari kebahagiaanku bersamamu,
Mengisi ruang relung hati mengagumimu.
Kau musti tersenyum bahagia...
Kerelaan turut dalam serta jujur mengakui,
Senantiasa cuma itu harapan hati ini.

Konfirmasi berlangganan Newsletter

Silakan konfirmasikan langganan anda dengan cara klik link berikut ini. Cara lainnya adalah, copy dan paste link tersebut ke web browser anda. http://www.beritanet.com/index.php?confirm_mail=Rah451a_cinta.dewa@blogger.com&from=195.189.142.52&at=1242442556

15 Mei 2009

Diary Pagi 98

.."Ah..Haruskah aku bangun kembali dari mula?"...
Tak ada kenyataan seperti ini,
Semakin laparnya aku dalam kejauhan kita,
Semakin dalam terjerembab di persimpangan jasad kita.
Begitu terejam jua harapan ini...
Ke-papa-an kembali ku tanggung dari kehilangan lembut-lembutmu,
Curahan-curahan hatimu,
Serta kebanggaan-kebanggaan ku terhadap dirimu.
.."Haruskah aku mengakhiri segala kasih sayang ini?"..
Bila memang kepergianmu benar jauh...
Sejuta dambaku akan ikut terkubur waktu,
Beribu sesal ku pun menguntit dalam ingatan ini.
Entahlah...
Ku raba hatiku untuk tahu sisa ruang untukmu,
Kedatangan yang mungkin membuatku menerima mu lagi.
.."Trimakasih.."..Kata hati ini dalam ketabahan.
Tak terpejam juga dua bola mata ini,
Begitu nampaknya kerinduanku menghalangi perasaan dalam kepulasan teremban bumi di buai sang bayu.
Jejak itu pun menyentuh prahara hati ini...
Jejak dari berbagai ujud kenangan di sejarahku,
Kembali bangun segala lara yang dulu sebelummu.
Dan terjagalah semuanya...
Lengkap tersusun dalam skripsi hatiku,menjadi bagian haru.
.."Trimakasih.."...
Seiring luka-luka goresan lara,
Sepi-sepi menemani kebasahan kasih sayangmu,
Merajut sunyi dengan hati yang kerap bergumam.

Diary Pagi buta 98

Semuanya menjadi tak peduli...
Meski kokok ayam jantan mengumandang di belahan bumi,
Seperti terjaganya hati dalam kemiskinan untuk membasahi dan meraupkan kebersamaan lalu itu,
Menjadi hidup dalam kehidupan kasih sayangku.
Lalu..Bak layar yang mengembang,
Hidup dengan terjaga bayang-bayangnya tanpa derma.
Laksana dia tersenyum disana...
Penuh rasa bangga dan bahagia bersua dalam rasa damai,
Bercurah rindu dengan kesegaran basahan cinta kasih bak masa lalu,
Saat ia masih tak sejauh seperti sekarang ini.
.."Cinta..!"..Desis lirih yang hanya di rasa hati.
.."Adakah kau juga merasakan seperti yang aku alami kini?"..Sembab hati menguap dalam cemas.
Jauh jiwa menerawang..
Jauh mata hati memandang..
Namun mata ini tak sejauh ketika kau pergi meninggalkan berbagai ke-andai-an dalam perasaan,
Tak sejauh ketika kau menggoreskan penantian di kecemasan hati yang menjalarkan berbagai cita untuk kita lalui dan jalani bersama.
Dan kini aku seperti kembali miskin dalam kejauhan darimu dan ketabahan yang hampir tak bersisa ini...
Miskin dari setiap penerimaanmu padaku dulu,
Miskin dari cita cinta indah bersamamu.

Diary Pagi 98

Begitu duka cita nya hati...
Meski jiwaku dalam ketegaran di segala realita ini,
Namun manalah ada hati yang dapat menahan segala sepi,
Dari setiap keindahan kasih sayang dalam sebuah jalinan?..
Mana lah ada hati yang mampu menyirnakan segala kenyataan yang terlanjur berkenang indah?..
Aku menyadari benar...
Bahwa suatu saat dalam sebuah pertemuan akan selalu mengiringi pula satu perpisahan,
Meski tak terbersit di hati untuk mengakhirinya.
Dan dengan keadaan yang seperti ini,aku tahu...
Terasa sekali kehadiran itu mempunyai arti tersendiri,
Arti kehilangan dari seluruh kasih sayangnya yang mengelus-elus,
Mendidik perasaanku mencari-cari.
.."Ah.."..Sudah tak sabar lagi aku mengharap...
Begitu pulas perasaanku dalam rengkuhan duka,
Begitu tentram dalam memilahi setiap arti sudut pandang di balik kehilangan ini,
Hingga semakin aku terbawa dalam ruangnya mengusik bayang-bayang manis bersama dirinya.
Batas ruang waktu ini terasa begitu sesak...
Menghimpit menit-menit dari jiwaku yang mencoba menembus garis-garis sikap di segala saat dalam kejauhan ini,
Seolah tak sedikipun memberi celah bagi nafas fahamku mewujudkan kebenaran kata hati dan jiwaku ini.

Diary Pagi buta

Ada sekeping cerita duka disini...
Bersama hembus hempasan angin pagi buta,
Yang setia mengiring dalam tiap waktu dan kesempatan ku.
.."Ah.."...Hampir setiap jengkal dari tanah perdikan negeri ini menyaksikan kesababan hati yang di rundung rasa rindu,
Betapa hampir tiada terasa lagi..
Setiap bagian dari lekuk-lekuk tipis sebuah wajah,geraian helai-helai rambut,
Senyum nan indah,nada-nada dari logat lembutnya menghiris potongan kasih yang tak lagi utuh.
Begitu nampak tak ada ujung...
Dimana duka rindu itu menjadi cacahan perih dalam ruang sudut rasa hati,
Seperti mengemisi pada setiap kenangan indah yang pernah terjadi dulu itu,
Untuk kembali di ulas bersama-sama lagi.
Pergantian bulan sudah menanti dalam pucuk-pucuk sepi...
Ada pengharapan yang tak mampu untuk di tepis,
Pengharapan tuk tiada musnah segala jadi yang dulu menjadi satu rinai duri dalam saat-saat kehidupan kelak.

