19 Juni 2010

Berusaha lah...

Jika memang baik tujuan,teruslah berusaha...
Bukan hanya dengan membayangkan saja atau terus berandai-andai,
Tak peduli seberapa sulit pemikiranmu sendiri dipenuhi kegagalan,
Berusahalah tanpa melampaui batas-batas kemampuanmu sendiri.

Berusaha lah...
Jangan melihat kegagalan selalu sebagai akhir harapan,
Meski mungkin kegagalan bisa menjadi pengingat bahwa tujuan kita bukan hak kita,
Tetapi bukan berarti tidak bisa tuk di coba kembali untuk menemukan kebenarannya.

Di dunia ini memang ada beberapa hal keinginan yang bukan hak kita...
Sebagai kacamata diri itu semua agar saling melengkapi,
Memaksakan diri hanya akan beroleh kesakitan dan penyesalan,
Maka hendaklah tetap mengukur kemampuan diri sendiri.

Tak perlu malu mengakui BELUM ADA KEMAMPUAN jika tidak bisa menjawab...
Lebih baik lah menjawab bila memang itu pengalaman,kenyataan dan bukan rekayasa,
Daripada harus menunjukkan jalan yang kita tidak pernah melaluinya,
Apalagi jika jalan itu sekedar imajinasi pemikiran tak kuat dasarnya.

Memang terkadang pemikiran orang lain bisa memberi solusi...
Tetapi jangan butakan diri dengan hanya mengikuti tanpa menela'ahnya kembali,
Sebab boleh jadi solusi itu baik selama masih dalam pemikiran..
Boleh jadi juga baik jika di terapkan pada pribadi yang lain,
Dan boleh jadi juga justru itu tidak pada tempatnya atas dirimu sendiri.

Tingginya pemikiran kebanyakan orang lebih banyak berangkat dari pengetahuan..
Maka carilah tingginya pemikiran yang juga berangkat dari tingginya kemulyaan hati,
Sebab terkadang kenyataan terjadi tidak bisa dijangkau oleh pemikiran,
Tetapi keyaqinan hati menjadi sumber kesadaran untuk rela dan mensyukuri kenyataan.

Bukankah tidak semua yang ada difikiran kita dijalani dan menghasilkan seperti keinginan kita?..
Bukankah dalam kehidupan ada hukum alam dan kehendak-Nya?..
Semoga Berkat dan Rohmat-Nya senantiasa tercurah atas kita semua..

Jika Tak Cinta dia...

Jangan beri dia harapan dengan lebih dari kebaikan2 dari sekedarnya...
Jangan terlalu menciptakan peluang yang bisa membuatnya salah memahami,
Jangan permainkan hatinya hanya karna kau suka cara nya mencintaimu,
Dan jangan yaqinkan dia bahwa kau mencintainya sementara hatimu berpaling.

Jika tak cinta dia...
Tak seharusnya harus membenci atau menyisihkannya,
Tak seharusnya kau murka karena perasaan cinta itu adalah kehendak-Nya,
Dan tak seharusnya kau merusak hubungan baik hanya karna kejujurannya.

Jika tak cinta dia...
Hormatilah dan jaga perasaan agar tak melukainya,
Sebisa mungkin tetap baik tanpa harus dengan sengaja ataupun angkuh mengacuhkannya,
Meski tetap kan kecewa tapi biar waktu dan itu jadi satu hal yg mendewasakannya.

Jika tak cinta dia...
Bukan berarti kelak tidak mungkin dirimu tak mencintainya,
Bahkan bisa jadi mungkin itu akan menguji seberapa baik kau menyikapi dan menghormati anugrah-Nya,
Sebab cinta bukan ditujukan untuk mencerai-beraikan hati-hati manusia,
Tetapi mengumpulkannya dalam ketentraman.

Jika tak cinta dia...
Berlindunglah pada-Nya,
Berbuat baik lah,
Semoga Berkah dan Rohmat-Nya senantiasa tercurah untuk kita semua..
Amien..