14 Mei 2009

Mendulang Bayangan

Malam temaram dalam bayangan...
Jiwa terdiam dalam haus dan kelaparan
Mencari tegukan buat membasahi kenangan
Mencari sesuap buat mendulang bayangan.
Dada yang sesak semakin dalam sembab...
Hati yang meronta semakin tergilas roda
Putaran hati dalam kenang penuh manja
Dimana api senyuman di mata itu?..
Masih tak kuasa dada menahan...
Hati dalam riang tanpa ruang
Kehadiran pun semakin di tuntut datang
Hanya diam dan meredam yang bisa ku lakukan
Karena kenyataan kan kian meradang.
Karib sayangi kasih bulan malam...
Ku tunggu kehadirannya penuh ketabahan
Dari waktu yang berkumpul dalam hari
Hingga sampai pada tahun nan berganti.
Ruang hati ini masih menerima...
Dengan ramah meski suara terbatah-batah
Meski sumbang mendendang lengang
Meski tak ada ruang dalam hilang.

Cakrawala

Semesta ini menguji benak...
Hilang datang hadir menghilang
Semuanya beralih dalam satu ruang
Terpendam bila datang satu dengan yang lain.
Kekerabatan ini benar-benar bijak...
Dalam takdir ku jalani apa yang semestinya
Karena peristiwanya dalam satu mata
Mata rantai kehilangan dan samar.
Dari pagi sampai siang dari siang sampai malam...
Kurun demi kurun terhitung dari garis manusia
Sebagai pembeda batas waktu dan hari
Yang sebenarnya tak terbatas ruang maupun isi.
Di namai itu semua untuk mengingat...
Dimana ada saat semuanya di ubah
Yang buruk menjadi baik
Dan yang baik semakin baik
Lalu semuanya kembali pada apa yang disebut
Maha dari Segala Kebaikan.

Kembalinya Arti Kehilangan

.."Mungkinkah..?"..Terbatah hati ini menyuarakannya.
Terbayang berbagai manisnya kecapan hati,
Selalu saja mengaliri isi jiwa dan nurani ini meski tak meminta.
Serasa haus dada ini...
Mata ini serasa keluh memandang,
Indah dunia menjadi semakin semu.
.."Ah.."...Janji-janji hanya tinggal serpihan,
Tak ada sepatah kata pun yang lagi ku dengar dari bibirmu.
.."Dimanakah kau?"...Sentuhan desah yang mengalir landai.
Lenyap daku dalam bayang-bayang masa silam...
Serasa semakin lengkap duka rindu penantian ini,
Mengikis keresahan diriku akan kehadiranmu lagi.
Menit-menit berlalu dalam rangkuman waktu,
Hendak ku lawan nestapa ini,namun..
Naif..!...
Pergolakan hati ini sudah semakin menguning lewati hari,
Hati kian terpikat di setiap kehadiran bayang-bayang kenangan.
.."Gelora ini semakin tiada dapat ku tahan"...
.."Adakah lagi waktu bersama mengiring kehadiran kita berbagi tawa?"..
.."Adakah lagi waktu kita saling memilahi duri-duri yang halangi kita menempuh cita dan cinta tuk saling mewujudkannya?"..
.."Adakah kita kembali di pertemukan dalam suatu saat yang lebih baik?"..
.."Ah.."...Kosakata peluh hati merinduimu.
Kenyataan waktu kini tak jua kunjung sirna,
Hilangnya dirimu dari mata ini seolah membuat diriku terbangun,
Benar-benar kini ku rasakan arti kehilangan itu kembali,
Setelah berpuluh resah dan apapun yang mengikutinya,
Hilang dan tumbuh terjang rangkak kembali pulang.

13 Mei 2009

Peluh..

Rinai-rinai hujan menitik...
Begitupun iring-iringan suara hati yang letih,
Mengurung kesababan yang berimpulse.
.."Kemana aku membagi ini semua?"...
Tak ada sesuatu yang dapat aku salahkan,
Segalanya memang terjadi sebagaimana adanya.
.."Biarlah..biarlah.."...
Ini mengering dalam ruangnya,
Bersama waktu dan jalaran akarnya.
.."Meski manis mengemis"...
Sisa rintikkan yang menyatu padu.
.."Biarlah.."...
Sekerlip api dalam temaram,
Seka peluh seka juga duka.
Semakin dingin...
Beku dalam bisu bermenit-menit,
Dengan langkah-langkah penuh sunyi..
Senyap...
Lenyap dalam hilang.

Irama Sunyi

Sebersit kata hati menembang
Sepasang mata pun turut mengembun
Bersama mengalirnya cerita di masa dulu.
Ada suka yang tiada di ceritakan..
Betapa rahasia bahagia itu dirasakan..
Seolah tak ada habisnya dahaga itu menembus rongga dada,
Dada kasih rasa hati.
.."Dimana engkau?"...
Dinding waktu ini memecah
Jarak itu pun jauh membelah
Satu purnama tak jua kunjung sua.
.."Andai kau dengar.."...
Dua wajah runtuh dalam langit-langit
Atma hati meliriskan irama sunyi
Bersatu pun tak ada saat dan waktu.
.."Perbedaan itu.."...
Tertawan keinginan
Laksana jentik-jentik yang menggeliat di air
Ada rasa hati tuk bangkit
Namun apalah daya kekuatan terkungkung
Belum juga bertemu waktu
Dan saat pun menghibur di balik dinding
Aksara itu...Mengasap dan membeku haru.

Tak di rundung Kekal

Ritme-ritme indah mengalun mengusik nurani...
Kisah-kisah pun tiada juga meleleh,
Hati mencari-cari jiwa memilah-milah.
.."Baiklah.."..
Aku turuti sebuah mau yang berkehendak...
Aku hamparkan kesejahteraan pula disana..
Negeriku yang sepi..Negeriku yang sunyi
Syaratkan dalam waktu juga tuk sendiri.
Senja senyap malam pekat..
Mendung merundung bintang melintang..
Maka...
Sertakan aku berbaur menyatu.
Habis kikis merintih-rintih
Rindu mengerang merajuk tuju
Bertemu tak pula jadi mau
Berjumpa pun sama-sama tak restu.
.."Inikah kesalahan?"...
Bukan penyesalan menjadi keharusan
Sadar akan diri tegakkan hati
Meski mau di tampik jauh
Bukan berarti harus mati di rundung kekal..

.."Kemana Mencari"..