Sesuatu Tentang CINTA

Malam kian meninggi pun pekat menyelubungi...
Hendak ku sulam berjuta rasa membongkah menjadi rajutan tak sepi,
Apalah daya sepi tetap menggaungkan sunyi.

Aku tak berdiri menatap langit kelam...
Tenggelamkan sisi bathinku mengemasi setiap rasa yang bergolak malam ini,
Aku rindu pada percikan damai yang pernah kau semaikan,
Pada perdu-perdu aku pun goyah menyedihkan.

Kemana dirimu yang pernah melaburiku dengan rasa nyaman...
Harus ku titi kembali diantara semak-semak cemas rasa bathin menggumam,
Menyisir amarah dan kesedihan yang melonjak-lonjak.

Hatiku membutuhkan kelembutanmu...
Bukan sisa kasihsayang yang terlumuri oleh pemikiran,
Kita saling mengasihi dan menyayangi,
Bukan mengadu argumen untuk saling memenangi.

Sesuatu tentang...

Langit mendung membuncah...
Ku kabarkan pada perasaan dan fikiran yang terus digelayuti kemiskinan rasa percaya diri,
Tentang cinta dan rasa cinta..tentang materi dan materi penyerta nya.

Kau mencintainya?...
Cukupkah perasaan mencintaimu itu hanya dengan rasa dan gerak tingkah tanpa harta benda?..
Cukupkah kau bilang sayang dan dia tak memerlukan harta benda untuk menyambungnya?..
Cukupkah hanya kau temui,kau telp dan sms saja?..

Cinta mu kepadanya tetap memerlukan harta benda...
Bukan karena materialistis tetapi realistislah akan realita keberadaan kalian sendiri,
Bukankah kalian butuh makan dan minum dan itu memerlukan harta benda tuk memenuhinya?..

Kata-kata puitis mungkin bisa menggetarkan hatinya..
Kehadiran mungkin bisa sedikit mengobati kerinduan kalian berdua,
Tetapi cukupkah hubungan saling cinta di kehidupan ini tanpa harta benda?..

Apa kelak kehidupan cinta kalian hanya dibina dengan kata-kata?..
Apa kelak hubungan cinta kalian hanya cukup sekedar pacaran?..
Apa cuma sebegitukah hubungan cinta yang kalian jalani untuk kedepannya?..

Pacaran sekarang butuh hp buat sms atau telp...
Kalau kalian bisa membaca tulisan ini tentu saja kalian punya hp,setidaknya pemakai jasa internet,
Kalian perlu pulsa buat sms atau telp walau hanya sekedar menanyakan kabar,
Bagaimana rasanya tanpa hp atau koneksi untuk menghubunginya?..

Bukankah sekarang masa pacaran saja kalian sudah butuh harta benda apalagi untuk ke jenjang selanjutnya?..
Terlalukah kita mengedepankan kata cinta jika tak sepadan dengan realita?..
Buat mencukupi diri saja sudah keteteran,bagaimana nantinya bila tanpa persiapan?..

Memang rizki ada yang mengatur tapi setidaknya persiapkanlah dirimu sendiri...
Cinta ke jenjang selanjutnya bukan hanya kata-kata tapi tanggungjawabmu bagaimana..
Sejauh hubungan masa pacaran sejauh itu realita nya memenuhi diri sendiri,bukan berdua khan..
Coba saja fikirkan baik-baik..

Kesibukan ketika sendiri dan ketika kesibukan saat sudah mempunyai tanggungjawab sebagai suami-istri..
Apakah kalian sudah cukup puas menjalin cinta hanya sekedar pacaran saja?..
Bagaimana tanggapan para wanita jika cuma jadi pacar saja tanpa keseriusan tuk menikah?..
Bagaimana sakitnya perasaan jika kesemua itu cuma omong kosong berdalih cinta hanya untuk mengelabui dan memuaskan keinginan sendiri lantas ditinggalkan begitu saja untuk mencari lagi yang bisa diajak bersenang-senang?..
Apakah kalian tidak memikirkan hari tua kalian?..
Apakah kalian akan tetap abadi menjadi muda dan tak pernah menjadi tua?..
Ketampanan..
Kecantikan..
Semua itu akan mengeriput...
Kebanggaan kalian pun akan diabaikan seiring waktu,
Akan jua kita tergantikan oleh yang muda-muda,
Maka kesombongan dan keangkuhanmu akan menyesalkan dirimu sendiri,
Tak selamanya kau tetap cantik atau tampan..
Tak selamanya kau bisa hidup tanpa mengalami kematian...

Fikirkan baik-baik..
Persiapkanlah atas dirimu sendiri dengan melihat dirimu sendiri,
Karna itu jauh lebih memejamkan pemahaman dirimu sendiri untuk lebih memperbaiki,
Buat apa mencari kesalahan jika hanya tak mampu membangun diri sendiri jadi lebih baik bukan?!!..

Sesuatu tentang CintA...

Ketika Dia menganugrahkan dia(cinta)atas tiap diri,gelisahlah dia(hati)...
Tak ada satupun pengetahuan yang bisa memahaminya(cinta),
Dia(cinta)mengaliri setiap inci kesadaran hingga tiada tersadar telah mabuk atasnya.

Pemahaman awal atas cinta adalah kegelisahan...
Awal dimana pemikiran menjadi buta dan bimbang,
Merasuk kedalam hati dan melemahkan setiap kekuatan yang dimiliki,
Cinta itu telah menghapus semua pengetahuan apapun.

Tetapi dia(cinta)...
Memulihkan kembali pengetahuan dan rasa ingin tahu semakin menjadi-jadi,
Mengoyak pemikiran menjadi berlaksa-laksa tanya jawab yang tak pasti,
Tubuh bak di berangus oleh alirannya,
Kekuatan yang lunglai kembali penuh daya.

Dia(CintA)...
Mengajarkan tata krama mencintai
Mengajarkan adab mengasihi dan memberi,
Mengajarkan tata cara tuk saling menghormati.

Dia(CintA)...
Membuka hijab pemikiran menjadi lebih terang memahami,
Membuka selubung ketidaktahuan menjadi acuan tuk belajar lebih berpengetahuan tentangnya(cinta),
Menjadikan hulu dari semua titik yang menjadi pusat perhatiannya sendiri.

Dia(CintA)di hati...
Menyapu bersih setiap cela menjadi sempurna,
Membentuk pemahaman sempurna menuju pemahaman abadi,
Itulah pandangan si FANA yang merasa menjadi ABADI.

Dia(CintA)di pandangan fikiran...
Menciptakan faham toleransi yang tinggi dan membentuknya menjadi Sang pemaaf,
Menciptakan badai kebimbangan dan membentuknya menjadi Sang ego lebih egois,
Mampu mematahkan asa diri atau membangunkan istana terindah atas diri sendiri.

Dia(pencinta)dihadapkan dua pilihan...
Cinta tetap cinta di hati dan terus berada di hati pun mematrikannya agar tetap abadi,
Ataukah cinta tetap cinta atas jiwa dalam pandangan jiwa yang memenuhinya dengan materi nikmat badani?..

Dia(pecinta yang mabuk dalam cinta)...
Diri dan cinta adalah cinta itu sendiri,
Fana dan abadi adalah jawaban rasa tertinggi dari kerelaan menjalani ,
Mana lah cinta jikalau diri sendiri adalah manifestasi cinta itu sendiri?..

Dia(pecinta yang mencari kenikmatan duniawi)...
Baginya cinta adalah mutlaknya memiliki dan memuaskan keinginan,
Selain daripada itu adalah kebencian dan kesenangan yang takkan pernah terpuaskan,
Mudah tergantikan dan mudah dihancurkan.

Masih Muda(tentang CINTA): Dari Wanita itu..

Ia punya hati yang tak mudah jatuh cinta...
Yang tak mudah tergetar oleh kharisma wajah dan kedudukan,
Yang tak mudah goyah oleh pergaulan yang mengatasnamakan mode gaul,
Yang tak mudah terbius oleh ajakan kesenangan sejenak.