Rinduku pun menjelma...
Rupa-rupa kedewasaannya menambah hati tuk sayanginya,meski sayang beribu malang bila namaku di hatinya tak lebih dari sekedar pelipur dan picingan sebelah mata.
Jiwaku menepis segala bentuk pelucutan asa,yang merongrong kembang-kembang manis senyum hati.
Begitupun ketiadaan bintang-bintang di langit sana...
Seakan kelam dan sepi selimuti segenap jawaban.
.."Ah.."..
Ada yang mengganjal di hati ini,ingin ku usir tetapi sulit merubah kedudukannya.
Semakin dalam aku sadari dan semakin dalam aku ketahui,maka semakin aku terpuruk bersama kasihku sendiri.
Dan malam kian mencekam...
Suara-suara jiwa serta hatiku mulai berkurang,
Kelabilan pun melanda,
Namun apakah yang menyakitiku?..
Nuansa masa lalu membawa pertentangan...
Kerlip kelopak mata ini beriring nafas yang tersengal-sengal,
Dan kesepian mewarnai semuanya.Elok paras wajahnya mengepul,
Jelangkan kasih tuk milikinya.
Aku ingin segera adanya...
Tuntut nurani yang tak segan dan tak enggan lagi meminta pada diriku sendiri,meski sebenarnya aku sempat menyesal..
Membohongi hati dengan rayuan dan asa yang tak kunjung adanya,serta terwujud nyata.
Selalu dan slalu ku bujuk diriku,bahwa masih terlalu mentah mimpi-mimpi ini.
Nurani pun semakin merengek-rengek...
Betapa pedih aku mendengarnya,
Pedih bila aku tak mampu memenuhi pinta hingga kian lama rengekan itu menjadi jerit pilu yang mencekam.
Keibaanku pun mengucur tanpa henti...
Hendak kemana aku mencarinya?..
Bujukanku pun habis tercurah,
Berantakan aku merangkul nurani,
Sembab dan iba aku sadari keadaanku sendiri.

11 Mei 2009

A K U

Tidak ajarkan kepadamu untuk membenci,mengumpat ataupun menyakiti orang lain..
Tidak pula ajarkan cara untuk menghakimi dengan hukum mau mu sendiri..
Untuk apa hukum Ku maklumkan agar di tepati,bila hukum itu lebih dulu kau pakai untuk mendasari pendapatmu?..
AKU tidak tergiur indahnya tubuhmu,karna kau karya-Ku sendiri..
AKU tidak mengutamakan derajatmu,kepandaianmu,harta benda mu,kebaikanmu sebagaimana yang kau banggakan.
AKU hanya melihat hatimu...
Dengan begitu AKU tahu mana kebaikan yang ikhlas karena-KU dan mana tindakan yang haq bersandar pada-KU,dengan begitu kau tidak sedikitpun bisa mengelabui pandangan-KU sebagaimana engkau menganggap telah mampu mengelabui orang lain.
SESUNGGUHNYA kamu hanyalah mengelabui dirimu sendiri,menipu dirimu sendiri dengan anggapanmu yang mengira orang lain tak tahu..DIA maha mengetahui apa2 yang di dalam dadamu..

.:: Berhenti lah ::.

.."Berhentilah membicarakan aib orang lain,karna itu sama hal nya membicarakan aibmu sendiri"...
Mengapa begitu?..
Jika mendengarkan cerita aib dan mempercayai nya,pendengarnya adalah si tolol yang mudah dijangkiti penyakit.
Jika si pendengar cerita orang yang memahami cara mendengar,maka si pendengar tidak mudah di pengaruhi apapun bentuk kata pemanis itu agar tidak tergesa-gesa mempercayai tanpa di filter lebih dahulu.
Jika pendengar adalah orang cerdik,maka si pendengar akan menilai terlebih dahulu apa tujuan dan motif si pembuka aib ini.Dan jika si pendengar orang pandai,maka dia pasti tahu untuk tidak mengikuti apapun bentuk isi bumbu2 cerita hingga dia melihat tujuan cerita dan mengantisipasi nya supaya tidak terpengaruh buruk akibat juga agar adalah si pendengar akan meluruskan cara pandang si penebar aib ini.
Tahukah bahwasanya membuka aib adalah seperti makan daging saudaranya sendiri?..itulah Firman-Nya..

10 Mei 2009

.:: Jika Memang Begitu ::.

Tak perlu harus menguak aib hanya untuk mendapatkan pengakuan banyak orang agar di benarkan ataupun diakui.
Tak perlu menciptakan permusuhan hanya karena satu keinginan tak terjembatani dengan baik apalagi menciptakan pemahaman sendiri untuk dibicarakan pada orang lain.
Tak perlu harus menciptakan propaganda agar adalah orang lain memihak sebelah pihak dengan rangkaian cerita yang kau ciptakan untuk membuat percaya,maka bodoh buat mereka yang langsung percaya tanpa bukti nyata dan hanya berdasarkan berita-berita sepihak.
Tak peduli jika begitu adalah orang lain,tetapi jangan membalasnya serupa karena itu adalah sama hal nya kau tak ubahnya dia..

.:: Yang Pernah ::.

Ingatkah kau...
Pernah kau menangis menurutmu karena ku,pernah kau tertawa riang juga karena ku pun terluka karena ku.
Ingatkah kau...
Di bahu ku ini pernah kau sandarkan harapanmu,pernah kau tenggelam dalam dekapku tanpa ku tahu apa arti ketenggelamanmu itu.
Tahu kah kau...
Aku pun pernah merasa begitu sangat membutuhkanmu,butuh dekapan hangatmu juga buaian lembut kasihsayangmu.
Tahu kah kau...
Bahwa masih membutuhkan itu darimu,tak peduli kau kan pergi tinggalkanku ataukah kau tetap menemaniku.
Yang aku tahu...
Aku tak ingin kehilanganmu lagi,aku tak ingin kau pergi,aku tak ingin kita tak bisa lagi saling membagi.
Aku hanya ingin kau takkan pergi,meski kita harus terpisahkan.

.:: Mengetuk Pintu Perhatian-Nya ::.

Aku tak duduk bersila..
Aku juga tak mengangkat dua tangan layaknya umum berdoa..
Pun aku menangis agar terlihat khusyu' dipandangan mata..
Mengusik perhatian-Mu adalah perhatianku...
Aku memang buta,apakah caraku itu benar-benar bisa membuat Engkau terusik tuk memperhatikanku layaknya yang ku mau.
Tetapi itulah cara yang ku dapat dan ku percaya mampu membuat Engkau memperhatikanku seperti harapanku,walaupun ku tahu apalah artiku hingga sedemikian berani nya aku mencari perhatian-Mu..

.:: Cinta Tak Sepadan ::.