Ia tetap menjaga kodrat dan kehormatannya...
Tak tergesa-gesa dan memaksakan kehendaknya tanpa melihat kemampuan,
Tak hanya melihat dengan perasaan tapi juga realita dan penjagaan diri,
Menjaga prilaku tidak harus meniadakan tata krama.

Tak harus tampil lebay untuk di hargai dan dipuji...
Tak harus tampil modis agar terlihat cantik demi mendapatkan pujian lelaki,
Tak harus memaksakan diri memiliki sesuatu hanya karena tak ingin dibilang norak,
Lebih norak lagi jika semua itu dilakukan tanpa mengukur kemampuan diri sendiri.

Apa yang kau cari,wanita...
Menjadi wanita sperti dalam tatanan agama,itu jauh lebih terhormat dunia akhiratmu..
Tetapi jika kau menjadi wanita hanya demi memperjuangkan glamournya duniamu kini,
Maka jangan pernah menyesal dan meratapi kenyataan hidupmu nantinya.

Jika usia mu sekarang 18 tahun..19 tahun..20 tahun dan seterusnya..
Kau fahami masih muda dan kau dalihkan sebagai kebebasan berapa saja,
Maka bisa difahami juga kau hanya akan kerap meratap,merutuk dan mencela,
Terkesan selalu hanya keinginanmu yg paling utama dan wajib terlaksana.
Tetapi,Apakah demikian realitanya?..

Kau tetap saja meratap,merutuk dan mencela...
Menyalahkan keadaan,menyalahkan orang lain dan menyalahkan kenyataan,
Seolah kehidupan seharusnya berjalan sebagaimana yang kau rencanakan..

Kau masih muda...
Belajarnya memahami hatimu..jiwamu dan dirimu sendiri..
Belajarlah memahami arti hidupmu,kehidupanmu dan imanmu sendiri..
Karena kehidupan ini bukan hanya soal mode gaul dan lebay mu..
Bukan hanya soal makan dan minum juga kesenangan-kesenanganmu,
Tetapi juga sebrapa kuatnya dirimu menjalani realita kehidupan...

Jangan hanya pandai menangis jika sudah tak tercapai...
Jangan hanya pandai menangis jika kecewa karena sikapmu sendiri,
Jangan hanya pandai menangis dan menyalahkan orang lain..

Jadilah cahaya bukan hanya ketika kau sendirian..
Tetap bercahaya meski kau tak lagi sendiri,
Dan jangan hanya mencahayai dirimu sendiri tapi juga atas orang lain,
Sebab cahaya mu bisa hilang tanpa cahaya yang lain.

Jadilah bunga yang tetap menjadi bunga..
Jika kau melati putih tetaplah menjadi melati putih,
Tetap wangi dan tak berubah esensi oleh keadaan apapun,
Karena hanya dengan begitu kau akan bisa melihat dirimu yang lebih baik.

Jangan jadi bunga yang terbuat dari karet dengan besutan warna-warni...
Yang mudah lentuk dan luntur serta tak wangi lagi,
Jangan hanya jadi bunga yang merasa bisa tetap hidup hanya karena bangga dengan dirinya sendiri,
Sebab indahnya bunga pun karena ragam bunga yang lain,
Dan yang tak bisa dipungkiri adalah karena ia bisa melihat Tuhannya dalam dirinya sendiri..

Terakhir dan Berakhir Bersamamu..

Malam itu...
Tidak terbesit satupun niat di hati kita untuk saling meninggalkan,
Bahkan tak terbayangkan sama sekali jika itu kan benar-benar terjadi,
Tetapi sanggupkah kita menghalangi kenyataan bila memang itu harus dijalani?..

Kita pun berjalan beriringan sambil bergandengan tangan...
Melewati jalanan perkampungan menuju jalan setapak disebuah persawahan,
Malam memang belum begitu larut karena baru saja senja menghilang di kaki langit,
Kita pun menyusuri titian berilalang searah lembayung merunduk-runduk.