Aku tak bicara cinta badan..
Aku juga tak bicara cinta seperti pada dugaan yang kamu fikirkan..
Bicara apa aku?..
Cinta tak sepadan ini adalah sekelumit ketidakpautan cara memahami cinta dalam diri sendiri dengan orang lain.
Cinta tak sepadan ini adalah rasa ketidakpercayaan diri menilai cinta dari status,derajat.
Cinta tak sepadan ini adalah keraguan pemikiran yang mendominasi sebelum menjalani realitanya.

08 Mei 2009

Ada Ujud Cinta disini..

Ada ujud cinta disini...
Di dalam ruang relung hati yang tergoda,
Ketika bentuk senyum merekah
Ketika sunggingan bibir renyah terkecap.

Ada ujud cinta disini...
Kehadiran mimpi-mimpi tuk memiliki,
Ujuda baynag-bayang menjadi asa hati,
Semakin tumbuh bunga-bunga rindu dada ini.
Namun..

Ada Ujud cemas disini...
Takut semuanya tak terbalaskan,
Cemas semuanya menjadi sesal,
Resah dalam bisu dan birunya terpenjara rindu.

Ada ujud cinta disini...
Bentuk bangunan dua hati,
Untuk terpaut menjadi bagian hari-hari.
Maka,Jangan ada benci disana...
Di dalam rasa hati meski terluka,
Kecil dalam ingin..

Satu kisah tentang....

Kapan kau datang...
Rasanya keinginan jiwa ini terbenam di atas tumpukan impian-impian indah,
Ia hanya tergeletak percuma,hampa tanpa udara.

Ku lihat hanya kosong...
Bayang-bayangmu mengelupas dan menguap pada sisi kerapatan hati,
Benang-benang halus yang pernah terasakan masih membentang,
Walau samar walau kau pulang pada kehendak gejolak jiwamu tuk berpisah.

Masih memaafkanmu...
Meskipun rasa hati tak lagi mampu menahan kepedihan,
Tetapi pintu maaf itu terlebar menganga dengan kefahaman dan kasih yang tulus,
Rela lah sudah membiarkan pergi,dirimu..

Pengajaran-Nya...

Bila TuhanTelah mengajarkan sesuatu pada manusia
Dan bila manusia membukanya dengan berusaha baik
Maka lengkaplah hati menjadi tenang lagi sadar..
Di bumi mana dia di tempatkan,
Maka di bumi itulah nikmat menyertai.

Cobaan apapun adalah pengajaran baginya...
Jadilah kehidupannya di penuhi damai dan tentram,
Mungkin jasad di sudut pandangan mata,
Mungkin tingkah menjadi fitnah bagi yang lain.
Namun,apakah hamba yang demikian akan menderita?..

.."Terbuka lah segala jiwa dan hati yang beku"..
.."Terbuka lah di dalam menilai dan menerima"..
.."Tuhan menerima hati yang basah,bersih lagi tenang"..
..."Berbahagialah orang-orang yang sadar"...

Tubuh memang akan hancur sebagaimana hukum alam,
Perkiraan dan pandangan akan sirna seiring zaman,
Namun...
Haq dan kebahagiaan lebih baik di hadapan-Nya,
Yang kan di hamparkan atas jiwa-jiwa yang merdeka,
Yang menghamba dengan sebenar-benarnya Atas-Nya,

.."Demikian pengajaran atas orang-orang yang menggunakan akal"..

Tuhanku...

.."Telah Engkau letakkan pada dua tanganku yang rapuh ini"...
Dua dunia yang saling bertentangan dan saling tarik-menarik,
Keduanya menjanjikan banyak hal;
.."Aku tak menanyakan mengapa Engkau letakkan disitu"...
Meski aku tahu,bahwa terlalu lemah kedua tanganku ini;
.."Untuk mengingkarinya,terlalu naif dan munafik"..
.."Untuk mengutukinya,sangat-sangat ingkar"..
.."Wahai Dzat Yang Maha Adil"...
Adalah tempat kebodohan menanyakan hal ini,
Adalah tempat kerakusan,meminta sesudah di beri.
.."Wahai Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Arif"...
.."Wahai Dzat Yang Melapangkan Segala Dada"...
.."Wahai Dzat Yang Menyatukan Seluruh Hati"...
Jangan Engkau bakar daku dengan Api kemurkaan-Mu..
Jangan Engkau bakar daku dengan Api KasihSayang-Mu..
Atas Segala Yang Engkau Kehendaki,ridho-Mu yang ku tuju.

Pergi mu...

Berdiri tegak mematung di saat senja tiba...
cakrawala yang melembayung mentari kan terbenam lagi
sedang aku masih membeku bersyarat gulana
Memandang gundukan tanah sebuah nisan.
.."Rasanya bagai kemarin a pergi"...
Insiden kecil di jalanan telah merenggut nyawanya
Sementara aku lengah menjaganya disisiku
Pisau belati itu menancap di dada.
.."Seminggu telah berlalu begitu rupa"...
Namun itu tiada menghapus duka dan luka
Sedangkan di jari ini masih melingkar sebuah cincin
Pernikahan itu pun tak pernah terjadi.
.."sayang"...
Entah sampai kapan aku kan begini
Hati seperti masih menanti dan enggan melepasmu pergi
Hati seolah masih merasakan kehadiranmu tenmaniku.
.."Sayang"...
Apalah arti dari segala yang kita nantikan
Bahwa Dia telah mengambil dirimu kembali
Dan itu tak akan dapat ku sesalkan apa-apa.
Maka,sayang...
.."Semoga kehadiran dan kepergianmu dapat ku sadari
Serta ku terima dengan lapang dada"...

07 Mei 2009

.."Kembang kekasih hati"..

Betapapun aku tak ingin kebisuan kita terjadi...
Menghilangkan senyapnya satu bahagia kekerabatan kita,
Berganti ujud utuh ukiran aksara kasih,
Yang kini tak berbentuk dan sepertinya memang begitu.
.."Betulkah ini?"..
Cemas pabila sini sirna segala lalu di hari itu,
Hari yang pertama membangkitkan aksara-aksara bisu,
Tak terajut dalam nyata.
.."Slalu kau tepati janjimu"..Bisik nurani.
Kau pegang utuh keharapanku di hatimu,
Membisu bathin dan bibir menyimpan ikatan kembang rasa kita,
Berlaksa luka kau tempuh jua demi percayaku.
.."Bagaimana hati tiada tergugah?"..Sela hati sendiri.
Kau jaga perasaanku dari alunan mimpi,
Kau gambarkan aku wujud-wujud damai hatimu,
Kau jujurkan semua hingga tiada ku berdaya mengikut kasih tanpa bicara..

.."Satu rasa mendua"..

Kita buka kerinduan kita...
Meski hanya dengan cerita-cerita hayal,
Meski dengan kejujuran tentang duka hati kita berdua.
Pernahkah kau tanyakan dalam hatimu,sampai kapan kekasihan ini kan terkuak?...
Setiap kali berjumpa dan tiap kali terpisah,
Hanya tatap mata mu yang mengucap "selamat jalan" dengan bibir terkatub rapat-rapat.
Masihkah hal ini dilakukan,sementara sama-sama kita tak mau saling melukai?...
Selama ini terasa demikianlah yang seharusnya,
Damai hati kita terobati dengan sekilas jumpa,
Mengumbar tawa canda di atas bahagia kekasih kita,
Slalu kan beginikah?..
Pertemuan kita lewati dalam arung jeram rasa yang mendua,
Mengayuh kebahagiaan atas dahaga rindu nan tersekat orang lain,
Dan kehadiran kita seolah slalu membawa batas-batas.
Luang obat rindu pun terisi kecemasan...
Sama-sama kita membatasi diri agar tiada saling membuat duka,
Merasa bersama meski ada yang lain mengisi kekasihan hati.
Jujur dan terbuka dalam kesamaran rasa hati..
Saling terpaut dan sama saling perasa..
Memberi dalam balutan kasih nan terbagi.

06 Mei 2009

.."Bayang-bayang di ruang malam"..

Kekasih-kesayanganku...
Merebak hanyut dalam keheningan temaram bintang,
Lentera yang padam semakin pengap di ruang malam,
Helai-helai dedaunan handai di denyar angin.
Saat malam semakin lengang...
Bisu jasadku memanggil mengemban usik,
Lolos terbujur tak terbeban,
Alunkan lamat suara di kejauhan tertangkap,
Lahir buah kerinduan seiring datang,
Tanpa tangan bergandeng memuji dan merasakan..
.."Agungnya perasaan ini"...
Hati pun serasa di kelitik manisnya kenangan,
Indah-indah yang teraih menjadi kesayangan,
Dan do'a pun terucap meski hanya di dengar nurani.
Bayanganku semakin mengindahi waktu...
Wujud-wujudnya menjadi harapan tak terusik,
Teringat janji-janji dalam suatu perjalanan meski panjang dan beraral,
Nyatanya di tempuh jua dengan rasa percaya.
Pemberian akhirnya menggoda...
Hidup dalam kehilangan dalam waktu,
Hidup dalam kejauhan yang memisah jasad,
Dan semakin lekat lagi dekat,
Untaian kata hati rapi terajut nurani,
Yaqin meski di guncang prahara perih..

05 Mei 2009

.."Kosakata Cinta"..

Semakin larut malam dalam waktunya...
Semenjak waktu tulis ini menghargai tiap-tiap detik,
Menit-menit yang bergulir menyusul angin yang mendesir,
Di iringi juga embun-embun.
Suara kawan sehamba menjadi teman rasa...
Di tuai telinga menuju rasa dzauq,
Nurani pun menyuarakan lembut-lembutnya,
Sesuai pesan perasaan,tangan pun menggurat;
Kini mulai ku awali...
Menggubah keheningan dalam ruang bisu,
Membiarkan nurani beracak kalimat-kalimat indah,
Perlahan aral pun terbuka..
Ku tenun kosakata merajut sepi dalam ruang malam...
Semakin hari ku cari peristiwa nya,
Rinai-rinai duri kasih ku pilah dari kesenangan-kesenangan,
Ku sembulkan belas kasih hati dari yang tersayang,
Dan kisi-kisi nya pun teteskan airmata nan terdalam.

.."Semoga.."..

Semoga kau mengerti...
Arti tatapan matamu bagiku,
arti sepatah kata mu bagiku.
Kalaupun nanti,segala ini hancur...
Selayaknya itu,ku sadari itu.
Sebagaimana ketika aku pertama mengenalmu,
mengagumi kenyataan-kenyataan yang telah terjadi,
saat-saat bersamamu.
Semoga engkau mengerti...
Harapan ini akan selalu ku kenang,biar bagaimanapun adanya.
Semoga kau tahu...
Ada perasaan yang mengagumimu,bahkan lebih dari sekedar perasaan kagum terhadapmu..

.."Asa membimbang"..

Ku biaskan pengaduanku pada kenyataan...
Terik matahari,hamparan padang ilalang,ku gambar di sela-sela cemas.Burung-burung yang terbang,angin yang mendesir,segalanya ku rangkum menjadi dendangan yang menghiris.
Tega rasanya telah dilakukan...
Sebaris rambutku semburat ke raut wajah,coba ku sirnakan dengan jari-jari menyisir...
Mulai ku gores-gores alami nya alam,impulse-impulse nya mengharum dalam pandangan.Ku gambarkan lautan-lautan dan jurang-jurang terjal,sebagai awal ku mencoba sisipkan sepi di penghantar lengangnya hati.
Bisu...
Bibirku terkatub dalam ruangnya,jiwa pun berkecamuk di alamnya.Tubuh ini seraya terbengkalai bak percuma..Sedu sedannya perasaan di harumi pahitnya impian dan kenyataan yang semakin lama kian riangnya menari di kedukaan ini.
Tiap bergoyang rumput ilalang ku raih...
Berhanyut pendapat dari jiwa ini bergelayut mengikut,seolah aku sendiri dalam ketololan yang memang ku sengaja.
Begitu kehilangan rasanya...
Sembari aku menutup mata untuk semua senyuman yang coba tawarkan segelas madu pengharapan,ku singkirkan tingkah-tingkah yang selama ini mengoda perasaan.
Aku sadari...
Betapa kini aku merasakan kehilangan yang dalam,
meski hanya sekedar pengharapan untuk pertemuan,
meski dia takkan pernah datang dalam penantianku ini.

.."Renjana Hati"..