Desa kecil itu menjadi saksi membisu...
Tiap denyaran angin seperti menyimpan desak nafasmu di hari itu,
Kibasan larung ragam rerumputan seolah menyisakan serpih-serpih tentangmu dulu,
Aku benar-benar rindu padamu dan tak berdaya kali ini.

Bagaimana bisa aku meninggalkanmu disaat hatiku dirasuki cinta terhadapmu?..
Bagaimana bisa aku dituduh mengecewakanmu,sementara kau merasa nyaman bersamaku?..
Bagaimana bisa aku dituduh mengkhianatimu,sementara aku tak pernah membohongi rasa ku padamu?..
Bagaimana bisa mereka menuduhku berpaling darimu,hingga kau pun akhirnya yang pergi?..

Aku tahu dan sadar benar kau percaya padaku...
Sempat kau katakan dan menitikkan airmata di pelukku,hanya karena kau tak bisa melihatku kecewa oleh perlakuan mereka itu..
Dan aku pun sempat menitikkan airmata mendengar pengakuanmu..
Sungguh...Seketika dalam hatiku berkata dan tak sempat ku ceritakan padamu..
.."Tuhan...Aku bahagia telah kau pertemukan aku dengan gadis ini..
.."Aku bahagia sebab Engkau telah memepertemukan aku pada bukti,bahwa diantara sekian banyak wanita yang pernah membuatku kecewa,masih ada wanita yang bisa menerimaku dan mencintaiku tanpa pernah peduli seburuk apa aku di mata mereka semua..
.."Tuhan..Aku bersyukur kepadamu telah Engkau beri aku kesempatan bisa bertemu dengan wanita pilihan-Mu,meski ku tak tahu sampai kapan dia menjadi cahaya untukku.Aku sadar,Engkau pasti kan memisahkan aku dengannya bukan..
.."Tuhan..Terimakasih...Te
lah memberiku waktu bisa bersamanya dan memilikinya saat ini,Aku berharap kelak dia tahu,Tuhan...yach..kelak dia harus tahu bahwa kekasihnya ini adalah orang yang sangat mencintainya,meskipun kelak mungkin dia yang pergi meninggalkanku untuk yang terbaik dalam hidupnya dan demi dirinya sendiri"...

Aku terhenyak tiba-tiba...
Tipis menetes di sudut mata ini cair meleleh,
Bilur hatiku seperti meletupkan kenangan yang takkan pernah terhapuskan dalam hidupku,
Cintaku dan cintanya di masa itu telah menjadikan mahkota abadi dalam jiwaku,
Sudah berpuluh tahun ku lewati toh tetap saja kenangan itu membuncah hingga detik ini.

Kini ku lintasi jalanan itu kembali...
Seperti telah kutemukan sisa-sisa dari sobekan gurat wajahmu dan setiap sentuhan diantara kita,
Tawamu..candamu..manjamu..pelukmu..Aku musti menahan sembab sesak di dada ini,
Tidak ada aksara yang terpahat tentang kita di malam itu,
Tetapi Dia...hatiku dan hatimu merasakan jua.

Bagaimana kini wartamu...
Tiada lagi ku dengar kau kemana dan dimana,
Semenjak terakhir kali kita bertemu dan berpisah,
Semenjak ku tahu jalan pilihan terbaik orang tua mu dan yang lebih baik untukmu,
Maka semenjak itulah ku memaksamu pergi.

Ketahuilah olehmu,kekasihku...
Sampai detik ini dari bertahun-tahun lamanya kusimpankan untukmu,
Tiada sedikitpun benci dan mempersalahkanmu karenanya,
Aku memang harus melakukannya,
Maafkan aku..

Bagiku saat itu...
Tidak ada jalan lain bagiku bisa membuatmu bahagia,
Apalagi dengan keadaan dan begitu muda nya kita tuk jalani kehidupan yg lebih dewasa,
Bagaimana aku bisa kelak menjadi seseorang yang bisa membuatmu bahagia,
Jika aku masih terlalu muda menjalani kenyataan hidup?..