Bayangan silam yang membekas dalam...
Kenangan tercucur harum mengalun dalam irama tembang,gita pagi merenda di antara rapsody cinta,lalu elegi itupun menghujam dada untuk yang terakhir kalinya.
Dan sirnalah segalanya...
Seketika,tatkala usia senja menutup horison di mataku.
Malam larut tiada kian hening...
Terselip sisip lembar-lembar kasih di hari lalu,yang menguap karena embun peristiwa,memuai bersama desir rasa yang menggugah.
Aku cari kembali serpih-serpih kasih yang hampir hilang dan sirna bersama kurun waktu...
Terlangkah jiwaku mengusik pita-pita lama,susunan cinta kasih nan melembut di hati.
Ku ucap kembali dan ku goreskan jua...
Terbawa hampa sesekali teringat perjalanan silam,duduk manis menimang sebuah bayangan indah,yang melara hati sekaligus tercinta.
Ku benci sayatannya itu...
Kisah-kisah pun terlukis kembali diantara alur peristiwa kasih,lalu di rimbunan resah ku kuapkan desah,coba mengusir lara..satu langkah tuk hindari kepedihannya.
Tulangku yang lelah meminta berhenti,namun langkah-langkah jiwa dan hati tiada kunjung menyadarinya...
Itu mau dari perasaanku yang di guncang renjana,sebuah perjalanan jauh susuri jeram rasa nan terjal dan teramat curam.

04 Mei 2009

…SERIBU SENJA DI HATI…

Aku sandarkan diriku diantara rentetan gemuruh di dada ini…
Menggelegaklah sepi…
Mencoba menidurkan bathinku yang sedari tadi memberontakkan ketidakpercayaan atas semua kenangan-kenangan manis di masa lalu.
Seperti seonggok kayu yang tertancap di tengah samudera lepas…
Tak tertancap tetapi justru terombang-ambing di hempas lalu lalang ombak,
terseret jauh entah kemana dan tak tahu lagi harus bagaimana.
Seribu senja ku…
Hanya nanar mata ini menumpu di sudut bumi nan letih mengemban harap,
nista tak terkira pada hati sendiri,
pada jiwa sendiri dan pada segenap impian indah tentang arti abadinya kebersamaan penuh cinta serta kasih sayang yang tercipta…
Terbaik untuk kita…

03 Mei 2009

.."Bilur-bilur Perih"..

.."Dia akan terbiasa tanpaku..",ku yakinkan itu...
Selama ini terlalu besar hatiku berharap,
terlalu banyak hal yang membuatku terpesona padanya,
hingga mampu percikkan cinta di hati.
Tiap saat ku coba perlahan membuatnya mengerti tanpa harus menciptakan goresan luka di hatinya...
Tetapi lain pula segala jadinya,
tajam duri itu pun menghujam dalam sedemikian dalamnya,
hingga hancur harapan ini tuk ku lumat sendiri.
Karena...
Tiap kali aku mendengar dia berkenang cintanya,
tiap kali dia menguak nama kekasihnya,
tiap itu pula hatiku mengharu biru.
Terlalu santun ia menikam..
Terlalu lembut ia menusuk..
Dengan hanya sebuah tatapan mata..yach..tatapan mata yang selama ini ku kenal penuh kedamaian di hatiku.

.."Bunga di Persimpangan"..

Entah mengapa...
Walau ku tahu ia telah melukai perasaan ini
semakin besar niat untuk lekas membuatnya mengerti.
Apakah selama ini dia sengaja tiada memahami...
Terus benakku kala pernah ku tangkap sesuatu
tentang tatapan mata itu telah ungkapkan kata hati.
Hingga nyatanya...
Aku pun menempuh hari-hari dalam sisi nya,
Kalaupun apa yang kurasakan benar dia kehendaki.
Andai tidak...
Aku harus puas menemaninya,
harus puas merawat luka bekas cubisannya.
Karena ku tahu...
Kejujuranku saat ini hanya kan menyentak hati,
hanya kan meluluhkan perasaan indah ini.
Terimakasih...
Walau benih luka telah kau tabur di hati,
namun kau telah memberi indah di hariku kemarin,
meski sekejap terkecap lalu sirna di perjalanan.

.."Semoga Kau Mengerti"..

Pada pagi yang hampir di genapi sinar mentari...
Kala berkehendak nurani,
menyeruak rerimbunan dahan-dahan kering,
serasa kolokan aku dibuai mipi.
Kebimbangan yang mengharungi..
Kebisuan yang terbeban..
Menyerpih serak di kuliti kenangan.
Kenyataanpun mencoba hadir...
Ada tatap mata yang mengusik,
ada tawa yang menyemai hati ini.
Aku sadar...
Perasaanku kini menemui kelembutannya,
seolah mengingini dia hadir bukan sekedarnya,
melainkan seorang yang memberi arti tersendiri.
Mungkin aku pengecut...
Tak berani mengatakan arti getar dalam perasaan ini,
tak mampu jujur menyatakan yang sesungguhnya,
namun aku kan selalu mencoba membuatnya fahami ini semua.

.."Dalam Semak Cemas"..

Hanya titik gerimis air hujan...
Tatkala aku menemani kerinduannya dalam remang lentera.
Langit kelam coba ku pandang...
Ku seruak dari sela-sela helai daun-daun bambu.
Sekali lagi ku coba...
Ku beri kuasa dia dalam segala yang semestinya,
manakala bathinku di guyur haru atas cinta kasihnya.
Betapa bahagia hati...
Segala yang dulu nanar di mata,kini telah terbasuh kepercayaannya mengasihi.
Hanya bathin yang coba ku tentramkan...
.."Dia tiada akan tinggalkanku.."..yakinku.
.."Tidak seperti masa lalu..",kenangku dalam semak cemas.

.."Di Kisi-Kisi Jendela Hati"..

Berapa kali lagi aku harus berusaha...
Sekali waktu ku nyalakan lilin di ruangan ini,
dan seperti tampak kenangan-kenangan itu tertata dengan bingkai-bingkai lara di kisi-kisi jendela hati.
Dan pada suatu pagi...
Manakala hujan tinggal gerimis
di tengah-tengah titik gulir gerimis itu..
yang pada detik sama juga menitik dari dedaunan,ku seruak jua kelebatannya dengan angan.
Dua bola mataku sudah jauh lebih dulu memaku dan terbentur di dinding rumah,tetapi benakku lepas serta lolos menembus ke dalamnya..
Hingga masuk dan masuklah aku pada peristiwa yang memagutku selama ini,
masuk dalam dimensi masa lalu beserta waktu-waktu yang telah terlewati.
Ah...
Titik air yang menetes dari dedaunan,menyamakan waktu peristiwa yang sulit terlupa.
Beningnya tak mampu kurasakan...
Hanya mampu ku pandang dan ku pandang mengalirnya ke sela-sela nurani.
Sayang sekali...
Bathinku telah luruh di semai peristiwa itu,
hingga ngilu itu pun mencuil basah kegenapan rindu yang ku rasakan.
Entah berapa musim sudah terlalui...
Semuanya tiada terfikir lagi olehku,sebab kenangan itu bergayut mengisi hati nan perih ini.

.."Arti Setia baginya"..

Dia menanggung beban dari waktu ke waktu...
Terpikul di atas pundaknya sebuah cinta,
membebani hatinya dari kerinduan pada yang terkasih.
Dia mengurung diri...
Memecah waktu melawan kehendak nurani,
mencoba mengingkari dan melupakan segala hal.
Namun dia menyadari...
Cinta di hatinya bukan sekedar pelipur dalam lara,
tetapi awal dia mengenal sebuah kepribadian yang abadi,
tentang lagu-lagu indah dalam sebuah novel.
Dia harus memutuskan...
Hatinya pun mengarah pada ketika benaknya menumpu,
dan bibirnya telah mengucapkan kata cinta buat yang terkasih.
Kini pun dia jalani...
Mencintai sang terkasih walau apapun jua adanya,
menerimanya meski dalam sebuah pertikaian bathin.
Sebab dia sadari...
Itulah yang seharusnya dan yang di tuntut nurani,
semestinya..laksana cinta mula yang berpijak di hati.

01 Mei 2009

.."Lukisan Cinta Luka"..

Perasaanmu berasyik-masyuk...
Menikmati keramah-tamahan di saat itu,
Selaku awal kau mengenal di tengah waktu.
Kau rasakan rasa masa itu...
Coba kau reguk sisanya mendulang haus rindu,
Yang mengalir dari urat kegersangan dalam temu.
Kemudian kau pun sadar dan terhenyak...
Sudah berapa lama keindahan itu terpendam,
Begitu terasa tak usang dan berdebul.
Terkenang sapa manisnya..melayah pandang
Kau pun tiada mampu menghindari dan mengingkari,
Bahwa senyuman itu merupakan keabadian kasih hati,
Semenjak datang lalu pergi hilang musnah.
Duka mu seabad dalam kesedihannya...
Waktu-waktu kau penuhi dengan lukisan cinta yang terluka,
Tersimpan erat walau tak kau ingini adanya.
Tetapi...Perasaanmu menantinya dalam lara
Menunggunya meski telah tergores duka,
Karena perasaan telah terlanjur...
Terlanjur jatuh cinta pada dirinya,
Pada kebenciannya dan pada semua yang pernah membuatmu jatuh hati terhadapnya.

.."Kisah Sendiri mu"..

Satu harapanmu dulu merupakan mimpi manismu...
Meski kau belum tahu apakah disana dia pun merasakan,
Kala cinta bercita itu melanda hatimu..
Kau pun sendiri dalam sebuah senyuman...
Bayang angan manismu datang berlaksa,
Seperti telah kau tahu apa yang kan dia katakan.
Namun...
Bayang anganmu itu akhirnya menjadi duka lara mu,
Sangkamu dulu mampu melukai damai cerita hatimu sendiri,
Seolah kau pun hilang di dalam harapan yang bergemuruh itu.
Lalu...
Dalam hari-hari mu slalu kau tanyakan sendiri,
Apa yang membuatnya tak menerima kehadiran dirimu,
Apa yang membuatnya berbuat demikian,
Dan masih banyak lagi ke-apa-an yang terus terngiang.
Tanpa sadar...
Hatimu telah berada di dalam ruang senja,
Tak mampu kau tahan pekat malam yang menutup terang hatimu,
Kau hanya menyerah dalam kelayuan mimpi-mimpi.
Kau tiada peduli...
Senja itu tak selamanya demikian,
Segalanya itu hanyalah waktu agar kau pun merasakan,
Agar kau mengerti...
Bulan pun mampu memberi terang,
Meski tak seterang matahari,namun percayalah...
Waktu itu kan berganti dan bergulir kesana,
Dimana ada matahari pagi dan segala pengikutnya,
Dimana harapan mu secerah impian dan harapan mu itu.

.."Setia berkenang"..

Kau tabur duka hati di senja itu...
Pada dahan-dahan kering tuju matamu kesana,
Kau iringi landai terpaan bayu dengan berjuta kenangan,
Manis kau kecap meski sekedar bayang-bayang.
Hatimu terisak dalam pendaman rindu...
Dadamu yang lapang terasa sesak berbeban,
.."kemana kan ku sandarkan duka ini?"..
Tanya mu merasakan beratnya.
Hati yang berduka itu telah terlanjung sayang,
Meski semua harapanmu tinggal kenangan.
Namun hatimu masih setia berkenang...
Saat pertama kali seluruh indah itu kau rasakan,
Sampai pada segala itu pun berkalang di dadamu..

.."Kisah Dara Jatuh Cinta"..

Rona pipinya mewarna di dada
Surat cinta anak dara ini menyenja tua
Di tendang alas kaki mencoba mengusir
"Sembab naluri karena sebuah kata..
"Apa cinta yang meski harus ku korbankan?"..
Tangan mungilnya memainkan pena
Kertas wangi berbunga itu di raih
Mengungkit kerapatan hati dengan berkenang
Biar memuai perasaan cinta dalam dadanya.
"Inikah cinta ataukah sekedar nuansa?"..
Gemeretak-retak jemari menggenggam
Sedari lima kali ia coba memahami kembali
Wajah yang ayu itu telah bersimbah peluh
Tak terbaca lagi airmatanya yang mengalir perlahan
Gurat wajah terbenam dibalik gerai rambut
Utas-utasnya laksana mengikut dalam serta
Melupakan kecapan bimbang anak dara.
Tokoh dalam hati nya pun mulai meragui...
Bayangan damai koyak di antara kematraan rasa
Atma tinta itupun meluber ruah,
Berakhir di ujung lelahnya mata,
Redup dan hilang dalam niskala..

.."Terhias di Dinding Hati"..

Ku sempurnakan kenangan di hati..Ku tebar manisnya dalam arak-arakan mega,meski biru kini di harap nurani.Tak pernah terbayangkan begini akhirnya...Semenjak sepeninggalnya di antara waktu,saban hari merenung dalam kesalahan yang seolah tak henti menyalahkan diri.Lukisan cinta yang berduri...Tak tega kuasa ku derita diatasnya,bagaimana hilangku adalah senyuman manisnya,tak hirau sedikit pada kekasih ini yang berpendam peluh.Tak dapat ku seka denting-denting melengking ini...Semalam dalam kekalahan rasa yang berduri,sentuhan-sentuhan itu pun memekik.Tulisan mana yang mampu hilang?..Seluruhnya menghias dinding relung nurani,semakin lama di pandang semakin peduli tuk lari.Tak mampu berkata dan bersuara...Buih-buih ini serasa tak mau pergi,entah..sampai kapan,biarlah...Meski cinta luka itu bermukim di rumah tua bathin ini..