AKu tahu,kekasih..,
Meski kita saling mencintai dan tak ingin berpisah,
Tetapi jika seperti ini terus apakah kehidupan kita hanya akan kita hidupi dengan rasa kita?..
Sedangkan kita masih punya keluarga,orangtua yg kelak musti kita rawat dan menjaganya?..
Apakah cinta kita bisa melebur dan menebus dosa kita dari orangtua karena kita kecewakan mereka?..
Apakah kita bisa menjamin bahwa pilihan mencintai kita adalah pilihan terbaik dalam hidup dan kehidupan kita sampai masa nanti?..
Apakah Rasa cinta kita ini bisa menjamin bahwa kelak kita tak berpisah?..
Entah 10tahun.20tahun.30tahun ke depan..
Mungkin bahkan kita bisa saling tidak mengenali lagi..

Tetapi,kekasih...
Aku bangga padamu hingga detik ini,
Bahwa bersamamu aku jadi mengenal dirimu,
Jauh ku kenali dirimu lebih dari yang pernah ku dengar tentangmu dan tentang wanita-wanita yang pernah membuatku terluka.

Aku tak malu menangis di depanmu...
Sebab dirimu pula lah yang membuat airmata ini tak lagi mudah menetes,
Tetap bisa tersenyum meski kau tinggalkan saat itu.

Skripsi Hati Sepi

Di sisi sebuah sungai aku pernah berteriak lantang...
Berharap bisa meredam gejolak amarahku pada kenyataan,
Pernah juga menghabiskan malam dengan berpekur sendirian,
Mencoba mengusir kerapuhan dari hati atas kelukaan pemahamanku sendiri.

Aku suka merajuk pada hatiku sendiri...
Membagi segenap penat dan kesedihan tanpa harus membuat keributan,
Walau dengan sadar dan mungkin tak semua orang menyadarinya,
Betapa sikap seperti itu tetap kan membuat kecewa di hatiku sendiri.

Pernahkah kau tanya dirimu sendiri tentang ini...
Bahwasanya mengitari hati sendiri kan tetap melukai sebagian sisi hati kita sendiri?..

Kini ku bahasakan rasa hatiku dengan kalimat-kalimat ini...
Tak kurutuk setiap pemikiran berbeda dari yang beda atas yang terjadi,
Yang pasti aku tak ingin banyak mengeluh ataupun menyanggah realita,
Tak ingn terlalu banyak membenarkan pemikiranku sendiri.

Pernahkah kau tanya dirimu sendiri tentang ini...
Berapa menit kita bisa menerima ridlo yang terjadi dari yang kita harapkan dengan keluh-kesah kita?..

Aku suka menyembunyikan hatiku sendiri...
Berharap bisa menciptakan kenyamanan menjalani realita fikir dan rasa bathin,
Bisa menjadi cahaya diri sendiri,mencahayai orang lain dan orang lain pun begitu,
Apakah aku tak merasakan kecewa karena menempuhnya?..

Pernahkah kau tanyakan pada dirimu sendiri tentang ini...
Bahwa di dunia ini seindah apapun pandangan terhadapnya kan binasa juga?..

Kita bisa dekat..
Kita bisa jauh..
Kita kan saling mendekat..
Kita kan saling menjauh..
Meskipun bukan kemauan dari kita sendiri.

Yang cinta bisa tetap saling mencinta atau hanya satu dari keduanya yang tetap cinta..
Yang benci bisa terus membenci atau menciptakan kebencian pada yang lain,
Atau mungkin bisa menjadi sangat2 benci hingga mata tertutup untuk memaafkan..

Yang rindu semakin tertawan oleh keinginan membuta...
Bukan lagi hanya sekedar bertemu dan bercengkrama.
Yang rindu bisa menggeliat rapuh dalam kebimbangan menunggu,
Atau kan hilang dalam kesedihan membayang rundung.

Archives