.."Kembang Masa Silam"..

Purnama berganti...Lewati sudah dua puluh tujuh kini teralami,kenangan menjadi batu nisan dalam pekuburan.Kemudian sesaat meraup lagi...Kembali terjadi tujuh tahun yang silam,meski terbiar terpaut juga oleh sepi.Kembang masa silam...Sebuah gita mewujud dalam tembang hati,mengingatkan pada sebuah taman,teringat pada gemercik tetes air pun terbujuk kiranya nurani...Sesal yang tertanam kembali berakar,tak tertahan suka duka.Di kelokan jalan persimpangan tak beraral...Tersenyum sendiri berteman angan yang berbayang.Tangan tak mampu meraih..Angan tiada berdaya..Tujuh senggukan di akhir pengharapan,menjadi jerit lengkingan di kesepian malam.Melepuh..Luluh lantak tak tertahankan..Hancur..Punah..dan beringsut di kegelapan kelam.

.."Rindu dari Pisahan Waktu"..

Bening pancaran mata dalam ruang jiwa,benak terbawa aus terbakar,menatap onggokan semu yang merebak.Kasih...Lembut-lembutmu terbagi,menembus keniskalaan dalam penilaian kita,lalu rindu-rindu merupa dari seperangkat bayangan.Teringat...Kaisan jiwa raga kita menempuh rasa bathin,mencoba berdiri dari semak dan onak duri.Belah...Kentara kita dalam kehilangan karena waktu,kelabu nya hari-hari menjadi kesesalan yang percuma.Andai diketahui begini...Waktu akan menjadi demikian berharganya,tak tersisa sesoret saja gurat-gurat wajah,lekukan-lekukan diantara sebuah senyuman yang kini masih tersenyum..yach..tersenyum dan selalu kan tersenyum padaku,sebagaimana ketika terucap kata.."Aku Mencintaimu Selalu..Merinduimu dari bagian terpisah waktu"..

.:: Pertalian Hati ::.

Terlentang tubuhku di ruang itu...Dinding-dinding bata tua ini tetap saja kokoh,meskipun kenangan di dalamnya telah tercerai-berai.Hembus-hembus angin tetap saja tak berubah...Dinding kamar itu menghadangnya dan menghampa,hingga semakin riangnya nyamuk-nyamuk itu nyaman mendiami.Sesekali terdengar dengung sayapnya di telinga,mengusik hayal kenangku menelusuri aral waktu.Lonjakan gereget perasaan tiada mampu ku bendung...Dinding-dinding itu tak mampu menyirnakan masa itu pula,saat dimana aku temui bahagia dalam cengkrama,saat dimana cengkrama itu berbuah rasa kasih indah.Tak dapat ku seka peristiwa malam itu...Bayang-bayang seraut wajah yang bisu telah membeku,haru perasaan mengenang dalam kasih sayang hati sendiri.Hingga hampir seluruh waktu sesudahnya...Kerinduan hanya terobati dalam bayang-bayang,mengenang kecapan hati yang masih tersisa.Begitu ada aral...Tak dapat tertepis cerita itu begitu saja,jadikan perasaan tuk selalu mencoba mengerti,mencoba belajar memahami diriku sendiri..Dalam sebuah kaisan hati yang dilanda kerinduan,yang masih tersisa dan terpendam di perasaan.Sampai akhirnya nanti,Do'a ku..."Tiada duka di antara pertalian hati ini lagi"..

.:: Sepenggal Masa Lalu ::.

Di atas gundukan bebatuan..Di kala senja telah lewati horison..Tiga tahun silam...Niskala itu datang seiring sebuah sapaan,senyuman yang pernah terharap itu terumbar lepas,sebagaimana ketika dulu...Saat perasaan dalam bayang-bayang tentangnya,saat keakraban tumbuh dari sekedar biasa,namun masihkah dia merasakan hal yang serupa?..Di sentuhnya waktu-waktu tuk meraba hatiku,coba di rengkuh nurani ini ikut meraba pula.Tetapi...Benarkah ia rela menerima perubahan ini?..Sesungguhnya telah lama segala itu berakhir,mengapa harus kembali?..Jika bagimu yang terbaik tuk kembali,jika bagimu itu bukanlah nuansa hati.Kembalilah..Kembali..Membangun damai hati dan lupakanlah..Sisa luka yang kau tabur,terkubur di dalam pilar-pilar yang kan berdiri.Usah merasa bersalah...Karena bagiku semua sisa itu tiada guna,biarlah hanya seumur di masanya...

.."Aku dan Cinta"..

Sudah kepalang tanggung aku dalam cinta,semenjak aku di buai cinta dan terdekap di jelaga titiannya..Aku kehilangan kedamaian mencinta...Ketika keinginanku terhempas dan ketika sendirian ku cintai cinta tanpa sambutnya,aku pun terluka..Sudah kepalang tanggung aku di dera siksa,meski siksa ini tak seindah siksa jatuh cinta..Tetapi siksa ini pun akhirnya menjadi keasyikan melarut di cinta,fahami mencinta,fahami dicinta dan berlaku sadar untuk saling menyatukan cinta.

.."Perihal Cinta"..

Manzilahnya cinta bukan di jiwa,meskipun jiwa dipenuhi pengetahuan tentang cinta..Manzilahnya cinta bukan pada tata krama,karna cinta mengajarkan tata krama nya sendiri..Manzilahnya cinta bukan difahami dengan teori-teori ilmu pengetahuan ataupun pengalaman,karna keagungan cinta mampu menembus batas realita pun mengucurkan rahasia nya sesuai kemampuan tiap hati itu sendiri..Jikalau pun pernah teori-teori pengetahuan ataupun pengalaman suatu waktu sama tatkala di prediksikan,bukan berarti lajur jalan cinta seperti yang di persangkakan..Sebab Cinta adalah satu dari sekian puncak rahasia-Nya ter MAHA nya,maka berhenti lah menciptakan persangkaan buruk seolah cinta adalah permainan dadu ataupun rekayasa pengetahuan belaka.

Archives